Ask for Help

148K 10K 79
                                    

Happy New Year guys! Sebenarnya mau up past malam tahun baru, tapi malah keasikan jalan wkwk! ILY guys!

Happy Reading!
Sorry for typo!

-

Tayana dan Araxi saling bertatapan, dengan serentak mereka melihat kearah depan, dan wajah Araxi pucat seketika.

Mereka melihat lima orang pria memakai jas hitam berdiri mengahalangi jalan dengan berbagai senjata di tubuh mereka.

-

"Siapa mereka?" Tanya Araxi takut. Sang supir tertawa kecil lalu menjawab.

"Tenang saja nona, kalian hanya cukup duduk manis saja disini." Jawab pria itu sambil merenggangkan tubuhnya lalu keluar dari mobil.

Araxi menganga kaget seolah tak percaya oleh keberanian pria itu. Pria-pria jahat itu bisa saja langsing menembakinya saat ia keluar dari mobil.

Baru beberapa jam Araxi merasakan kedamaian, kini masalah kembali datang mengusiknya. Ia menggigit bibirnya takut, ia menatap Tayana yang tampak santai.

"Semoga nona bisa memakluminya dengan cepat." Ucap sang supir dengan senyum ramahnya. Mata Araxi membelak tak percaya, mereka tampak santai dan seolah tak ada masalah apapun. Padahal nasib mereka sekarang tergantung pada pistol-pistol itu.

Araxi menunduk takut, ia memejamkan matanya takut, ia bahkan tak sanggup untuk melihat pertumpahan darah di hadapannya.

Jantungnya berdegup kencang saat pintu mobil tepat disampingnya terbuka. Keringat dingin mulai bercucuran ditubuhnya, ia merasakan seseorang mendekatinya.

'Deg'

Nafasnya tercekat saat merasakan tubuhnya digeser dan seseorang duduk tepat disampingnya.

Ia pernah menonton adegan ini, saat penjahat berdarah dingin masuk ke mobil korbannya lalu menembaki korbannya dimobil itu, lalu penjahat itu tertawa kesenangan.

"Apa yang dilakukannya?"

"Mungkin dia sedang ingin bab dan tak kuat menahan." Mata terbuka seketika, bukankah itu suara Ken dan Tayana?

Dengan perlahan Araxi menatap kearah kanannya. Dan benar saja, pria tampan itu sudah terduduk disampingnya dengan tatapan datarnya.

"Seperti kau benar Tayana." Balas Ken yang membuat pipi Araxi merona malu. Tayana yang ada disamping Araxi terkekeh kuat, membuat Araxi semakin malu.

Araxi yang baru teringat dengan orang-orang itu pun dengan cepat mengalihkan pandangannya kedepan.
Matanya membelak sempurna saat pria-pria itu sudah tergeletak di aspal dengan berlumuran darah.

Dengan perlahan Araxi menatap kearah Ken. Pria itu tampak sibuk dengan ponselnya, Araxi menatap Ken dari sampai ujung rambutnya, tak ada satu kotoran yang menempel, tapi pria itu dari luar, lalu dimana pria dengan luka diwajah itu? Oke, dia mulai merinding sekarang.

"Aku memang sangat tampan, kau tak perlu menatapku seperti itu." Ucap Ken yang langsung membuat Araxi mengalihkan pandangannya. Tanpa mereka sadari, sang supir sudah menganga terkejut.

-

Araxi menatap pemandangan malam yang indah itu dengan nyaman. Ia menghembuskan nafas beratnya seolah membuang semua beban yang menimpanya, pikiran sudah tak terbebani lagi, ibunya sudah aman dan yang harus ia lakukan adalah mencari ayahnya.

"Mungkin aku harus meminta bantuan kepada Mr. William."

"Bantuan?"

Araxi terlonjak kaget saat suara Ken yang muncul tiba-tiba, ia membalikkan tubuhnya tapi dengan cepat pria itu memeluknya erat.

"Mr. William..." Ucap Araxi tergagap, Ken masih memeluknya erat, menelusupkan wajahnya ke leher Araxi, menghirup harum tubuh Araxi yang memabukkan.

"Apa yang kau inginkan dariku, hmm?" Tanya Ken pelan, membuat Araxi merinding.

"To-long aku untuk mencari papaku." Mohonnya, Ken melepaskan pelukan mereka lalu menatap Araxi dengan tatapan yang sulit diartikan.

Bersambung...

Medan, 1 Januari 2018.

The Devil Love |#2 WILLIAM'S BOOKS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang