Blank Mind

133K 9.3K 122
                                    

"Araxi?"

Araxi mematung, ia seperti kenal suara itu. Suara itu... suara itu!

Araxi menoleh kearah suara, ia menganga kaget.

"Zack!"

-

Zack melangkah mendekati Araxi, tetapi langkahnya tertahan oleh dua pria berpakaian hitam yang menghadangnya.

"Zack!" Pekik Araxi senang berlari kecil mendekati Zack yang ditahan oleh pria-pria seram itu.

'Grep'

Araxi memeluk Zack dengan penuh kerinduan. Sahabatnya sudah kembali, dan Zack semakin tampan sekarang.

"Ehem..."

Araxi dan Zack menoleh kearah suara itu.

"Ken." Ucap Araxi lalu melepaskan pelukannya dengan perlahan. Senyum Araxi tak pernah luntur lalu dengan senang ia berucap

"Ken, perkenalkan, ini Zack sahabatku." Jelas Araxi dengan riang. Ken menatap tajam Zack, wajahnya tampak memerah menahan amarah.

"Aku sudah tau, dan aku tidak peduli." Jawab Ken tajam, membuat Araxi mematung seketika. Zack menatap Ken tak suka.

"Ah, ternyata kau si CEO es batu dan..." ucapan Zack terhenti sebentar lalu ia kembali berkata.

"The Devil?"

Pengawal-pengawal itu menatap Zack sinis. Dan Ken? Ia hanya tersenyum meremehkan kearah Zack.

"Wah... sepertinya sang penegak keadilan mulai bermain api?" Ucap Ken dengan nada tajamnya.

"Senang berkenalan denganmu. Ah, Araxi ayo kita makan, aku sudah sangat merindukan sahabat cantikku ini." Ucap Zack lalu mencubit pipi gembul Araxi gemas.

Ken mengepal tangannya kuat, saat Zack dan Araxi akan beranjak, dengan cepat Ken menggenggam tangan Araxi kuat.

"Araxi? Apa aku sudah mengijinkanmu untuk pergi?" Tanya Ken tajam, Araxi menunduk takut, ia juga menahan sakit akibat genggaman kuat Ken.

"Ijin darimu? Mengapa ia harus meminta ijin darimu?" Tanya Zack yang langsung membuat Ken menatapnya penuh amarah.

"Urus saja urusanmu!" Ucap Ken lalu mencoba menepis genggam Zack di tangan Araxi. Tapi tiba-tiba Zack pun menahan tangan Ken.

"Araxi adalah urusanku, begitu juga dengan kau." Jawab Zack dengan senyuman yang menyimpan beribu rahasia.

Ken menepis tangan Zack kuat, membuat genggaman dua sahabat itu terlepas.

"Kembalilah ke tempat asalmu, aku akan memberimu waktu. Jangan sampai kita bertemu lagi jika kau masih ingin bernafas." Ancam Ken dengan tatapan bak iblisnya.

Kena merangkul Araxi kuat lalu memaksa wanita itu untuk mengikutinya.

"Zack... ah, mungkin lain kali, tapi aku janji akan pergi denganmu." Pekik Araxi sedih sambil menatap ke belakang, menatap Zack yang menatap Ken penuh amarah lalu tersenyum manis kepada Araxi.

-

"Kenapa kita ke parkiran? Bukankah aku sudah katakan padamu kalau aku akan menginap." Ucap Araxi penuh kekecewaan. Ken masih diam membisu sedari tadi, tatapannya juga kembali dingin seperti dulu.

"Jangan pernah mendekatinya lagi." Perintah Ken dingin lalu kembali melangkah memasuki mobil.

"Dasar es batu." Ucapnya kesal lalu ikut memasuki mobil. Araxi menatap Ken yang memejamkan matanya.

'Aku harus terus berulah agar kau bosan denganku' Batin Araxi.

-

"Aku rasa tidak akan sulit untuk mencari beberapa bukti, tapi..."

"Tapi apa?"

"Dia memiliki seseorang yang sangat berharga untukku. Dan aku yakin itu akan menjadi ancaman bagiku." Ucap seorang pria yang ternyata adalah Zack lalu memutuskan sambungan telpon itu.

Bersambung...

Medan, 30 Januari 2018.

The Devil Love |#2 WILLIAM'S BOOKS|Where stories live. Discover now