16. Nostalgia

2.4K 68 0
                                    

Maaf ya baru post sekarang!

Selamat membaca!

Rizky yang baru keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya langsung menatap Ennes yang tengah mengenakan pakaian pada tubuh gempal Umar.

Rizky langsung mengambil posisi di dekat mereka.
"Anak papah udah wangi aja..." Rizky memberikan kecupan di puncak kepala Umar.
"Yaiyalah, pah. Kan mamah yang mandiin..." Sahut Ennes dengan suara seperti anak kecil seakan Umar yang menjawab ucapan Rizky.

"Mamahnya wangi juga gak yaa..." Rizky akan mendekatkan wajahnya tapi Ennes menahan bibir pria dewasa berstatus suaminya itu.
"Tidak boleh, ada Umar."
"Yaahh...icip dikit aja, sayang..."
"Tidak boleh, papah... Papah gendong Umar dulu, Ennes mau mandi. Nanti teman-teman kakak nunggu lama," Ennes memberikan Umar ke gendongan Rizky dan ia segera masuk kedalam kamar mandi.

"Muach...muachh..anak papah wangi banget...pipinya kayak mamah, bakpaou!" Rizky memberikan banyak kecupan pada pipi bakpao Umar.

Umur Umar sudah menginjak 3 bulan, dan tubuhnya semakin membesar karena ia terlalu kuat meminum ASI Ennes.

Ennes keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuknya. Ia berjalan menuju lemari untuk mencari pakaian yang akan ia kenakan. Dan pilihannya jatuh pada gamis berwarna pink muda dengan tambahan kerudung syari' berwarna pink muda dan cadar putih. Ia kembali masuk kedalam kamar mandi untuk mengenakan gamis nya.

"Mamah cantik ya!" Ujar Rizky saat Ennes mengenakan kerudungnya di meja rias.
"Apa sih, kak!" Ujar Ennes dengan pipi merona.

"Yaudah yuk kita berangkat sekarang," Ennes mengambil alih Umar dari tangan Rizky. Dan mereka segera berangkat menuju tempat tujuan.

Sampai di tempat tujuan,
"Wahh! What's up, bro!" Rizky dan sahabat-sahabat pramukanya berjabat tangan dan berpelukan ala pria.
"Assalamu'alaikum, kawan. Gimana nih kabar?"
"Wa'alaikumsalam juga, Ky! Selalu baik lah kami ini!" Sahut Aris.

"Mana istri kalian?"
"Didalam tuh udah pada ngumpul, masuk aja Ennes," Ujar Fahlevi.
"Iya, kak. Terima kasih,"
"Sini Umar sama papah aja," Rizky mengambil Umar dari gendongan Ennes dan Ennes masuk kedalam resto mewah itu untuk menghampiri istri-istri sahabat Rizky.

"Buset! Kayak bakpou banget anak lo, Ky!" Salim mencubit pipi Umar.
"Emang. Baru tiga bulan udah kayak bakpou jumbo. Ini Boboho gue sama Ennes."
"Hahaha...ada-ada aja lo, kampret! Ya karena emaknya juga kayak bakpou pipinya, eh anaknya ngikut juga!" Ujar Tesar.
"Wah kampret lo, Sar!"

"Assalamu'alaikum..." Salam seseorang. Mereka menghentikan candaan mereka dan menatap orang yang menyapa mereka.
"Wa'alaikumsalam...Tian!"
"Hai, apa kabar lo semua?" Tian menjabat semua sahabatnya.
"Ya baik selalu lah, Yan! Ayo kita masuk aja, udah pada hadir semua." Ujar Qahfi.

Merekapun masuk kedalam resto milik Salim tersebut. Disana terlihat Ennes, Sella-istri Salim-, Lily-istri Aris-, Farah-istri Fahlevi-, Tania-istri Tesar-, Riyah-istri Qahfi-, dan Keyla-istri Kenny- tengah asik bercanda.

"Asik banget nih ibu-ibu! Boleh gabung gak?" Ujar Tesar.
"Ahh...kak Tesar ganggu aja! Sini Bella sama kita aja! Para bapak-bapak cari tempat lain aja! Hus! Hus!" Usir Tania sambil menarik tangan Bella.
"Ya Allah, yank! Masa gak boleh sih..."
"Gak boleh kak Tesar! Tania gak mau kak Tesar sama yang lain disini! Titik."

"Udah Sar, ngalah sama bini! Bini lagi hamil muda gitu loh, jangan dibikin badmood." Ujar Rizky.
"Iya, iya...yaudah yuk kita cari tempat lain aja,"
"Ah ribet amat cari tempat lain. Hari ini udah gue buat khusus buat kita reunian aja. Jadi terserah pada mau duduk dimana," Ujar Salim.

Mencintaimu dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang