Perfect Man?

122K 8.6K 166
                                    

Araxi membuka pintu kamar mandi secara perlahan, mengintip apakah Ken masih ada dikamar inap Lhea.

Araxi menatap Lhea yang terkikik saat melihat layar ponsel miliknya. Araxi mengerutkan keningnya, apa yang lucu dari ponselnya? Apa Lhea sedang menonton angri bird mengalahkan babi-babi hijau tak berkaki?

Araxi membuka lebar pintu itu lalu melangkah mendekati Lhea. Ia menjadi semakin penasaran karena tawa sang ibu semakin menguat.

Araxi menatap kearah layar ponselnya dan kedua matanya membelak sempurna.

"Ahk!" Jeritnya kuat, saat melihat video seorang gadis yang terlonjak kaget dari tidurnya lalu memasang kuda-kuda kungfu dengan wajah kantuk yang tercetak sempurna diwajah gadis itu.

Yah gadis itu, Araxi Deolla.

"Kalian jahat!" Jeritnya kuat membuat tawa Lhea semakin kuat. Araxi merengut kesal lalu ia baru sadar kalau banyak yang mengomentari fotonya.

Ia mengambil ponselnya itu lalu membaca setiap kata-kata yang menghiasi videonya.

'Inikah kekasih baru Ken William? Sangatlah tidak pantas'
'Wuaataw.... ciaattt ciaatt... eh nyangkut kaki ane'
'Entah mengapa aku seperti mengingat seseorang yang dulu sempat viral... yang cincay harga santai wkwk'
'Kok malah mirip kungfu panda cyin?'
'Post foto Ken lagi dong...'
'Dia?! Pacar Ken?! Tidak! Ken hanyalah milikku seorang!'
'Araxi Deolla? Murid tak tau diri yang dulu pernah ditembak Zack?'

Dan lain-lain.

Araxi terduduk lemas, ia menarik rambutnya frustasi. Ia menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan cepat ia menatap Lhea yang terduduk bak orang sedang bertapa dengan mata tertutup.

"Mama! Kau jahat!" Pekik Araxi lalu menangis kesal karena saat ini sang ibu sedang mengejeknya.

"Diamlah, aku sedang berlatih agar bisa menguasai kungfu sepertimu." Ucap Lhea sambil menahan tawa, Araxi menghapus air matanya kasar lalu menghentak-hentakkan kakinya kesal, membuat tawa Lhea pecah.

'Cklek'

Tawa Lhea terhenti seketika saat seseorang yang tak terduga masuk. Melihat ibunya yang mendadak diam, Araxi mengikuti arah pandangannya ibunya itu.

Matanya membelak sempurna saat seorang pria yang wajahnya tertutupi bucket bunga yang cukup besar. Di kedua tangan pria itu juga dipenuhi papper bag dengan berbagai macam warna.

Araxi menatap Lhea seolah bertanya siapa orang itu, tetapi Lhea menggelengkan kepalanya seolah menjawab dia tidak tau

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Araxi menatap Lhea seolah bertanya siapa orang itu, tetapi Lhea menggelengkan kepalanya seolah menjawab dia tidak tau. Mereka berdua kembali menatap pria tak dikenal itu hingga bucket itu menurun dengan perlahan dan menampilkan wajah yang tertutupi itu.

Lhea membelakkan matanya kaget, sedangkan Araxi tersenyum manis.

-

"Dimana dia sekarang?" Tanya Ken yang baru saja turun dari mobil. Ia melangkah cepat yang juga diikuti oleh Trey.

"Dia masih di dalam kamar inap Nyonya Lhea." Jawab Trey yang langsung membuat Ken menggerang kesal.

Dengan emosi yang memuncak Ken bahkan melewati lobi utama karena itu adalah jalan yang tercepat dibanding jalan khusus yang sering ia lewati.

Banyak orang yang menatap Ken kagum, suasana jam sembilan pagi memanglah sangat ramai di rumah sakit itu. Beberapa orang bahkan mengenali Ken dan memfoto pria misterius itu diam-diam.

Mereka melangkah cepat hingga mereka sampai di depan kamar inap Lhea. Ken menatap tajam dua pengawal yang tertunduk takut itu. Jika saja tak ada yang berlalu lalang dilorong itu Ken akan menembaki dua orang idiot tak berguna dihadapannya.

Salah satu pengawal itu membuka pintu dengan takut-takut. Dan dengan jelas ia melihat pemandangan yang membuat amarahnya semakin memuncak.

"Hahaha..., andai saja dulu Araxi menerimamu mungkin aku sudah memiliki cucu sekarang." Canda Lhea bahagia.

"Mama..." tegur Araxi dengan raut malu-malunya.

Ken melangkah masuk, ternyata tiga manusia disana masih belum menyadari kedatangannya.

Lhea mengalihkan pandangannya kearah Ken yang sudah berdiri tepat dibelakang pria disamping Araxi. Posisi Araxi dan Pria itu membelakangi Ken sehingga mereka masih belum menyadari Ken sudah datang.

Ken yang akan berucap kembali menutup mulutnya saat pria itu mengeluar kotak perhiasan dari saku jacketnya.

Pria itu membuka kotak itu dan menampilkan cincin berlian indah tapi tak terlalu mewah.

Pria itu memegang tangan kanan Araxi dan dengan cepat memasukkan cincin indah itu ke jari manis Araxi.

"Kau sama seperti cincin ini, indah dan sangat berharga walau dikelilingi kesederhanaan." Ucap pria itu lembut lalu mengecup punggung tangan Araxi.

Bersambung....
 

Medan, 11 Februari 2018.

The Devil Love |#2 WILLIAM'S BOOKS|Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu