TIGA PULUH DELAPAN

8.1K 306 20
                                    

Mohon maaf banget karena nggak bisa sesuai janji untuk segera apdet. WFH bener bener menguras otakku. Inspirasi yang biasanya bisa datang begitu aja saat aku jalan jalan tiba tiba buntu. Pekerjaan juga tugas kuliah yang menumpuk gak berkurang bikin authornya jadi bingung harus selsaiin yang mana dulu,
Tapi..
Meskipun lagi banyak kejadian dan musim corona ini, author harap para readers yamg aku sayangi tetep sehat,  tetep positif daann teteo baca cerita akuu dooongg pastinya...

Selamat membaca readers tercintaaahhh

***

Unkown chapter

***

Kepergian Fathan tidak begitu berbeda bagi Nania. Hari pertama mereka masih sering berhubungan via telepon dan video call.  Dihari kedua Fathan mulai sibuk mengurus segala pekerjaannya disana.  Dan dimulai pada hari ketiga Fathan mulai susah dihubungi. Itu semua tidak menjadi beban bagi Nania karena dirumah mertuanya pun dia memiliki kesibukan yang jelas tak akan membuat dia bosan.

Nania juga tidak menuntut selalu dihubungi setiap saat karena pekerjaan Fathan disana juga menuntut konsentrasi dan pemikiran yang cukup berat. Pesannya hanya satu agar Fathan selalu menjaga kesehatan dan menjaga ibadahnya.  Sekali dua kali Fathan akan mengirim ia pesan saat luang,  dan itu cukup baginya.

"Kak, liat Andrew nggak?" Airi yang kebingungan memanggil Nania yang sedang meminum jus jeruk di teras belakang rumah. Andrew adalah kelinci putih milik Airi yang baru dia dapatkan beberapa waktu lalu.

"Coba cari di deket kandangnya. Mungkin lagi buat lubang disana, " Saran Nania yang juga tidak tau keberadaan Andrew. Kelinci putih itu senang sekali menggali hingga membuat sang mama marah marah karena mengotori halaman belakang.

Airi terus memanggil Andrew. Dia mencari di sela sela tembok bahkan dibawah meja kursi di teras. Dia sedikit khawatir kalau andrew memakan tanaman hias milik mamanya,  bisa habis kena omelan tiap hari kalau itu terjadi lagi.

"Biarin aja kelincimu hilang. Udah dikasih makan enak sukanya malah makan tanaman mama." sang Mama yang ikut duduk disamping kakak iparnya membuat Airi mendengus sambil melirik kearah dua perempuan itu, tapi dia terus mencari keberadaan andrew.

"Tau nggak, Na, masa bunga geranium yang seminggu lalu kita beli dimakan sama kelincinya Airi kemarin." Mama meletakkan teh hangatnya di meja lalu berujar lagi, "Pengen mama sate kelincinya kalau masih makan bunga mama."

Nania tertawa pelan mendengar cerita mertuanya. "Emang sering dilepas ma?"

"Cuma kalau Airi dirumah aja. Tapi si Airi lagi libur panjang setelah ujian, sering sering itu di lepas."

"Seneng dia,  Ma, kan, pernah dilarang papa juga waktu itu." kedua perempuan itu masih melihat Airi yang mencari di balik tanaman hias mama yang sudah ditata rapi. "Oh iya, Tadi aku beli donat gula, aku ambilin ya."

Tadi sepulang kuliah dia memang membeli donat yang langsung ia simpan di dalam kulkas saat sampai rumah. Ia tidak sengaja bertemu anak laki laki yang berteduh tak jauh darinya saat menunggu jemputan. Ia berinisiatif membeli saat tahu donat yang dibawa si anak masih utuh 2 kotak besar. Dia membeli beberapa potong yang ternyata ada berbagai rasa yang dibuat.

Nania membawa piring berisi donat berbagai rasa saat melihat Airi dimarahi oleh sang mama.

"Wah donat!  Aku mau!" seru Airi mengalihkan perhatian mamamnya.

"Airi! Kamu taruh dikandang dulu Andrew nya! Cuci tangan!  Mama nggak mau tau ya, sore ini tanaman mama harus udah rapi lagi!"

Dengan menggerutu Airi menaruh andrew di kandangnya. Mamanya tidak bisa dibantah, apalagi urusan tanaman hias. Mau tidak mau dia harus menuruti apa kata mamanya.

Nania kembali terlibat dalam obrolan kecil hingga sang papa mertua juga ikut bergabung dengan mereka. Dia bersyukur karena Tuhan memberinya 'keluarga' yang ia impikan. Tapi dia juga tidak menyesal lahir di keluarganya dirumah.

***

"Untuk kedepannya jangan gunakan bahan yang kualitas seperti ini, pak. Ini kena angin kencang dikit udah goyang!  Anggaran sudah saya cek sebelumnya dan pihak hotel juga sudah menyetujui dengar harga yang lebih tinggi! Dan uang yang keluar tidak sesuai dengan bahan yang diharapkan!" Fathan melempar berkas ke meja di hadapannya. "Panggilkan Masayu dan Kevin, lalu bapak bisa kembali ke tempat."

Pria berusia pertengahan lima puluh tahun itu bergegas keluar. Jujur saja dia berkeringat dingin karena bos besarnya lah yang langsung turun tangan. Kesalahannya memang tidak teliti dalam mengurusi proyek hotel ini karena berbarengan dengan masalah putrinya yang masuk ke rumah sakit. Dia tidak sadar kalau bawahannya melakukan penggelapan dana dan bermain dengan bahan baku bangunan. Dia sudah berusaha menjelaskan kesalahan dan akan bertanggung jawab atas kesalahannya, tapi bos besarnya tidak bisa dibantah kali ini. Dia sudah tidak bisa menutupi kesalahan anak buahnya lagi.

Fathan memijit pelipisnya saat ia sudah sendiri. Ia harus memutar otak lagi. Hotel harus sudah selesai dibangun sesuai tanggal yang ditentukan. Ia harus menambah para tukang lagi,  dan juga menambah dana lagi. Kasus korupsi yang terjadi juga harus segera ditangkap oknumnya.

Ia meraih ponselnya di saku celana,  pesan dari istrinya sudah memenuhi notifikasi. Jujur saja dia lelah. Pekerjaan ini menguras pikiran dan fokusnya. Biasanya dia bisa meringankan beban pikirannya saat wajah cantik Nania menyambut kepulangannya dari kantor.  Si cantik pasti sekarang sedang di kampus, pikirnya. Sudah beberapa hari ini mereka hanya bisa berkomunikasi melalui telepon singkat karena kepulangan Fathan yang cukup larut dari kantor. Apa lagi dengan rutinitas yang sama sama sibuk,  cukup membuat mereka sulit berkomunikasi saat siang.
Dengan lihai jemarinya mengetik pesan balasan untuk pesan Nania, juga beberapa pesan dari Raihan dan rekan kerjanya.

Tunggu mas pulang dua haru lagi sayang, mas sudah rindu.

Fathan menyimpan ponselnya kembali saat pintu ruangannya diketuk. Tanpa basa basi dia menyuruh si pengetuk masuk. Perkerjaan menunggunya. Dan dia harus segera menyelesaikan kewajibannya agar bisa segera pulang.

***

Tbc

Mungkin kesannya terburu buru karena aku bingung juga inspirasiku hilang semua selama WFH ini. Dan aku pastikan part ini akan segera di revisi dengan versi lebih baik.

Dan Minal Aidzin wal fa'idzin  mohin maaf lahir dan batin 🙏🙏🙏

2U (To YOU) (ON HOLD)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin