Reinkarnasi

120K 7.1K 411
                                    

Nemu typo? Wajib lapor ye...
Happy reading💗

-

Derap langkah sepatu pantofel mahal terdengar samar di acara itu. Satu persatu para tamu mulai menyadari kehadiran pria yang namanya sudah tak asing itu.

"Eric?"

Sapaan itu membuat pria yang menjadi pusat perhatian menoleh kearah Frans yang memanggilnya penuh kerinduan.

Eric tersenyum manis lalu melangkah mendekati pria yang berstatus kakak kandungnya itu.

Pelukan hangat penuh kerinduan menyapa Eric. Yah, begitulah tali persaudaraan mereka, Frans sangat menyayangi Eric dan juga almarhum Ben, daddy Deon.

"Aku merindukanmu, sudah hampir 4 tahun kita tidak bertemu. Kau memang keterlaluan." Ucap Frans penuh kerinduan. 4 tahun lamanya ia tak bertatap muka dengan adik bungsunya. Dan untuk berkomunikasi pun sangat sulit.

Eric membalas pelukan kakak tertuanya itu, dan membalas ucapan Frans.

"Tenang saja kak, aku akan menetap disini. Adik kecilmu ini membawa hadiah luar biasa untuk keluarga kecil kita." Sahutnya yang membuat Frans mengerutkan keningnya lalu melepaskan pelukan mereka.

Belum sempat Frans bertanya suara tak asing menyapa kedua telinga pria itu.

"Dad."

Satu kata yang dapat mengalihkan semua pandangan manusia yang mendengar.

Senyuman tipis tercipta indah di bibir Eric, pria iu membalikkan tubuh dan pemeran utama di dalam dramanya berdiri tepat di hadapannya bersama wanita yang ikut andil dalam drama yang ia ciptakan.

"Putraku."

-

Ken menatap Araxi yang sibuk mengaduk-aduk soup creamnya dengan tatapan hampa. Berkali-kali ia mendapati Araxi menghela nafas berat.

Wanita itu seperti menanggung masalah. Dengan perlahan tangan kekar itu mengelus lembut pucuk kepala Araxi, dan jelas saja wanita itu terkejut.

"Apa ada hal yang mengganggumu?" Akhirnya Ken membuka suara untuk memecah kecanggungan yang melanda mereka.

Ken masih menatapi wanita yang menghiasi pikirannya saat ini. Araxi menggelengkan kepalanya lalu menatap Ken dengan ragu-ragu.

"Aku ingin permisi ke kamar mandi sebentar." ucapnya.

Ken tersenyum kecil lalu bangkit dari kursi empuknya. Gerakan kecil itu jelas membuat dahi Araxi menyengit.

"Apa yang sedang kau tunggu? Ayo, berdirilah." Ucap Ken yang membuat Araxi ingin memekik dalam hati.

Ken tersenyum penuh kemenangan saat Araxi langsung berdiri tanpa membantahnya. Tetapi, wanita itu langsung melangkah meninggalkannya.

Ken mengikuti langkah Araxi dan dengan cepat mengambil pergelangan Araxi lalu meletakkannya di gandengannya.

Dan lagi-lagi Araxi hanya menghela nafas berat.

Mereka melangkah dalam diam hingga tiba-tiba Ken mematung dan membuat Araxi menyengit.

Ken menatap seseorang yang tak asing baginya. Seorang pria gagah yang membelakanginya. Seorang pria yang membuatnya menjadi pria brengsek berdarah dingin. Dan seorang pria yang seumur hidupnya tak pernah memberikan kasih sayang sebagai orang tua yang selayaknya kepada putra semata wayangnya.

"Dad." Hanya kata itu yang lolos dari bibirnya. Tak ada yang dapat membaca ekspresinya saat ini.

Sorot mata Ken hanya mengikuti pergerakan pria yang tak lain adalah Eric William.

The Devil Love |#2 WILLIAM'S BOOKS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang