MOMENT XI

1.4K 178 20
                                    

"We push and pull like a magnet do..." -Ed Sheeran-

Kilihat notifikasi di handphoneku yang membuat mataku membulat dan senyum merekah di bibir tipisku. Like dari seseorang dipostingan terbaruku. Seseorang yang seharusnya tengah sibuk melakukan live event jauh dari tempatku berada. Bbas, bocah kecil kesayanganku.

Kadang aku benar - benar heran dengan diriku sendiri. Hal kecil yang dilakukannya mampu membuatku gembira dan memperbaiki moodku yang sungguh sangat buruk beberapa hari terakhir. Dan dia benar - benar tau cara memberi kejutan.

Mungkin memberikan like di postingan satu sama lain adalah hal yang sudah biasa kami lakukan. Tapi tidak pernah dia melakukannya secepat ini. Biasanya aku yang selalu memberikan like dengan kilat untuk postingannya. Tapi kali ini ia yang melakukannya, ketika aku tidak mengharapkannya sama sekali. I'm not expecting him to do something this obvious about our relationship in public. Tidak sama sekali.

Kubuka postingan dari fan account tentang eventnya hari ini. Yang membuat hatiku berbunga - bunga dan membuat kupu - kupu diperutku nyaris berhamburan keluar. Dia benar - benar melakukan hal yang manis hari ini.

Kru dan staf yang tengah bekerja denganku hanya menggeleng - gelengkan kepala mereka tanda mahfum tentang apa yan tengah terjadi denganku. Mereka sudah memahami, bahwa hanya ada 1 orang yang mampu mengubah moodku dengan kecepatan abnormal seperti ini.

"Bahagia hmm.." kudengar P'Ake berkata disebelahku sambil berusaha mengintip apa yang ada dihandphone ku dengan sedikit kesulitan. Karena bagaimanapun aku lebih tinggi darinya. LEBIH tinggi hahaha.

"Hmm... " aku hanya menggumam tanpa menoleh sambil terus menyunggingkan senyum manisku.

"kau sedikit menyeramkan sekarang God." Kata P'Ake sambil menaikkan sebelah alisnya memandangiku dan aku masih tersenyum.

"baiklah, karena moodmu sudah baik, bekerjalah dengan benar sekarang" imbuhnya.

Senyumku memudar dan berganti dengan rengutan ketika aku berbalik melihat kearahnya

"apa aku bekerja dengan tidak benar sejauh ini P? Tega sekali P berkata begitu ketika aku telah bekerja keras selama ini." Ucapku merajuk padanya. Sedikit tersinggung dan bertanya - tanya. Apakah benar aku tidak bekerja dengan baik akhir - akhir ini.

"hahaha.. astaga, dan kau merajuk sekarang?" "Bbas telah mengajarimu banyak hal ne.." goda P'Ake

"kau bekerja dengan baik God. Hanya saja kau tidak terlalu ramah akhir - akhir ini. Dan orang butapun bisa merasakan kalau kau tengah dalam mood yang buruk." "mereka terlalu takut bahkan hanya sekedar untuk menyapamu, tau."

Kata - kata P'Ake membuat bibirku menganga lebar. Benarkah seburuk itu? Ya Tuhan, aku harus minta maaf sepertinya.

Bbas bisa mempengaruhiku hingga sejauh itu, itu bukan hal baru. Tapi membuatku bertingkah seburuk itu, hal yang biasanya selalu kusembunyikan mulai lepas kontrol. Aku merasa sedikit was - was hanya saja mungkin itu artinya aku begitu menyayangi Bbas. Mencintainya.

"sepertinya aku harus meminta maaf pada banyak orang ya," ucapku pada P'Ake yang membuat P'ake tertawa terbahak - bahak mendengarnya.

...

Setelah menyelesaikan jadwalku untuk hari ini. Kuputuskan untuk mampir ke apartemen Bbas yang akhir - akhir ini jadi lebih seperti rumah keduaku. Kuhubungi Khun Mae dan mengatakan aku akan pulang sedikit lebih malam. Beliau hanya mengiyakan sambil menggodaku kemudian berpesan agar aku berhati - hati.

Sesampainya di apartement Bbas, tempat itu masih gelap tanda sang empunya rumah belum datang. Kuputuskan untuk membersikan diri dan mengganti pakaianku. Jagan heran, kalian pasti sudah tau kalau aku meninggalkan banyak pakaian disini. Saking seringnya aku menginap ditempat ini tentu saja. Setelah membersihkan diri, kuputuskan untuk istirahat sebentar, merebahkan tubuhku di sofa ruang TV. Hingga tanpa kusadari aku mulai terlelap mengarungi tidur singkat tanpa mimpi.

...

Entah sudah berapa lama aku tidur ketika kurasakan elusan lembut dirambutku dan kecupan ringan di keningku. Dari baunya aku tau itu pasti Bbas. Aku masih menutup mata pura - pura tertidur sambil menikmati elusan halus tangan lembutnya di rambutku.

"P'God.. " kudengar dia berbisik lirih.

"Bbas mencintai P'God. Sangat." "meski Bbas tidak selalu menunjukkannya, tapi Bbas selalu mecintai P'God. Hati Bbas selalu milik P'God," bisiknya

"Maafkan Bbas juka sering membuat P'God marah dan kecewa," isaknya.

Tunggu.

Isakkan? Dia menangis.

Dengan cepat kubuka mataku dan kudapati mata Bbas yang telah memerah tergenangi airmata. Kududukkan tubuhku dan kurengkuh tubuhnya yang semakin kurus akhir - akhir ini kedalam pelukanku. Dia yang terkejut tidak bisa melakukan apapun selain pasrah dan mulai terisak. Berusaha menahan isakan dengan menggigit bibirnya keras - keras tapi percuma saja. Isakan itu masih aja lolos.

Kuelus pelan rambutnya dan mendekapnya semakin erat.

"Shhh... tenanglah Bbas. Jangan menangis..." "P disini bersama Bbas." " P tidak pernah marah. Bbas tidak pernah membuat P'God marah." Bisikku ditelinganya berusaha untuk menenangkan Bocah kecilku yang malang.

Dia begitu malang karena memiliki kekasih yang begitu overprotective dan terlampau suka cemburu dengan mood angin - anginan sepertiku.

Kurangkum wajah tanpannya dengan kedua telapak tanganku. Kukecup lembut bibir merahnya yang bengkak karena tangis dan gigitan. "jangan menyakiti dirimu sendiri. Maafkan P yang sering membuatmu menangis na," bisikku di bibir lembutnya.

Dia hanya menggelengkan kepalanya keras - keras sambil memeluk tubuhku dengan erat.

"P'God juga mencintai Bbas na. Jangan pernah ragukan itu." Ucamku

"P'God tidak akan pernah meragukan cinta Bbas untuk P, jadi jangan bersedih lagi hmm," imbuhku sambil tetap mengelus lembut punggung Bbas yang isakannya mulai mereda.

Ia mengangguk lemah dipelukanku.

Aku baru menyadari bahwa hujan telah turun dengan deras di luar sana. Kueratkan pelukanku pada tubuh mungil Bbas,mungkin dia besar untuk sebagian orang - tapi dia mungil bagiku, dipelukanku sembari menyamankan posisiku disofa ini.

Sepertinya menghabiskan malam dengannya seperti ini tidak buruk juga. Entah pukul berapa sekarang. Tapi yang jelas, sepertinya aku tidak akan pulang. Lagi.

Hahh.. maafkan anakmu Khun Mae. Kuharap mae mengerti. Anakmu sedang kasmaran dan dalam masa puber keduanya.

_GOD_

MOMENTOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz