MOMENT III

2K 229 17
                                    


Hari hujan...

Entah kenapa hari ini begitu melankolis. Begitu juga dengan perasaanku. Aku begitu merindu. Merindukan segalanya. Orangtuaku, adikku, teman - temanku dan juga kekasih hatiku. Semua terasa begitu jauh dari jangkauanku. Dihari begini, sekedar bercakap lewat vcall terasa tak cukup.

Rasanya sesak di dadaku ini benar - benar membuatku sesak nafas secara harfiah. Sungguh konyol.

Aku bukanlah yang mereka semua kira. Si bocah ceria, yang selalu tersenyum dan hyperactive. Nyatanya, aku hanyalah aku. Seorang remaja tanggung yang kadang merasa kesepian karena jauh dari orang - orang yang ku sayang.

Hahh.. ku hembuskan lagi nafas berat sambil merapatkan selimut pada tubuhku. Memandangi hujan dari jendela, secangkir teh dan bergelung di sofa. Akan terasa lengkap jika pria itu disini bersamaku.

Kita sama - sama mencintai hujan, meski macet dihari hujan bisa membuatnya jengkel hehehe..

Dimana dia sekarang. Dia tidak membalas pesan yang kukirim dari tadi. Atau mungkin dia sibuk. Managernya pun tidak membalas pesanku. Di saat begini benar - benar membuatku resah dan merasa sendiri.

.....

Tiba - tiba, kurasakan kecupan hangat dipipiku. Aku terlonjak hingga nyaris jatuh. Sampai akhirnya ku tatap kedua mata yang membuatku tergila - gila itu. Ya Tuhan, aku melamun hingga tidak menyadari kedatangannya.

Tanpa berucap kuulurkan tanganku dan dia menyadari bahwa aku ingin pelukan. Airmataku pun jatuh ketika aku telah berada di dekapannya.

"aku rindu P," isakku sambil mendekap erat lehernya

P'God hanya terkekeh dan membopongku sehingga aku duduk dipangkuannya.

"it's okay baby. P disini untuk mu," bisiknya sambil mengelus rambutku agar aku tenang. Ia mendekapku erat.

Bukan hanya tubuhku, hatikupun menghangat.

Pria ini, yang selalu mengerti dan memahamiku lebih dari yang selalu aku harapkan. Entah kenapa dia selalu datang disaat yang tepat. Saat - saat yang tak terduga.

Setelah isakanku mulai reda, dia menarik kepalaku dan menangkup kedua pipiku dengan tangannya yang kokoh. Mulai mengecup seluruh pemukaan wajahku. Dan airmataku pun jatuh untuk yang kedua kalinya.

Aku merasa begitu dicintai. Merasa begitu berharga. Hingga sepiku hilang entah kemana.

"P begitu menyayangimu Bbas. Jangan pernah menangis sendiri. Ada P disini, " bisiknya dambil kembali mendekapku dalam peluk hangatnya.

"Terimakasih P'God" jawabku disela isak tangis.

Aku rasa menjadi sensitive tidak seburuk itu. Tidak ketika aku memilikinya. Pria yang kucintai.

_Bbas_


MOMENTWhere stories live. Discover now