LIMA

11.2K 681 2
                                    

Meet His Parents

***

Nania turun menuju ke ruang makan sesuai perintah Fathan. Ia ingin memanggil Fathan namun ia urungkan. Ia mengernyit saat melihat seorang pria dan wanita yang sedikit lebih tua dari orangtuanya duduk bersama Fathan.

"Eh, ini mantunya mama, ya?" Suara sang wanita membuat kedua lelaki itu menoleh kearah Nania yang berdiri tak jauh dari mereka. Jadi ini orang tuanya? Aduh malu. Kok gue pake bangun kesiangan sih??

Nania tersenyun kikuk saat wanita itu menghampirinya. "Aduh, cantik ya, pah." Kemudian wanita itu, menarik Nania untuk mendekat ke meja makan. "Sayang, nama mama, Maudy, mamanya Fathan. Ini Papa Putra, papanya Fathan." Maudy memperkenalkan diri.

"Salam kenal Bude, Pakde." Nania mencium tangan Maudy dan Putra bergantian.

"Masa Bude sama Pakde sih panggilnya? Mama sama Papa dong, kan kamu mantu mama." Ucapan Maudy membuat Nania tersenyum kikuk.

"Ma, jangan gitu dong. Kan Nania malu. Mending kita sarapan dulu." Suara Putra membuat Maudy menyuruh Nania duduk disamping Fathan, dan dia sendiri duduk dihadapan Fathan.

Sarapan berlangsung hening hingga selesai. Sampai suara Putra menginterupsi Nania, "Nania umurnya berapa?"

"Saya masih tujuhbelas, pakde--eh Pa, sebentar lagi delapan belas." Jawab Nania gugup

"Pa, jangan terlalu serius gitu ih, kan mantu mama jadi takut." Maudy mengalihkan pandangannya pada Fathan, "Kita berangkat kapan, Fath?"

"Mungkin nanti siangan ma, abis Dzuhur. Aku juga masih harus cek lapangan." Fathan masih fokus dengan makanannya.

"Cukuplah waktu buat dandanin mantu mama..."

"Dandan?" Nania membeo "Buat apa?"

"Lho sayang, kan kita ngelamar kamu, kok kamu kaget gitu sih?" tanya Maudy heran.

"Eng-engga. Bukan begitu. Tapi itu kesannya berlebihan banget." Tolak Nania halus,"lagian, saya juga ngga pernah dandan tan--eh Ma, nanti muka saya jadi aneh."

"Pokoknya kamu dandan. Biar nanti yang ngurus surat-surat nya Fathan sama Papa, kamu tinggal cek kesehatan dan nyalon sama mama."

"Tapi itu-" ucapan Nania terpotong oleh ucapan Maudy yang tak terbantahkan.

"Pokoknya nggak ada bantahan! Titik!" Nania menunduk menghela napas, napsu makannya jadi hilang karena tolak-menolak yang gagal ini.

***

Setelah sarapan dan membersihkan rumah, Nania segera ditarik oleh Maudy. Maudy sangat geram pada Nania karena gadis itu sama sekali tak menurutinya untuk duduk manis. Nania malah membersihkan piring kotor dan membersihkan rumah yang dibilang cukup besar itu. Padahal sedari tadi Maudy sudah menarik-narik Nania untuk berhenti. 'Saya udah biasa kok, malah aneh kalau saya diam saja' itu yang selalu Nania katakan.

Setelah aksi tarik-menarik selesai, disinilah Nania sekarang. Salah satu Mall terbesar di kota itu. Nania menghela napas, berharap tidak bertemu orang yang dikenalinya.

Maudy memang tidak main-main dengan ucapannya. Buktinya sedari tadi Nania harus keluar-masuk ruang ganti untuk mencoba baju.

"Ma, kita cari di toko yang lain saja, ya?" Usul Nania setelah beberapa kali mencoba baju.

"Lho, kenapa? Kamu ngga suka sama model yang disini?" Tanya Maudy.

"Bukan begitu. Itu... harganya mahal banget,"kata Nania gugup. Sedari tadi ia melihat label harga dari baju-baju yang ia coba, harganya tidak ada yang kurang dari satu juta. Bahkan jauh di atasnya.

Maudy terkekeh, "Kan emang segini harganya. Engga apa-apa"

"Kan itu bor-"

"Tidak terima penolakan!" Tegas Maudy. Sedang Nania hanya bisa menuruti, meskipun enggan.

Setelah mendapatkan baju yang sesuai, Nania segera ditarik Maudy ke salon. Kemudian mengurusi surat kesehatannya.

***

Pernikahan Fathan dan Nania dilaksanakan dua hari kemudian. Semua berkas yang diprlukan sudah di siapkan oleh Fathan, begitupun pihak KUA yang sudah di lobi Fathan dengan koneksi yang dimilikinya. Urusan surat kesehatan dari kedua mempelai juga dapat selesai dalam satu hari. Cepat, kan? Berterimakasihlah pada uang yang sudah keluar wahai bocah cilik.

***
Tbc..

Sorry pendek. Nanti bakal di revisi kok kalau udah selesai.

Don't forget to VoMent, gaess...

2U (To YOU) (ON HOLD)Where stories live. Discover now