6. Pagi Penuh Cinta

5.2K 125 0
                                    

Selamat membaca!!

❤❤❤
"Kak Iky! Sarapan dulu, kak!" Ujar Ennes sambil mengikat rambutnya. Rizky masih bergelung di dalam selimut sehabis sholat subuh tadi.

"Ehmmm..." Gumam Rizky. Bukannya bangun, ia semakin bergelung di dalam selimut.
"Kak, kakak ada meeting kan? Ayo cepat bangun!" Ennes mengancing kerudungnya dengan peniti di bawah dagunya.

Grepp!
Dengan nyamannya, Rizky memeluk Ennes dari belakang dan tersenyum sambil menatap kearah cermin. Ennes yang asik memoleskan lipsgloss pada bibirnya sedikit terkejut.

"Ah, kak!" Ennes memukul lengan Rizky yang mengikat tubuhnya dengan erat.
"Pagi, sayang!" Rizky mencium pipi Ennes.
"Iya, pagi juga." Ennes menolehkan kepalanya dan mencium pipi Rizky.
"Cepat mandi sana! Nanti meetingnya terlambat lagi! Ennes juga harus ke sekolah, kak." Lanjut Ennes sambil membalikkan tubuhnya dan mengusap pipi Rizky.

"Kamu kalau kesekolah pasti sepagi ini ya?" Rizky menggenggam tangan Ennes.
"Iya, kenapa memangnya?"
"Padahal ini masih setengah tujuh loh, sayang! Kamu masuk kelas setengah delapan kan?"

"Jadi guru itu bukan hanya butuh kesabaran, apalagi guru TK seperti Ennes. Ennes juga harus disiplin. Datang pagi kesekolah, ingetin tugas murid, dan banyak lagi. Kalau jadi kak Iky, semua orangpun mau! Duduk santai depan laptop di dalam ruangan ber-AC pekerjaan sudah di kerjakan karyawan, kita tinggal tanda tangan doang. Siapapun mau. Tapi jadi guru, semua anggota badan harus bergerak. Harus lincah."

"Iya, iya, ibu guru. Muridmu ini harus lekas mandi, mengantar ibu guru dan pergi ke kantor untuk mencari nafkah untuk ibu guru. Oke?"
"Iya, iya tuan CEO yang terhormat. Ibu guru ini mengerti."

Rizky dan Ennes tertawa. Sebelum masuk kedalam kamar mandi, Rizky sempat mencium kening Ennes.

Ennes bergegas menyiapkan alat dan barang yang harus ia bawa ke sekolahnya. Ia mengajar di TK Ad-Din yang berjarak hanya beberapa meter dari apartemen mereka.

"Nes! Kemeja hitamku mana?" Ennes terkejut saat mendengar suara suara Rizky.
"Astagfirullah, kak!" Ennes menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Ayo, Nes! Aku baru ingat ada meeting penting!"

Plak!
Dengan santai Ennes memukul bisep Rizky dengan gemas.
"Aww! Uhh..sakit cuy!" Rizky mengusap bisepnya yang memerah.
"Dasar! Makanya kalau ada meeting diingetin!" Ennes mengobrak-abrik lemari pakaian dan menemukan kemeja hitam Rizky.

"Ini apa?" Ennes menunjukkan kemeja hitam Rizky yang sudah rapi dan licin.
"Hehe..." Rizky mengambil kemeja itu dan mengenakannya.
"Ennes tunggu di depan ya, kak?"
"Iya, tembemku!" Rizky mencubit pipi.

❤❤❤
"Kamu pulang jam berapa, sayang? Nanti kakak jemput,"
"Hari ini jam sebelas, kak."
"Tumben. Biasanya jam sepuluh?"
"Iya, hari ini sekolah ngadakan lomba buat anak-anak. Jadi, agak lama."
"Ohh.."
"Kak Iky sendiri, jam berapa pulang?"
"Kamu mau jemput kakak juga?" Tanya Rizky.
"Ya tidaklah, kak! Ennes tanya,"
"Hehe... InsyaAllah ba'da magrib kakak udah sampai rumah."
"Oke. Oiya, kakak pengen makan apa? Biar Ennes masakin,"
"Apa aja asal kamu yang masak."
"Dasar."

Sesampainya di depan TK,
"Kak, Ennes ngajar dulu. Assalamu'alaikum," Ennes mencium tangan Rizky.
"Wa'alaikumsalam, sayang. I love you." Ujar Rizky.
"Love you more, kak!" Ennes membawa tasnya dan keluar dari mobil.
"Dah!" Ennes melambaikan tangannya pada Rizky.
"Dah!" Balas Rizky juga.

