21. Putri Cantik Kita

2.3K 51 0
                                    

Selamat membaca!

Rizky merasakan keresahan. Saat meeting pun pikirannya terus tertuju pada Ennes. Ia tidak fokus pada pembahasan di dalam meeting penting tersebut. Setelah meeting selesai, ia segera keluar dari ruang meeting dan ponselnya berbunyi.

'Rumah'

"Assalamu'alaikum, tuan!"
"Wa'alaikumsalam, bi. Ada apa? Kenapa suara bibi terdengar cemas?"
"Nyonya melahirkan tuan. Baru saja di bawa ke rumah sakit."
"Apa?! Baiklah, saya akan kesana segera. Terima kasih, bi."
"Sama-sama tuan." Rizky segera berlari keluar dari gedung kantornya dan segera menuju ke parkiran untuk membawa mobilnya menuju rumah sakit tempat Ennes di bawa. Bibi Ramla yang tadi menelponnya baru saja mengirimkan alamat rumah sakit tersebut.

Sesampainya di rumah sakit, Rizky berlari menyusuri lorong rumah sakit. Beberapa perawat menegurnya tapi tak ia hiraukan sama sekali.

"Dimana Ennes?" Tanyanya dengan nafas terengah pada bi Ririn yang berjaga di depan ruangan persalinan.
"Nyonya ada di dalam tuan."
"Ya Allah!" Rizky meremas rambut lebatnya frustasi. Ia terduduk di atas kursi tunggu.

Sekitar 2 jam-an kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan Ennes. Rizky dan bi Ririn serentak berdiri dan menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaan istri saya, dok? Apakah dia baik-baik saja?"
"Syukurlah pak, istri anda dan anak anda baik-baik saja. Selamat, anak anda berjenis kelamin perempuan."
"Alhamdulillah..." Rizky mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajahnya. Bi Ririn pun ikut berucap syukur akan hal itu.

"Mari pak, anda bisa masuk untuk mengazankan anak anda." Ujar dokter tersebut.
"Tuan, saya kembali dulu untuk mengambil persiapan nyonya." Ujar Bi Ririn. Rizky menatap beliau.
"Apa kah pak Bambang ada?"
"Pak Bambang di parkiran tuan. Mari tuan," Setelah bi Ririn pergi, Rizky segera masuk kedalam ruangan Ennes.

Rizky melihat seorang wanita cantik terbaring di atas brankar dengan jejak peluh yang masih nampak si dahinya. Rizky mengusapnya dengan tangan besarnya dan mendaratkan kecupan disana.

"Terima kasih atas semuanya, Ennes. Aku mencintaimu."

Rizky menerima putrinya dan mencium keningnya dengan lembut. Ia mengazankan dan mengikomahkan anaknya. Setelah selesai, Ennes terbangun. Rizky melihat Ennes yang tersenyum padanya.

"Sayang, ini putri cantik kita." Rizky memeluk bahu Ennes dan mengecup kening wanita itu. Ennes menggendong putrinya dan mengusap pipinya yang masih merah. Ennes dan Rizky sama-sama tersenyum bahagia.

Ennes memberikan ASI pada putrinya dengan telaten. Karena ini anak keduanya dan Rizky, jadi tak sulit untuknya memberikan ASI dan menggendong anaknya.

Tak lama orang tua Rizky dan Ennes datang. Mereka bahagia akan kehadiran cucu kedua mereka. Cucu perempuan adalah impian ayah Rizky dan Ennes. Jadi, merekalah yang paling antusias ketika melihat kecantikan cucu mereka tersebut.

"Siapa namanya, Ky?"
"Arsyila Rizky Alexander."
"Arsy?" Tanya Ennes. Rizky mengangguk dan tersenyum.
"Arsy. Assalamu'alaikum putri kecil mamah. Jadi anak yang sholehah, dan bisa membanggakan keluarga Alexander dan Budi ya nak."
"Amin..."

Mencintaimu dalam DiamWhere stories live. Discover now