3. Sakit

6K 166 0
                                    

Selamat membaca!!

💔💔💔
Rizky terus menjaga Ennes tanpa tidur. Entah kenapa ada rasa cemas yang melandanya saat melihat Ennes terbaring di kasur seperti ini.

"Kak Iky...." Igauan Ennes membuat Rizky mengangkat kepalanya.
"Nes..." Rizky menyentuh kening Ennes yang tertutup handuk kecil.

"Jangan...tinggalkan Ennes, kak...." Kembali, rasa terkejut di rasakan Rizky.
"Kenapa denganmu, Nes? Jangan membuatku jadi cemas seperti ini!" Rizky mencelupkan handuk tadi, meremasnya lalu meletakannya kembali di atas kening Ennes.

Dan tanpa sadar, Rizky malah terlelap dengan tangan Ennes sebagai bantalan kepalanya.

Ennes terbangun saat merasakan tenggorokan nya kering. Tapi, ia terkejut saat melihat kepala seseorang menjadikan tangannya sebagai bantalan tidurnya.

"Kak Iky...." Karena merasa namanya di panggil, Rizky terbangun.
"Kau sudah sadar? Kau baik-baik saja kan?" Rizky melepas handuk tadi dan menyentuh kening Ennes.

"Masih, Nes. Apa kita pergi ke RS aja ya?" Tanya Rizky.
"Jangan, kak! Ennes tidak apa-apa. Ennes hanya butuh istirahat dan makan teratur aja."

"Kau malah akan merepotkanku bila sakitnya lama! Sebaiknya, nanti kita lekas ke RS. Tak ada penolakan darimu!"
"Baiklah... Kak, Ennes mau minum.."
"Oh," Rizky mengambil air putih di nakas dan meminumkannya pada Ennes.
"Terima kasih, kak." Ennes memberikan gelas tadi pada Rizky.
"Tidurlah," Ennes kembali terlelap. Nafasnya teratur. Rizky terus menatap wajah Ennes yang terlelap.

"Benarkah kau itu bagaikan berlian yang Allah kirimkan padaku? Tapi kenapa? Kenapa aku belum bisa mencintai berlian yang Allah berikan padaku, sedangkan orang di luar sana dengan cepat mencintai sebuah berlian? Aku ingin, aku ingin cepat merasakan cinta halal yang sesungguhnya, cinta halal ku untuk berlianku." Rizky mengusap kepala Ennes dengan sayang.

💔💔💔
Keesokan paginya, Rizky kembali memaksa Ennes untuk pergi ke RS. Walaupun harus terlambat ke kantor, Rizky tetap mengantar Ennes.

"Kakak tinggal aja Ennes disini, nanti kakak terlambat!"
"Biar saja. Aku CEO, aku masih ada anak buah. Mereka tidak mempermasalahkan bila aku terlambat."

"Sebagai CEO, kakak harusnya menjadi panutan bagi anak buah kakak,"
"Aku tau. Aku baru kali ini terlambat. Dulu, bahkan aku datang lebih awal dari anak buahku, kecuali sekretarisku yang sangat disiplin."

"Kalau anak buah disiplin, berarti CEO nya juga harus disiplin walaupun menyangkut urusan pribadinya sekalipun."
"Biarlah. Aku hanya tidak ingin meninggalkan dirimu sendirian."

"Tapi..."
"Nyonya Ennes Budi?" Seorang perawat memanggil Ennes.
"Ya, saya. Kak, kakak tinggal aja, Ennes tidak apa-apa." Ucap Ennes sebelum masuk kedalam ruang pemeriksaan.

Tapi, tak sedikitpun Rizky beranjak. Ia tetap menunggu hingga Ennes selesai.
"Kak Rizky..."
"Apa kata dokter? Kamu sakit kan?" Rizky menunduk menatap Ennes yang sebatas bahunya.

"Hanya kelelahan. Ennes tidak apa-apa kok."
"Baiklah. Setelah ini, kau istirahat. Jangan bekerja dulu! Mengerti?"
"Tapi, kak..."
"Ennes, dengarkan perintahku!" Rizky menatap Ennes tajam.
"Baiklah..." Ennes menunduk.

Rizky menatap Ennes yang duduk di sampingnya sebentar. Tangannya terulur untuk mengusap kepala Ennes.
"Nes, bukan maksudku untuk membentakmu, tapi aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Aku itu suamimu, aku harus bertanggung jawab bila terjadi sesuatu padamu..." Jelas Rizky lembut.

"Iya, maafin Ennes, kak..."
"Yasudah."

💔💔💔
Malamnya,
"Assalamu'alaikum, aku pulang." Salam Rizky sambil mengunci pintu dan meletakkan sepatunya di rak dan berjalan menuju kamarnya untuk segera mandi.

Selesai mandi, Rizky pergi ke dapur karena mencium aroma yang sangat lezat.

"Ennes?! Kamu kenapa masak? Kan aku udah bilang..."
"Kak, Ennes udah baikan kok. Ennes tidak apa-apa lagi kok. Lagian ini udah selesai," Ennes menatap masakannya di wadah-wadah dan meletakkannya dengan rapi di meja makan. Rizky duduk di salah satu kursi, dan Ennes segera menyiapkan makan Rizky.

"Bismillah..." Rizky menyuapkan nasi goreng spesial buatan Ennes. Begitu juga yang dilakukan Ennes.
"Enak." Gumaman Rizky membuat Ennes langsung mengangkat kepalanya.
"Kenapa, kak?"
"Ini enak, Nes. Mirip masakan mama. Kamu belajar dari mama?"
"Ennes baru kali ini bikin nasi goreng itu, kak. Ennes tidak ada belajar sama sekali dari siapapun." Ucap Ennes tanpa nada sombong.

"Tapi ini sungguh enak." Rizky memakannya hingga menambah satu kali.

Perasaan bahagia dirasakan Ennes. Entah kenapa, malam itu, ia merasa sudah berhasil masuk kedalam kehidupan pribadi Rizky sebagai seorang istri.

"Ennes harap, ini awal yang baik untuk hubungan kita kedepannya, kak. Aminn..." Ujar Ennes dalam hati sembari menatap Rizky.

"Ennes..." Rizky mencubit pipi chubby Ennes dengan gemas.
"Ehh...kakak..." Pipi Ennes memerah karena malu.
"Kenapa kamu melamun? Sambil natapin aku lagi. Aku tau aku tampan, tapi jangan berlebihan juga." Ujar Rizky percaya diri dengan senyum lebar khas terukir di bibirnya.

"Kakak kePDan!" Ennes tertawa.
"Semua mengakui aku tampan, Ennes! Hanya kau sepertinya yang tidak mengatakan bahwa aku tampan."
"Kakak itu pria paling tampan yang aku kenal setelah ayah."
"Dasar." Ennes membereskan perabotan makan tadi, sedangkan Rizky segera masuk kedalam kamar untuk melanjutkan pekerjaannya.

💔💔💔
Rizky terbangun saat mendengar suara merdu seseorang yang mengaji. Dengan berat, ia membuka matanya.

Ia terkejut melihat seseorang wanita bermukena putih tengah duduk di depan sebuah Al-qur'an. Rizky terenyuh melihat 'berlian'nya mengaji di sepertiga malam. Sedangkan dirinya? Dirinya bahkan biasanya masih terlelap dengan nyenyak nya.

"Ennes..." Lirihannya terdengar sampai ke telinga Ennes.
"Kak Rizky?! Ennes ganggu kakak ya? Maafin Ennes ya..."
"Tidak kok, Nes. Aku kebetulan bangun. Lanjut saja,"
"Ennes sudah selesai mengaji kok," Ennes membuka mukenanya. Rambutnya tergerai indah. Sekali lagi, Rizky terpesona dengan 'berlian'nya itu.

"Kenapa, kak?" Tanya Ennes sambil menatap Rizky heran. Ia sudah duduk di pinggir kasur.
"Kamu cantik. Aku baru sadar."
"Gombalmu, kak!
"Aku serius, Ennes!" Rizky mencubit pipi Ennes yang memerah.
"Kak Iky!"
"Hahaha...!"

Tbc

Rizky-Ennes hadir lagi! Semoga puas yaaa! Jangan lupa vomen, kritik and sarannya!

Bye

Salam,
AnnisaTauhid

Salam hangat,
Rizky-Ennes

Mencintaimu dalam DiamOnde histórias criam vida. Descubra agora