Ennes berjalan memasuki sekolahnya.
"Pagi bu Ennes..."
"Oh, pagi juga bu Bella," Ennes tersenyum. Bella adalah guru di TK yang sama dengan Ennes. Tapi, sejak awal Bella sudah menunjukkan bendera perang pada Ennes.

Rasa benci Bella pada Ennes bukan hanya karena kepopuleran Ennes di mata anak-anak murid TK Ad-din saja, tapi juga karena Ennes berhasil menggaet seorang lelaki tampan nan sholeh seperti Rizky.

Bukankah sudah diucapkan sejak awal, bahwa semua wanita bisa cepat takluk dengan ketampanan dan kedewasaan yang dimiliki Rizky. Bahkan siap bersaing dengan siapapun yang menghalangi perasaan mereka untuk Rizky.

"Seneng dong ya tiap pagi diantar suami tampan seperti tuan Rizky." Ujar Bella.
"Ah...yaa..."
"Boleh dong, cariin yang seperti tuan Rizky! Atau, tuan Rizky nya aja yang saya miliki."

Deg.
"Maaf bu Bella, saya duluan. Assalamu'alaikum," Ennes berjalan mendahului Bella. Bella membalas salam Ennes dengan senyum sinis yang mengembang di bibir sexynya.
"Kita lihat saja, ibu Ennesya, siapa yang bisa menaklukan tuan Rizky."

❤❤❤
Di kantor Rizky,
Bella menapakkan kakinya di lantai kantor Rizky. Ya, setelah dari TK, Bella melangkahkan kakinya ke kantor Rizky.

Senyum mengembang saat melihat Rizky keluar dari ruangannya. Sembari berlari, ia menghampiri Rizky dan langsung memeluk lengan Rizky.

"Siang, babe."
"What the he**! Apa yang kau lakukan, jala**! Kenapa kau bisa disini?!" Teriak Rizky. Ia berusaha melepas pelukan tangan Bella.
"Kenapa sih? Aku udah jauh-jauh dari TK loh, babe, buat bisa datengin kamu kesini..." Goda Bella.

Kalian jangan terkecoh. Bella bukanlah wanita berhijab. Di TK pun ia tidak mengenakan hijab karena TK Ad-din bukan TK swasta. Bella bisa di katakan adalah...yaa...cabe lah...ditawar sedikit boleh dong ya? Ya gak readers?😉

"What?! Jala** kayak lo jadi guru TK?! Astaga! Demi apa?! Dunia sepertinya terbalik! Hahaha! Mana ada murid yang betah punya guru kayak lo! Lo itu, harusnya ajarin tuh temen-temen jala** lo di club! Lo mau bikin generasi muda jadi kayak lo, hah? Udah, sana!" Rizky menepis tangan Bella dan segera masuk kedalam lift.

"Ah. Sial."

❤❤❤
"Lama, sayang?" Tanya Rizky saat Ennes masuk kedalam mobilnya.
"Tidak. Ennes baru juga keluar."
"Lalu, kenapa berkeringat?" Rizky mengusap nya.
"Ya kan tadi lomba, kak! Ennes kan harus ajarin anak-anak! Hihi...wajah mereka beragam deh! Pokoknya imut semua lah!" Cerita Ennes menggebu.

"Lalu kamu, tembeb dan imutnya kakak!" Rizky mencubit pipi Ennes.
"Kak Iky!" Rizky menatap keluar jendela mobilnya. Dan matanya langsung terbelalak saat melihat Bella berada di belakang mobilnya dan menatap Rizky dari jendela mobilnya sendiri.

"Nes,"
"Hm,"
"Kamu kenal sama tuh cewek di belakang?" Tanya Rizky sambil menutup mana jendelanya.
Ennes melihat kebelakang.
"Bu Bella? Yang di mobil belakang kita itu kan?" Tanya Ennes heran.
"Iya, kamu kenal dia? Dia guru disini?"
"Iya," Jawab Ennes polos.
"Apa?!" Rizky menatap Ennes tidak percaya.
"Kenapa memangnya, kak?" Rizky mulai menginjak gas dan melaju menuju apartemennya.
"Kalau kakak cerita, kamu pasti kecewa,"
"Kecewa kenapa lagi, kak? Kalau kakak tidak cerita, itu yang bikin Ennes kecewa..." Ennes mengusap lengan Rizky.
"Nanti di rumah aja ya?"

Tbc
Trims yang udah baca, tapi jangan lupa vomen juga! Jangan numpang baca aja! Setidaknya hargai author yang masih abal ini ya? Tolong dimaafkan typonya ya!

Salam,
AnnisaTauhid

Salam hangat,
Rizky-Ennes

Mencintaimu dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang