MOMENT, THE NEW YOU

1K 173 24
                                    

Kuletakkan handphone yang semula berada digenggamanku ke meja. Kuhela nafas panjang sebelum akhirnya menghembuskannya dengan berat. Seolah dengan melakukan itu, kekhawatiran dan pikiran yang menggangguku perlahan akan menghilang.

Akhir - akhir ini, aku seringkali membuat orang lain salah paham ataupun berfikir buruk tentangku. Tidak masalah bagiku. Namun ketika mereka mulai berusaha memisahkanku dan kekasihku, itu membuatku nyaris gila.

Mungkin ini memang salahku. Mungkin caraku yang salah. Mungkin, keinginanku untuk melindungi disalah arti oleh banyak orang. Kediamanku menjadi bumerang bagiku.

Kuusap wajahku kasar sebelum melangkah kekamar mandi. Mungkin mengguyur kepalaku dengan air dingin, akan membuatku melupakan apa yang tadi kulihat.

Namun setelah hampir 15 menit berada dibawah guyuran air dingin, pikiran itu tak kunjung menghilang.

Bbas yang tengah berada dipelukan pria lain, membuatku mengepalkan tangan kuat, menahan keinginanku untuk berlari menemuinya dan memastikan bahwa dia masihlah milikku. Aku tahu itu semua hanyalah bisnis baginya, tapi caption yang berada dibawahnya membuatku stress.

Mereka seolah mendukung Bbas berpisah denganku dan bersama dengan orang lain.

"Oh FUCK!" geramku.

...

Kurebahkan tubuhku yang kini menggigil karena terlalu lama berada dibawah guyuran shower kamar mandi.

Tok tok..

"God.. seseorang mencarimu nak.." kudengar suara Khun Mae yang berada di depan pintu kamarku.

"Siapa mae? God sedang tidak enak badan." jawabku tanpa bergerak untuk bangkit dari tempat tidur.

"Haruskah Mae menyuruhnya kembali kapan - kapan saja?" tanya Khun Mae yang hanya ku iyakan.

Hari ini aku benar - benar tidak ada mood untuk bertemu dengan siapapun.

Ketika hendak berusaha untuk menutup mata dan tidur, kudengar pintu kamarku dibuka dan muncullah Khun Mae dengan seseorang yang tengah menjadi sumber rasa galauku sedari tadi.

"Khun mae tidak tega membiarkan calon menantu khunmae yang manis ini pulang sendiri God. Maafkan mae na..." ucap Khun Mae dengan senyum menggoda yang kini tersungging di bibirnya.

Dan aku hanya ternganga bingung tanpa bisa melakukan apapun. Aku terpana. Benar - benar syok yang luar biasa.

Disana, berdiri di dekat pintu kamar yang tertutup. Bocah lelaki kesayanganku, terlihat begitu bersinar.

Rambut. Astaga, apa yang dia lakukan dengan rambut hitamnya?

"B...Bbas??" akhirnya suara yang sedari tadi kutahan, lolos dari bibirku.

Kulangkahkan kakiku mendekati Bbas yang mematung dengan pandangan khawatir. Ahaha.. mungkin dia khawatir aku tidak akan menyukai rambut barunya. Tapi aku terlalu terpana untuk sekedar tidak menyukai warna rambut itu. Karena, rambut itu membuat Bbas terlihat semakin mempesona.

Kecantikannya kini kian memancar. Sungguh, dia benar - benar bocah lelaki paling sempurna yang pernah ku temui.

Tanpa ba bi bu, ku rengkuh Bbas dalam pelukanku dan mengecup bibir ranumnya sedikit kasar. Semua rasa sedih dan pikiran - pikiran buruk yang semula bergelanyut diotak ku, kini musnah tersapu kebahagiaan karena melihatnya dan mendekapnya.

Kulumat bibir Bbas dalam sebelum akhirnya melepaskannya perlahan.

Kupandangi mata Bbas yang kini penuh dengan binar - binar kebahagiaan, sebelum akhirnya mengecup kembali bibir basah itu singkat.

"Aww.. lihatlah pipimu itu Bbas... masih saja memerah hmm?" godaku yang dibalas cubitan gemas darinya.

"Kenapa P'God tidak mau menemui Bbas tadi?" tanyanya dengan bibir mengerucut.

'Oh Bbas.. stop pouting like that.. I'm triggered -_-' (NO GOD. YOU STOP! duhh you naughty son of mine -_-)

"P tidak tau itu kamu Bbas.. P sedang malas bertemu dengan siapapun karena sibuk memikirkanmu eoh.." jawabku menggodanya sambil menaikkan sebelah alisku genit.

"Yaaa P'God. Berhenti menggoda Bbas." Bbas berkata sambil menjauhkan diri dariku.

"Hmm... bagaimana? Apa P'God menyukai rambut baruku?" tanyanya sambil menyusut rambut lembutnya kebelakang.

"Bbas... masih perlukah kau bertanya?" jawabku sambil berjalan mendekatinya.

"You look so damn gorgeous sweetheart." bisikku pelan ditelinga Bbas.

Dan lihat, pipi itu menjadi semerah cherry sekarang kkk.

"P.. P.. P'God berkata apa? Bbas tidak mengerti.." jawab Bbas gugup

Aku menyeringai dan bergerak untuk mendorong Bbas jatuh terlentang ditempat tidurku. Mengecup bibirnya yang terbuka karena terkejut, kemudian membisikkan kata - kata yang kutau akan membuat pipinya semakin merah.

"Kau terlihat begitu menggoda, cintaku."

_GOD_

MOMENTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora