MOC [Part 11]

2.4K 340 72
                                    

Kedua kelopak matanya tertutup perlahan, kedua tangannya semakin menarik tubuh Bas semakin dalam masuk  ke dalam dekapannya. Matanya ia pejamkan, bau harum sampo mulai masuk kedalam penciumannya, membuatnya semakin tenang dan membuat dirinya semakin nyaman dalam posisi itu.

Perasaan yang ia dapat saat bersama sosok yang ia peluk sekarang sesunguhnya tak pernah ia rasakan dari siapapun. Ini kenyaman yang berbeda dari yang kau dapatkan saat kau memeluk ibu, Ayah atau pun kekasihmu, perasaan nyaman ini yang sekarang ia rasakan seolah membawa jiwanya terhanyut kedalam suasana yang bahkan dirinya tak dapat gambarkan sama sekali. Sangat Nyaman hanya itu yang bisa ia gambarkan untuk apa yang ia rasakan.

Kecemasan, ketakutan seakan hilang seketika. Pelukannya semakin ia eratkan kepalanya semakin terkubur dalam pada rambut lembut milik Bas.

Ia memeluk Bas seperti ini pada awalnya hanya ingin memastikan jika pemikirannya mengenai Ikatan yang ia miliki dengan Bas itu tidak benar, ikatan yang akan membuat mereka saling membutuhkan itu salah, tapi sekali lagi ia menyadari takdir benar-benar membuatnya harus mengaku kalah lagi.

Ya, Benar jika Bas mampu menenangkan dirinya, Bas mamapu menghilangkan rasa sakit fisik yang ia rasakan.

Kedua kelopak matanya terbuka. Ia menyadari sesuatu, ia melepskan pelukanya dan mundur satu langkah memebrikan ruang bagi tubuh mereka. Matanya menatap punggung Bas lekat. Ia mengigit bibir bawahnya untuk menekan cemasanya.

"Ini tidak boleh terjadi!" lirih Godt dalam hatinya

Perasaan takut dalam dirinya kini kembali. Perasaan takut yang semakin besar. Perasaan takut akan dirinya yang mulai melagkah meiggalkan kehidupan dan gaya hidup miliknya, melangkah mejauhi mimpi yang terus ia kejar selama ini. Mimpi yang tidak akan ia raih jika dirinya melangkah satu langkahpun menuju sosok yang ada di depanya sekrang ini.

Tapi jika ia terus di sini pikiran dan akalnya benar-benar akan kalah terkontrol sepeuhnya oleh perasaan yang tumbuh semkain besar dalam hatinya sekrang ini. Semakin ia mengenal sosok takdirnya ini semakin ia mendapatkan sikap Bas yang mulai menerima dirinya dalam hidupnya, semakin besar Pula ketakutan dalam dirinya tumbuh.

Jika aku merasakan tumbuhnya perasaan ini pasti Bas juga merasakan hal yang sama. Godt yakin meskipun ia ragu Bas  mengetahui ikatan takdir mereka tapi di balik perubahan sikap Bas pada dirinya sekarang ini, pasti penyebanya adalah perasaan aneh yang sama yang tubuh pada hatinya. Pasti Bas merasakan hal ini juga.

Tapi pemikiranya terhenti. Pandangnya ia laihkan menatap direski lain, Bas kini berbalik menghadap dirinya dengan raut wajah yang sulit di artikan. Kedua mata besar indahnya menatap wajah Godt untuk sementara sebelum ia menarik napas dalam dan...

"Istirahatlah" Kata Bas pelan

Godt mengerutkan keningnya, ia berlaih menolehkan kepalanya cepat mengikuti pergerakan Bas yang kini berjalan melewatinya tanpa ada kata-kata lain dari mulut kecilnya.

"Bas" Pangil Godt

"Em?" Bas menghentikan langkahnya "Apa?" ia memutar tubuhnya untuk bertemu denga Godt

"Tidak ada yang ingin kau tanyakan?" Tanya Godt

"tanyakan?"

"Em.." Godt mengangguk

"Tentang?"

Godt membuang napasnya berat, ia memang seharunya tak menanyakan hal ini dari awal "Tentang apa yang aku lakukan barusan" lanjutnya sedikit kesal kenapa sekrang malah dirinya yang mengungkit ini.

"Ah itu..." kata bas datar "aku yakin kau punya alasan atau kau benar-beanr pria mesum yang memeluk orang tanpa alasan" lanjut Bas santai, ia melangkah kearah meja makan

Miracle Or Curse [MOC] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt