WAITING FOR...... A MOMENT?

1.1K 170 35
                                    

Rintik hujan diluar sana masih setia menemani sore hariku yang suram. Aku berdiri di depan jendela kamar yang mengabur karena rintik hujan. Pikiranku melayang entah kemana, terlalu banyak hal yang bergelut dalam otakku. Masalah semakin banyak berdatangan. Hingga rasanya apapun yang kulakukan selalu salah.

Aku telah berusaha menjadi apa yang diharapkan oleh setiap orang, hingga kadang aku merendahkan kepalaku terlalu dalam. Mengabaikan kebahagiaan ataupun keinginanku sendiri adalah hal yang biasa. Hanya saja ketika mereka mulai menyakiti orang - orang yang kusayangi, aku mulai merasakan penat itu. Taukah kalian rasanya bergelantungan di ujung jurang yang curam? Aku menunggu seseorang yang menarikku keluar, menyelamatkanku dari semua problematika ini.

Dan ketika seseorang dari masa lalu yang berasa mengulik kembali rasa hati, akupun begitu resah dan bimbang.

Apa itu benar? Apa itu baik? Semua menjadi begitu bias dimataku.

Rrrr... Rrrr...

Kurasakan handphone begetar dalam genggamanku. Ketika kulihat nomor itu muncul dilayar, kutarik kembali nafas berat. Dia telah menghubungiku lebih dari 5 kali selama dua hari ini. Akupun melihat komentarnya dibeberapa foto yang aku pajang di Instagram. Puluhan pesan darinya juga mulai memenuhi memori pesanku. Dia yang menanyakan bagaimana keadaanku. Dia yang berkata bahwa perduli padaku. Dia yang mengajakku kembali bersama. Dia yang mengatakan bahwa apa yang kujalani sekarang adalah kesalahan. Dia yang berkata ini dan itu, yang akhirnya hanya kubalas seadanya.

Aku tidak butuh orang lain untuk mengatakan padaku bahwa apa yang kujalani adalah kesalahan dimata sebagian besar orang. Tapi bagiku, hal itu adalah sedikit hal yang mampu membuatku tetap waras dan merasakan kebahagiaan.

Setelah handphone ku bergetar kembali untuk yang kesekian kalinya, kuputuskan untuk mengangkatnya.

"Khub..." kataku

'God.. apa kau sudah mempertimbangkan tawaranku?' tanya suara di seberang sana secara langsung tanpa ada sedikitpun basa bas. dia selalu begitu, pikirku. 'Aku menyesal telah berpisah denganmu, hanya karena emosi dan keegoisanku." Imbuhnya

Tak satu katapun keluar dari bibirku. Tidak mendengar jawaban dariku, dia pun melanjutkan ucapannya

'Kau tahu hubungan yang kau jalin dengan bocah itu salah dan tidak wajar,' 'Apa kau tidak malu dan tidak lelah terus menerus dihujat dan disalahkan? terus menerus meminta maaf dan merendahkan kepala? Sedangkan bocah itu selalu dibela mati - matian oleh fans kalian?' lanjutnya

Aku hanyna memejamkan mataku mendengar semua perkataannya. Sebesit pembenaran melintas dipikiranku. Namun ketika mengingat wajah manis bocah kesayanganku, akupun mulai mengerti.

Alasan kenapa selama ini seolah semua ditimpakan padaku dan alasan kenapa dia begitu dicintai. Bukan hanya karena senyum manisnya, bukan. Tapi karena selama ini ia selalu jujur apa adanya. Tidak pernah berusaha menyembunyikan apapun, kecuali luka dan kesedihan di hatinya. Apa yang diucapkannya adalah kebenaran. Dia adalah seorang bocah yang polos. Tidak memiliki sedikitpun dengki dan keinginan untuk melukai orang lain. Terlepas dari tingkah jahilnya yang kadang - kadang berlebihan.

Ingin rasanya aku menampar diriku sendiri, karena sempat berfikir hal yang buruk tentangnya. Jauh darinya membuat segalanya bias.

'God, kau masih disana?' tanya suara diseberang telpon ketika tidak mendengar balasan apapun dariku.

"Khub.." kuhela nafas panjang sebelum akhirnya menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh wanita itu.

"dimana letak ketidaknormalan hubungan kami? Selain fakta bahwa kami saling mencintai, haruskah hubungan ini selalu dipermasalahkan? Fans tidak menyalahkanku, mereka menegurku. Dan dia tidak hanya dibela, tapi dicintai. Olehku dan banyak orang. Karena dia yang katamu bocah, adalah seseorang yang jujur. Dia tidak melakukan kesalahan, jadi untuk apa mereka menghujatnya?" jawabku

MOMENTWhere stories live. Discover now