17. Papah Jago Basket

2.4K 59 0
                                    

Maaf ya baru bisa post sekarang... Makasih buat yg setia nunggu MDD Rizky, Ennes, dan Umar.
Selamat membaca!

"Pahhh..bangun, pah..." Ennes mengusap pipi Rizky. Rizky menggeliat dan kembali terlelap. "Ya Allah. Kak Iky kalau di suruh bangun malah tidur. Kak Iky, jadi basket tidak? Udah jam setengah tujuh, kak.."
"Lima menit lagi, sayang..." Rizky bergumam. Ennes menghela nafas kasar. "Bangun sekarang atau tidak jadi ikut tanding basket?" Seketika Rizky terbangun dan menatap Ennes canggung. "Hehehe...maafin kakak ya sayang... Iya, iya kakak mandi sekarang. Cup...siapin baju kakak ya!" Setelah mengecup pipi Ennes, Rizky melesat masuk kedalam kamar mandi. Ennes menggelengkan kepalanya. Lalu ia segera menyiapkan pakaian Rizky.

Ennes keluar dari kamar menuju kekamar Umar. Ia melihat Umar sudah terbangun dari tidurnya.
"Pagi anak mamah ganteng! Cup. Cup. Cup. Mau mandi dulu, sayang?"
"Mahhh...mahhh.." Ennes membawa Umar masuk kedalam kamar mandi untuk di mandikan.

Setelah selesai memandikan dan memakaikan pakaian pada Umar, Ennes membawa Umar untuk berjemur di depan rumah.
"Assalamu'alaikum, nak Ennes." Sapa ibu-ibu komplek perumahan tempat Rizky dan Ennes tinggal.
"Wa'alaikumsalam, bu."
"Waduh! Tambah bulat aja si Umar!" Ibu-ibu tadi mencubit pipi gembul Umar.
"Ahhaha...iya, bu. Umar suka minum ASI soalnya..." Ujar Ennes.
"Pantesan, cepet banget besarnya si Umar."

"Yang!" Ennes menoleh saat mendengar suara Rizky di belakangnya. "Kenapa, kak?" Tanya Ennes saat Rizky menghampirinya.
"Ehh..ada nak Rizky juga. Pagi, nak Rizky."
"Pagi, bu." Balas Rizky sembari tersenyum.
"Kamu mandi sana, yang! Biar kakak aja yang jagain Umar." Ujar Rizky sambil mengusap kepala Ennes.
"Kami pamit dulu, nak Rizky, nak Ennes. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, bu."
"Dadah Umar..."
"Ahhhaa...ahhhaa.." Celoteh Umar sembari tertawa. Refleks semua orang tertawa.

"Yaudah, Ennes mandi dulu. Entar lagi bawa masuk ya?"
"Iya..."
5 menit kemudian, Rizky membawa Umar masuk.
"Nes, Umar udah selesai..."
"KYAAAA! KELUAR!!" Rizky segera keluar dari kamarnya setelah Ennes berteriak. Umar pun ikut terdiam mendengar teriakan sang mamah.
"Ya Allah! Sakit telinga papah nih, sayang. Gara-gara mamah nih teriak-teriak." Rizky mengusap telinganya dengan satu tangannya. Umar ikut menyentuh telinga Rizky.

"Gara-gara liat dia pake handuk doang aku sampai di teriakin gitu! Padahalkan, udah sering liat dia 'lebih' dari itu. Mana Umar sampai keget dia teriak. Ennes...Ennes..."
Ennes keluar dari kamar dengan wajah cemberut.
"Kok cemberut gitu?" Goda Rizky saat Ennes mengambil alih Umar dari gendongan Rizky.
"Udah, cepetan!" Ujar Ennes ketus sambil berjalan menjauhi Rizky. Rizky tertawa. "Gak usah ketawa! Ennes kesel." Ujar Ennes sambil menatap tajam kearah Rizky.

Ennes asik bermain dengan Umar tanpa menghiraukan Rizky.
"Sayang..." Panggil Rizky. Ennes tak menghiraukan. Rizky tersenyum.
"Yang..." Rizky menyentuh lengan Ennes. Ennes menepis.
"Yang, maaf..."
"Gak usah."
"Iya, iya kakak ngaku salah. Maafin ya?" Ennes diam.
"Sayang..."
"Ennes malu, kak..." Rizky terkejut saat mendengar isakan Ennes. "Yaah...kamu kok nangis sih, yang... Maafin kakak dehh..." Rizky menghentikan mobilnya dan langsung memeluk Ennes. Umar diam di dekapan Ennes.

Mencintaimu dalam DiamWhere stories live. Discover now