SATU

17.2K 854 1
                                    

Rebutan abang ojek?

***

Gadis itu berlari sekuat tenaga untuk mengejar angkot yang biasanya ia tumpangi. Sesekali ia melihat jam yang ada di HP-nya. Memang dasarnya sial, Nania-gadis itu, sudah ditinggal angkot yang bertujuan ke SMA-nya.

Kalau bukan karna tadi ia bangun kesiangan dan harus menyelesaikan tugas rutinan dari ibunya, pasti ia sudah bisa duduk tenang di dalam angkot.

Jam di hp-nya sudah menunjukkan pukul 6.50, sekolahnya sebentar lagi masuk, dan ngga ada tanda-tanda angkot bakal lewat.

Nania menghitung uang yang ada di tasnya, berharap cukup untuk naik ojek. Dan senangnya dalam hati saat ia mendapati uangnya lebih dari cukup untuk naik ojek.

Ia memutar tubuhnya, mencari-cari pos ojek. Dan senangnya dalam hati, saat ia mendapati pak ojek yang sendirian berjarak kurang lebih 30 meter darinya. Segera saja ia lari mendekati sang pujangga. Eh. Sang babang ojek maksudnya. Begitu sudah dekat ia segera memanggil babang ojeknya.

"OJEK BANGG!!"

"OJEK BANGG!!"

Lho? Kok ada dua yang manggil? Nania mengintip dari tempatnya berdiri, ada mas-mas--eh, apa om-om, ya? Pokoknya cowok! -- sedangkan babang ojeknya bingung pilih yang mana.

"Lho, om! Saya dulu yang ngeliat babang ojeknya!" Kata Nania keras.

"Anak kecil diam!" Lelaki itu menoleh ke pak ojek, "Pak, antar saya ke-" omongannya terputus karna Nania menyela.

"Om, saya ini udah telat! Saya yang pake ojeknya! Wong saya dulu kok yang manggil!" Sungut Nania,

"Saya juga udah telat dek!" Lelaki itu kembali menjawab dengan kesal, "Pak antar saya! Saya bayar dua kali lipat!"

"Wih siap pak bos!" Kemudian lelaki itu menerima helmt yang diulurkan oleh babang ojeknya. Sedangkan Nania menghentakkan kakinya dan menggerutu.

"Dasar orang kaya! Om-om sombong! Mainnya duit terus!" Ucapan Nania masih bisa didengar oleh sang lelaki, karna motornya belum jauh dari Nania.

Hadeehh... Nania menggeram kesal. Alamat hari ini dia harus telat. Padahal seumur hidupnya, dia tak pernah telat sekolah.
Bodo amatlah jalan kaki! Yang penting gue tetep sekolah hari ini. Batin Nania.

***

Pukul 7.47 Nania sampai di depan gerbang sekolahnya. Dia masih ngos-ngosan akibat setengah berlari dari pos ojek yang jaraknya jauh dari sekolah. Senang sekali karna saat sampai, gerbang sekolahnya baru dibuka oleh Pak Ujang--satpam sekolah. Bahkan Pak Ujang sempat heran, kok bisa anak yang cukup berprestasi seperti Nania telat.

Nania melangkahkan kakinya ke tempat piket lebih dulu untuk mendapat surat keterangan. Kemudian dengan langkah tergesa ia kekelasnya.

Sesampainya di depan kelas XII IPS 1 Nania terdiam cukup lama, menimbang apakah ia akan masuk atau tidak. Keadaan kelasnya yang terdengar sepi membuatnya semakin enggan untuk masuk. 'Aduh, alesan apa ya gue? Mana ini pelajaran konseling lagi. Nilai sikap gue mampus deh!' Batinnya.

Setelah perang batin didepan kelas. Nania memberanikan diri masuk ke kelasnya yang sepi sambil menunduk.

"Maaf pak saya telat." Nania belum mengangkat wajahnya. Ia bahkan tak tau kalau tidak ada guru di dalam kelas itu. Tak segera mendapat jawaban, ia pun berani mengangkat wajahnya. Dan yang ia lihat hanyalah teman sekelasnya yang menahan tawa. Seketika tawa mereka pecah melihat muka cengo Nania.

"Heh! Lo pada ngapa ngga bilang sih kalo ngga ada guru??" Nania kesal, namun tiba tiba teman temannya diam. Bukan. Bukan karna Nania yang marah. Guru BK? Bukan guru BK yang datang, tapi karna sosok asing yang berdiri di belakang Nania. Sosok yang begitu menggiurkan bagi kaum hawa.

"Apa lo pada? Kalian jahad tau ngga sih. Aing teh ngga bisa diginiin." Nania berucap dengan nada alaynya. Ia bingung kenapa teman-temannya itu diam saja dengan mata mereka yang melotot dan bergerak gerak ngga jelas. Apa lagi si Gina yang ngga pernah bisa ngode mata dengan benar.

"Apaan sih?"

"Ehem!"

Suara deheman itu membuat Nania berbalik. Betapa terkejutnya ia mendapati lelaki ini ada di kelasnya.

"Kamu?!"

TBC

~~~

Ini pendek dulu aja ya...
Jangan lupa voment okay?👌
LafU 💋

2U (To YOU) (ON HOLD)Where stories live. Discover now