LONG AWAITED MOMENT ? (Part 2 (21+))

1.2K 157 30
                                    

You read on your own risk sweetheart...


Pagi yang indah diawali dengan bangun tidur yang indah pula. Salah satunya ketika kita terbangun didekapan orang yang kita cintai.

Pagi ini, ketika membuka mata, kutemui tubuhku tengah berada didekapan hangat seseorang. Tangan yang kuat tengah melingkari perutku. Kaki yang kokoh menindihku disana dibawah selimut yang membungkus kami sebatas pinggang. Dan senyum menghiasi bibirku.

Aku tidak tau jam berapa P'God pulang semalam, namun pasti dia yang memindahkanku kekamar. Karena seingatku, aku tengah berada disofa depan menunggunya pulang.

Jam berapa sekarang? Ah, aku sama sekali tidak berniat untuk melihat. Aku hanya berdiam dan berusaha untuk tidak bergerak, karena tidak ingin mengganggu tidur P'God. Kupandangi lengan kokoh diperutku. Entah kenapa kian hari tangan P'God semakin terlihat begitu jantan. Kubandingkan dengan tanganku sendiri yang meski kini sudah tidak sebesar dulu, tapi tidak ada satupun tonjolan otot yang muncul.

Kontras tangan kami membuatku gemas. Ingin menggigit tapi takut P'God terbagun. Aku membayangkan jika aku memiliki tubuh seperti P'God, mungkin akan terlihat keren. Namun bayangan yang tercipta dipikiranku membuatku bergidik geli. Karena sama sekali tidak keren. Huhuu

Kalian bayangkan saja aku dengan wajah ini, memiliki tubuh seperti P'God. Benar - benar aneh. Pikirku sambil menggelengkan kepala dan terkikik geli.

"Menertawakan apa baby?" kurasakan nafas P'God menerpa tengkukku membuatku bergidik dan sedikit terkejut. Hingga melewatkan pertanyaan yang P'God lontarkan.

"Ha?? hmm.." kutolehkan wajahku menghadap P'God yang kini tengah terbangun.

"P bertanya, apa yang sedang Bbas tertawakan hmm?" ucap P'God mengulangi pertanyaannya karena melihatku yang tertegun bingung.

Aku yang mendengarnya hanya menggeleng dan beringsut kedalam dekapan hangat P'God.

"Jam berapa P'God pulang semalam?" tanyaku

"Hmm mungkin hampir tengah malam. Kenapa bbas? Merindukan P eoh?" jawab P'God menggodaku.

Kurasakan wajahku memanas karena malu. Dasar P'God menyebalkan.

Tidak taukah dia telah membuatku khawatir seharian. Selalu saja begitu jika P'God tengah bersama orang itu. Karena banyak yang menyukai mereka diluar sana. Mereka sepadan. Terlihat keren ketika bersama. Tidak sepertiku yang gemuk, dia tinggi dan tampan. Ugh, sebal. Kubenamkan wajahku lebih dalam kedada P'God karena sebal dan malu.

Tiba - tiba, terlintas ide jahil diotakku. Kugigit puting dada P'God yang telanjang dihadapanku dengan gemas.

"Awww.. Bbas... itu sakit." teriak P'God sambil manarik paksa wajahku dari pelukannya.

Kupasang senyuman manis melihat wajahnya yang meringis kesakitan sambil mengusap dadanya.

"Pembalasan karena membuat Bbas sebal kemarin, Wlee." aku berkata sambil menjulurkan lidah dan berniat turun dari tempat tidur, ketika tiba - tiba tangan P'God menarik dan membantingku kembali ke atas tempat tidur.

"P'God..." rengekku karena sedikit pusing dengan gerakan yang mendadak tadi.

"Well Bbas, sepertinya P juga harus memberikan pembalasan kepada seseorang." kulihat wajah tampan dihadapanku tengah menyeringai dengan mata yang berbinar.

Entah kenapa, tiba - tiba aku merasakan bulu kudukku berdiri. Merinding disekujur tulang belakangku. Sepertinya aku telah menjatuhkan diriku sendiri dalam masalah besar.

"Ma.. mak..sud P'God?" tanyaku pura - pura bodoh.

Kulihat seringaian P'God yang semakin lebar. " Siapa ya, yang kemarin mengabaikan pesan P seharian?" bisik P'God tepat ditelingaku sambil meniupnya pelan.

MOMENTWhere stories live. Discover now