Don't Say Good Bye (chapter 21)

4.8K 488 165
                                    

"Tidak ada kata terlambat dik, tidak ada... karena apa? percayalah, hyung akan disini bersamamu... percayalah, bisakah kau mempercayaiku Kookie? Seperti aku mempercayaimu.dan... bisakah kau menunggu? Hahaha sepertinya sulit untukmu. Tapi kuharap kau tidak lelah menunggu. Karena Hyung pernah merasakan yang namanya penantian, dan lihatlah... penantian hyung berbuah manis. Meski terkadang waktu yang menentukan sampai mana kenangan manis ini akan berhenti. Kookie jangan menangis, kau sangat jelek jika menangis, percayalah masih banyak orang yang menyayangimu. Ya... menyayangi namja manis dan baik sepertimu, kau adikku. Kim Jungkook..."

-Kim Taehyung-

..........................

(Author **** POV)

2017, Seoul....

Salju turun dengan perlahan, butiran salju yang indah itu perlahan turun dan turun, berjatuhan di atas kepala seorang namja dengan rambut coklatnya. Seorang namja yang kini berdiri di atas sebuah gundukan tanah. Dengan perlahan namja dengan rambut coklat itu menaruh sebuket bunga putih, bunga yang ia harapkan akan disukai namja yang ada disana. Seorang adik sekaligus seseorang yang akan selalu rindukan. Seorang namja yang pernah mengisi hari-harinya dengan keceriaan, dan juga masa indahnya sebagai seorang kakak....

"Apa kabarmu adikku..."

Kim Seokjin mengulas senyumnya, menatap sendu gundukan tanah itu, dengan sebuah batu nisan yang bertuliskan nama. Nama adik kesayangannya. Dan pada hari ini, di musim salju adalah hari dimana peringatan kematian adiknya, dan Seokjin benar-benar merindukannya.

"Apa kau merindukan hyungmu dik? Aku merindukanmu, dik...."

Seokjin menutup kelopak matanya, menjatuhkan setetes liquid bening itu, saat di dalam dadanya merasakan yang namanya sesak dan juga rasa rindu yang kian membuncah dan tak dapat ditahan lagi.

"Hiksss.... hikksss..... aku merindukanmu, dik... hikksss.... hikksss.... hyung merindukanmu..."

Brukkk...

Terdengar suara saat dengan cepat lutut Seokjin menyentuh tanah, membuat celana yang ia pakai kotor akan debu dan juga tercium bau bunga pemakaman. Dengan isakan yang keluar dari mulutnya Seokjin menitikan air matanya, menjatuhkannya dengan sangat deras... sangat deras, seakan berlomba dengan butiran salju yang turun dari atas langit.

Hingga....

Sreeettt...

Dibukanya syal yang ia pakai membiarkan lehernya di terpa angin yang berhembus di musim yang dingin ini. terlihat dengan jelas kelopak matanya yang sembab. Dan juga bibir bergetar menahan isakan, dan inilah cara seorang Kim Seokjin melampiaskan perasaannya, kehilangan seorang adik memang menyakitkan bukan? Apalagi seorang adik yang sudah mengisi hidupmu sebagai seorang kakak. Mengajarkan bagaimana indahnya menjadi seorang kakak yang hebat, dan Seokjin membuktikannya. Meskipun dalam dirinya ia merasa adalah kakak yang kurang sempurna bagi adiknya. namun, adiknya....

Masih menganggap kalau Seokjin kakak yang sempurna, dan akan selalu begitu. Karena dia sangat menyayangi Seokjin.

"Hiiksss.... hikkssss.... aku menyayangimu dik, hyung menyayangimu..." Seokjin memeluk batu nisan itu, membiarkan air mata itu jatuh dengan beberapa salju yang ikut turun dan mulai jatuh dengan cepat seakan langit ikut menangis dan merasakan bagaimana kesedihan yang dirasakan oleh namja dengan tangis pilunya.

Dipeluknya erat batu nisan, itu membuat isakan pilu terdengar di pemakaman umum. Dan jika kita mendengarnya, maka kita akan ikut dan terlarut dalam kesedihan yang dirasakan olehnya. Ya, dia adalah seorang kakak yang hebat dan selamanya akan begitu karena Kim Seokjin adalah kakak yang terhebat bagi adiknya, dan selamanya akan begitu.

When My Last Time (Sad Story Kim taehyung) [END] √Donde viven las historias. Descúbrelo ahora