7

11.3K 1.3K 129
                                    

"Jimin-ah, untung kau tidak terlambat membawanya. Dia hampir saja kehilangan nyawa." ujar namja ber jas putih di depannya. Jimin menghela nafas lega dan menatap wajah Yoongi yang pucat.

"Kapan dia akan sadar,,?" tanya Jimin.

"Um, mungkin sebentar lagi. Iya juga, siapa namja ini,,? Temanmu,,?"

"Ani, kekasihku."

Dokter itu nampak terkejut mendengar jawaban yang terlontar sedangkan Jimin nampak santai saja.

"K-kekasih,,? Sejak kapan kau jadi gay!?"

"Sejak aku melihatnya melayani orang lain."

Lagi dan lagi jawaban dari Jimin membuat dokter itu kaget. Jimin mengambil ponselnya dan menelfon Taehyung.

"Tae, aku punya tugas untukmu."

"Sialan, memangnya aku pembantu mu,,!?"

"Aish, lakukan saja. Kau ingat Namjoon kan,,? Cari info yang lebih tentang namja itu. Palli, aku tunggu 3 jam lagi."

"Y-yak! Dasar bant---"

Jimin menutup telefonnya selagi Taehyung belum selesai dengan ucapannya. Jimin kemudian menatap dokter pribadi-nya yang sedang terdiam.

"Hyung, kenapa kau tegang sekali,,?"

"Eoh,,?"

"Pabo, hyung kan bisa tidak bilang ini ke ahjumma itu."

"Yak, Park Jimin! Ahjumma,,? Dia eomma mu,,!"

"Ya ya, terserah kau saja Hanbin hyung."

Hanbin mendengus kesal, "Tapi kenapa kau ingin tahu tentang Namjoon,,?"

"Bukan urusanmu hyung."

"Cih, dasar. Aku dan Namjoon berteman. Mungkin aku bisa membantumu."

Jimin terdiam sebentar. Ia berfikir apa tidak apa-apa menelusuri masa kelam namja yang sedang tertidur di depannya ini.

"Hyung, kalau kau ingin membantu ku kau haru berjanji akan menutup mulut."

"Ok!"

~ ~ ~ ~

Hoseok memijit pelipisnya melihat beberapa laporan yang masuk dari pelanggan setianya dua hari ini. Bagaimana tidak, hampir semuanya mencari keberadaan Yoongi.

Banyak yang menyayangkan namja itu berhenti dari pekerjaan laknat ini.

"Hahh, untung saja Jimin sudah mengklaim Yoongi miliknya. Aku tidak bisa membayangkan Yoongi hyung bekerja di tempat seperti ini lagi." gumamnya.

Hoseok masih memiliki hati dan terkadang memilih setiap orang yang mau bekerja seperti ini.

Hanya ada dua poin yang penting,

1. Pekerjaan ini cocok dengan dirinya sendiri yang jalang/brengsek

2. Mempunyai ekonomi yang buruk

Hoseok mengingat dengan jelas Yoongi berada di poin kedua itu. Dan mau tidak mau hoseok dulu menerimanya sebagai pekerja.

Cklek~

Tiba-tiba, saja seorang pria paruh bayah masuk ke kantornya.

"Ah mianhae sudah lancang masuk."

Hoseok hanya terdiam, "Aigo, jangan bilang dia juga ingin menyewa,,?"

"Anak muda, apa kau pemilik studio ini,,?" ujar pria itu.

"N-ne,,"

"Ah pasti kau berfikir aku akan menyewa atau semacamnya, eyy yang benar saja umurku sudah hampir masuk 60." ujar pria itu yang membuat Hoseok tertawa lega.

Master Jim ? [END]Where stories live. Discover now