MOC [Part 16]

3.4K 321 93
                                    

Langkah kaki cepat terburu-burunya kini terhenti, mensejajarkan kedua kaki jenjangnya yang sedikit bergetar. Suara napas pendek tersengal keluar dari celah bibir kecilnya yang sedikit terbuka, udara keluar masuk begitu cepat disana, memasok kembali asupan oksigen bagi paru-parunya, langkah kaki cepatnya tadi tentu membuat pasokan oksigen paru-parunya habis sangat cepat.

Tarikan napas panjang ia lakukan,  bukan hanya untuk mengambil oksigen yang ia butuhkan tetapi hal itu diringi rasa lega yang masuk dalam hatinya.

Mata bulat indahnya menatap lurus sosok yang terduduk tak jauh darinya.

Sosok itu begitu indah di matanya, tubuh tingginya di balut dengan casual suit berwarna navy blue yang begitu pas dan kontras dengan kulit putihnya, T-Shirt hitam di balik casual suit nya dan sneakers hitam yang ia pakai menebah kesempurnaan fashi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok itu begitu indah di matanya, tubuh tingginya di balut dengan casual suit berwarna navy blue yang begitu pas dan kontras dengan kulit putihnya, T-Shirt hitam di balik casual suit nya dan sneakers hitam yang ia pakai menebah kesempurnaan fashion nya.

Sinar matahari yang menerobos jendela besar membentang di sampingnya membuat sosok itu terlihat sangat bersinar, wajah tampannya tertunduk dengan mata yang terfokus pada ponsel di tangannya. Bulumata panjangnya begitu terlihat jelas sekarang.

Senyum tipis terukir di bibir kecilnya, Kelegaan dan harapan kini mengisi semua ruang dalam hatinya saat ia mendapati jika dirinya tak kalah dengan waktu, ia masih bisa mendahului waktu dan bertemu sosok itu, meskipun rasa pahit sedikit terasa di sana, tapi setidaknya harapan jika penyesalan tak akan ia rasakan setelah ini, ia bisa melihat sosok itu untuk terakhir kalinya, hal itu mungkin sudah cukup.

Yeah, Kini perasaan aneh itu kembali menang akan semua akal dan pikirannya. meskipun perasaan aneh itu pun mencekik dirinya karena kenyataan sekrang adalah terakhir lakinya ia akan bertemu sosok itu. Bas kembali menarik napas dalam.

Untuk berapa saat Bas mengatur kembali napasnya hingga ia merasa napasnya telah kembali normal meskipun ia tak mamapu menormalakan detak jantungnya yang sangat cepat dari tadi.

Mulutnya mulai terbuka perahan untuk mengucapkan nama sosok itu atau lebih tepatnya memanggilnya.

"Godt"

Satu kata itu keluar dari mulut Bas, jantungnya berdegub semakin cepat saat Godt menolehkan kepalanya cepat setelah kata itu terlontar. Kedua onik yang bersinar itu menatapnya langsung dengan tatapan yang tak mampu ia artikan, dan senyuman lembut terukir di wajah taman itu. Tapi.. senyuman lembut itu kenapa memberi sayatan kecil dalam hatinya. Terasa perih saat menyadari kemungkinan matanya tak akan bisa melihat senyuman lembut itu lagi. Bas meringis dalam hatinya akan rasa perih itu.

Situasi ini mungkin adalah situasi yang paling menegangkan dan menyedihkan sejauh ini dalam hidupnya, jantungnya tak berhenti berdegub dengan sangat cepat, rasa gugup seolah membuat begitu banyak kupu-kupu beterbangan di perutnya. rasa cemas membangun rasa takut kehilangan dalam hatinya. Matanya terus terkunci menatap sosok Godt yang masih tersenyum padanya.

Sejujurnya semua perasaan aneh yang ia rasakan sekarang sungguh mendorong emosinya ke titik dimana kata Menyerah akhirnya muncul di benaknya.

"Kenapa kau sangat lama?" kata Godt terdengar kesal.

Miracle Or Curse [MOC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang