Meet

188K 12.9K 132
                                    

Nuna comeback, maaf kali ini ngga double up dikarenakan nuna lagi sibuk-sibuknya revisi My One Night Stand is My Ceo. Kenapa harus di revisi nun? Because ada sesuatu kejutan yang bakal nuna kasih tau ke kalian.

Jangan lupa Vote dan Comment setelah membaca, ILY guysss!

-

"I can feel she's still virgin. Mr. William will pay you an expensive old man." Pria itu menyeringai, lalu menatap Jimmy yang tersenyum bangga.

"Aku sudah mengatakannya padamu Trey."

-

"Dimana uangnya?" Ucapnya lagi.

"Aku memiliki satu penawaran lain." Usul Trey. Jimmy menatap Trey seolah tertarik.

"Bagaimana jika kami membelinya? Karena aku sangat yakin kau pun tak akan pernah bisa mengembalikan uang pinjaman itu." Tawar Trey. Mata Araxi membulat sempurna, dasar pria gila, ia pikir Araxi adalah barang.

Jimmy terdiam, ia seolah tampak berpikir, tapi Araxi tak ambil pusing, Jimmy tak mungkin menjualnya ke tempat para iblis berkumpul.

"What about the price? "

"No matter what you ask old man." Jawab Trey. Jimmy tak bisa menyembunyikan rasa terkejut dan bahagianya. Ia menarik lengan Araxi kuat lalu mendorong tubuh putrinya hingga terbentur tubuh Trey.

"Jangan tinggalkan aku disini! Bawa aku pergi dari sini Pa!" Tangisnya pun pecah, ia menggenggam kuat lengan Jimmy, tubuhnya bergetar hebat. Ia takut Jimmy meninggalkannya disini.

"Papa? Kau tak pantas memanggilku dengan sebutan itu! Kau dan Lhea hanyalah sampah sekarang! Kalian hanya akan menjadi parasit di dalam hidupku!" Pekik Jimmy seperti orang tidak waras lalu kembali mendorong Araxi kuat, hingga tubuh gadis itu terjatuh dan lututnya terluka.

Trey menatap tiga orang lelaki tadi seolah mengatakan, 'jauhkan dia dari hadapanku'. Ketiga pria itu mengangguk lalu merangkul Jimmy keluar.

"Papa!" Pekik Araxi, dengan tergesa-gesa ia berdiri dan berlari mengejar Jimmy, tapi langkahnya tertahan saat Trey menggenggam tangannya kuat.

"Kau mau kemana? Apa telingamu bermasalah sehingga kau tidak mendengar percakapan aku dan 'papa'mu tadi?!" Bentak Trey. Araxi meringis kesakitan, Trey semakin kencang mencengkramnya.

"Aku mohon lepaskan aku."

-

"Hey Ken!" Jerit seorang lelaki. Dentuman keras musik di club itu membuat Ken tak bisa mendengarnya. Lelaki itu menepuk punggung Ken, dengan refleks Ken menarik tangan lelaki itu dan langsung membanting tubuh lelaki itu kedepan. Semua orang memandang mereka.

"Ahk! Aishh... ini aku Ken!" Pekiknya kesakitan. Ken mengerutkan keningnya. Ken mengulurkan tangannya dan membantu lelaki itu berdiri. Ken menatap orang-orang yang menatapnya, spontan mereka mengalihkan tatapan mereka.

"Kau kira aku karung beras apa!" ujarnya mendengus kesal. Ken menatapnya datar.

"Kau menyentuhku sembarangan." Ujarnya dingin. Lelaki berambut pirang itu tertawa renyah.

"Aku sudah memanggilmu berkali-kali. Kau saja yang tuli."

"Dimana Sean? Bukannya dia kesini untuk menemuimu?" Ucap lelaki itu menatap sekelilingnya. Ken menaikkan alis, Sean? Datang ke clubnya?

"Aku sama sekali tak bertemu dengannya" jawabnya. Lelaki itu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Begitukah? Terakhir kali aku melihatnya berbicara dengan West." Ucapnya. Ken menatap kearah bartender itu. Mata mereka bertemu dan membuat West kegalapan dan langsung mengalihkan pandangannya. Ken mengkerutkan keningnya, gelagat West sangat mencurigakan.

"Hey! Sudahlah, kau dari dulu memang tak berubah. Bye!" Ucapnya sambil menepuk punggung Ken lalu pergi. Ken hanya membalasnya dengan anggukan.

-

Ken menyeringai bak iblis, ia sudah merindukan senapan kesayangannya beraksi. Senyumannya mengembang saat rekaman cctv itu menampilkan seseorang yang ia cari.

'Tok...Tok'

Pintu terbuka dan ternyata Trey yang masuk, orang kepercayaannya. Lelaki itu menunduk hormat lalu meletakkan sebuah dokumen dimejanya. Ken membaca setiap isi dokumen itu dengan datar. Lalu melambaikan tangannya seolah berkata 'suruh mereka masuk'.

Trey membuka pintu itu lebar. Lima orang wanita berpakaian minim memasuki ruangan itu. Wajah mereka yang tertutupi kain membuat siapa pun tak dapat melihat wajah mereka.

Trey membuka penutup wajah keempat wanita itu, dan menyisahkan wanita yang paling pojok.

"Rexa, 25 tahun. 'Not virgin'" ujarnya menunjuk wanita pertama

"Defni, 26 tahun. 'Not virgin'" ucapnya menunjuk wanita selanjutnya.

"Reta, 24 tahun. 'Virgin' but she is good for foreplay" jelasnya lagi. Ucapannya terhenti saat menatap wanita terakhir, yang wajahnya masih tertutup kain hitam.

Ken menatap wanita itu intens, kulit putih bersinar, dan tubuh bak model. Membuat Ken susah untuk meneguk air liurnya. Padahal ia sudah sering berhubungan dengan wanita-wanita cantik yang rela melakukan apapun untuknya. Tiga wanita itu saja dengan jelas menatapnya menggoda.

Trey mulai membuka penutup itu dengan perlahan dan menampilkan wanita cantik dengan pipi meronanya. Matanya tampak bengkak akibat menangis, tapi itu sama sekali tak mengurangi kecantikannya.

"Dia adalah yang terbaik, 'Virgin' and anyone will pay dearly for her. Ia juga akan menjadi pemasok terbesar di club ini."

Ken masih menatap wanita itu intens. Mata mereka bertemu, Ken memandang dalam mata indah itu. Wanita itu menatap Ken lirih, air matanya kembali terjatuh dan membuat Ken tertegun.

"Araxi Deolla" sambung Trey lagi.

Seringaian Ken mengembang sempurna. Araxi mematung bergidik ngeri.

Bersambung...

Medan, 13 November 2017.

The Devil Love |#2 WILLIAM'S BOOKS|Where stories live. Discover now