Something Pressing

144K 8.8K 603
                                    

Silau mentari mengusik Araxi yang sedang terlelap. Kedua mata itu terbuka dan senyum manis mengembang indah, Ken tertidur pulas sambil memeluknya.

Memori indah saat mereka bergulat tadi malam membuat hati Araxi di tumbuhi ladang bunga. Tak ada rasa takut atau canggung di diri Araxi, karena wanita itu sudah berjanji akan menikmati setiap ia bersama Ken.

'Cup'
'Cup'
'Cup'

Araxi mencium bibir tebal Ken bertubi-tubi. Baginya tak ada yang harus di takuti dari Ken, Ken pria yang baik dan dengan sifat dinginnya, pria itu mencoba menutupi semua luka di masa lalunya.

"Ahk!" Jerit Araxi saat Ken mengangkat tubuh mungilnya ke atas dada bidang Ken.

"Kau sangat nakal, dan aku suka itu." Ucap Ken dengan kedua mata yang masih tertutup.

Araxi tersenyum manis lalu kembali mencium setiap sudut wajah pria itu. Araxi adalah wanita yang paling beruntung karena bisa menikmati keajaiban dunia di hadapannya dengan gratis.

Entah apa yang terjadi pada Ken hingga pria itu memperlakukan Araxi dengan lembut dan perhatian. Dan Araxi sangat mendambakan hal itu.

"Araxi, aku akan pergi lagi." Dalam hitungan detik, kecupan-kecupan gemas Araxi terhenti. Wanita itu menatap Ken sendu lalu tersenyum tipis.

"Sean dan Tayana akan menikah." Jawab Ken seolah dapat membaca apa yang sedang wanita itu pikirkan.

"Benarkah? Apa aku di undang?" Tanya Araxi dengan semangat.

"Tentu saja, bocah nakal."

Araxi menatap Ken sengit lalu dengan tiba-tiba mengecup bibir Ken.
"Aku tidak nakal, kau yang nakal."

Ken tertawa kecil. Tawa kecil yang membuat Araxi membatu seketika. Untuk pertama kalinya dia melihat tawa Ken, dan tawa itu sangat menakjubkan.

'Tak cukupkah rasa yang aku miliki sekarang hingga kau tersenyum dan membuat aku semakin jatuh ke dalam pelukanmu.'

Ken yang menyadari perubahan ekspresi Araxi pun langsung merapatkan bibirnya.

"Aku suka senyummu." Kata-kata itu lolos begitu saja dari bibir Araxi. Kata-kata yang membuat semua terasa semakin canggung.

Ken masih terdiam, entah apa yang sedang di pikiran pria itu, karena hanya raut datar yang tercetak disana.

"Araxi, jangan jatuh cinta kepada pria sepertiku."

-

'Araxi, jangan jatuh cinta kepada pria sepertiku'

Kata-kata itu tergiang kembali di pikiran Araxi. Saat ini wanita itu dengan memandangi dirinya di cermin sambil menyisir rambut.

Ken sudah pergi lima menit yang lalu, dan sejak kata-kata itu terucap suasana mereka kembali canggung seperti semula.

Setetes air mata pun mengalir di pipi gembul Araxi. Setetes air mata yang memiliki arti yang amat dalam.

"Jangan pernah jatuh cinta kepadamu, hah! Aku sudah jatuh cinta padamu Devil!" Pekik Araxi sambil terisak kuat. Wanita itu menarik rambutnya frustasi. Siapa saja bisa menilai kalau wanita itu sangat terluka.

'Mengapa tuhan mentakdirkan kita untuk bertemu jika akhirnya kau melarangku untuk jatuh cinta padamu'

'Drrtt'

Araxi mengambil ponselnya yang bergetar bertanda ada pesan masuk. Dengan cepat Araxi menghapus air matanya yang masih tetap mengalir lalu membuka pesan itu.

The Devil Love |#2 WILLIAM'S BOOKS|Where stories live. Discover now