MOC [Part 2]

2.9K 327 32
                                    

Suara langkah kaki cepat terdengar bersamaan dengan kaki yang berlari menembus udara dingin di pagi hari pada hari itu. Cuaca terlihat cerah, langit biru bersih dan matahari mulai memberikan kehangatannya.

Bas adalah orang yang sedang berlari itu, dengan baju olah raga biru senada, topi hitam dan headset yang terpasang di telinganya. Ia sedang joging.

Lari pagi bukanlah kebiasaannya tapi pagi itu ia sangat kesal karena di rumahnya atau penthouse dimana ia tinggal sekarang begitu banyak orang yang datang, jika ia terus di sana yang ada ia akan mati karena menahan amarahnya.

Orang-orang itu adalah suruhan Ayahnya, sebagian penthouse itu akan di design ulang, yah untuk orang yang akan menjadi teman serumahnya, entah lah siapa dia sampai Penthouse yang sudah di design sedemikian rupa oleh designer harus di rubah. 'Aah menyebalkan'

"Penthouse itu terlau besar untuk kau tinggal sendiri"

Bas mendengus saat ia mengingat apa yang Ayahnya katakan saat ia kembali ke Thailand tiga hari lalu. Bas masih sangat tak terima dengan apa yang ayahnya lakukan padanya.

Ia baru saja mendapatkan kehidupan mandiri nya, bebas dari semua peraturan rumah, dan tentu mendapatkan privasi nya sendiri. ini baru terhitung lima bulan ia pindah ke penthouse nya sendiri setelah ia susah payah mendapatkan izin dari ibunya. Dan sekarang semua itu sirna.. orang asing akan tinggal bersamanya.

"Ah Shit!!" Bas semakin kesal dan marah jika terus memikirkan ini.

Okay, Bas mengerti jika penthouse itu terlalu besar untuk hanya satu orang yang tinggal di sana tapi selama lima bulan ini Bas tidak menemukan masalah saat ia tinggal sendiri. setiap seminggu sekali akan ada orang yang membersihkan penthouse nya, Ibunya selalu datang bahkan setiap dua hari sekali. Semuanya berjalan sangat lancar hingga Ayahnya yang merusak semua itu.

"Hah...hah...hah..." Bas menghentikan larinya, menumpukan kedua tangannya di lututnya, napasnya tersengal. ia mencoba untuk mengatur napasnya yang sangat memburu, matanya menatap lurus ke bawah, menatap kakinya sendiri. Untuk beberapa saat posisi Bas tak berubah.. hingga..

BRUUUUKKKK!!!

"Aaaaaaaaahhh!!" suara teriakan keras keluar dari mulut Bas

Tubuhnya terguling kesamping menuruni jalan berumput yang menurun..

"Bruuuuuuk!"

"Awwww..." ringis Bas kesakitan
"Ahhh,Shit! Siapa yang menabrak, semua tubuhku sakit" Pikir Bas masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya sekarang, tapi matanya Membulat kaget saat ia menyadari sesuatu "Orang Gila!!!" Bas berteriak dalam kepalanya.

"Yah! Singkirkan tubuh mu di atasku! Dan singkirkan bibir sialan mu di leher ku!!!" geram Bas, sosok pria yang menabrak nya ini benar-benar kurang ajar, bukan meminta maaf atau membantunya berdiri ini malah masih betah dengan posisi nya dan tak bergerak sama sekali. Dan lagi bas merasakan bibir sialan menempel di lehernya, membuatnya tak nyaman.

"Sheeet, Diam"

"Yaa...em" Perkataan Bas terhenti bersamaan mulutnya yang di bekap, matanya membulat marah menatap sosok di atasnya, pria itu kini mengangkat wajahnya dan menatapnya.

Dua bola mata cokelat indah, kulit putih mulus, hidung tinggi kecil, dan bibir merah muda. 'Ah sempurna' Bas sempat terpesona degan paras tampan sosok di depannya itu.

Tanpa Bas ketahui sosok di depannya itu adalah Godt orang yang telah terikat beraamanya. Yeah Godt yang menabrak Bas tak sengaja hingga posisi mereka sekarang cukup membuat orang yang melihat salah paham pada mereka.

"Maaf.. tapi aku mohon diam sebentar" Bisik Godt di telinga Bas. Ia sangat terkejut dengan apa yang terjadi juga, tapi keterkejutannya harus ia singkirkan sekarang. Orang-orang suruhan Ayahnya sedang mencoba mencarinya.

Miracle Or Curse [MOC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang