MOC [Part 22]

2.4K 318 61
                                    

Matanya masih tertuju pada kedua tangan yang menyatu terkepal gugup di pangkuannya. Semburan merah terus saja menghiasi kulit putih wajahnya. Setelah Bas mengingat semuanya. Detakkan jantungnya terus berpacu begitu cepat. Perasaannya sungguh bercampur aduk sekarang.

Bas melirik pintu kamarnya sendiri. ia gugup dan takut hanya untuk keluar dari pintu itu.

Dengan duduk bersila di atas tempat tidurnya, Bas terus menelan air liurnya yang terasa tertahan di tenggorokan serta menggigit bibir bawahnya untuk meredam senyuman bodohnya. Senyum bodoh yang datang karena Bas akhirnya mengingat bagai mana ia berlari secepat kilat keluar dari kamar Godt hanya karena potongan-potongan ingatan yang kembali utuh yang menghantam memorinya. Suara tawa keras Godt mengiringinya. Sangat lucu dan memalukan secara bersamaan.

'Bagai mana aku menatap P'Godt setelah ini.. memalukan... Tapi.."

" he..he...he..." Bas terkekeh kecil dalam senyuman bodohnya. Menghentikan pikirannya tadi.

"P'Godt mengatakan kata itu padaku" cupanyad engan nada rendah menimpali kekehanya tadi. Kini Bas sungguh terlihat seperti remaja yang sedang kasmaran. 

"Ehem" Bas berdehaem keras. Mecoba sekuat tenga untuk mengontrol dirinya. Mecoba enghilangkan ekspresi konyolya sekarang. tapi itu sangat sulit karena kini seyum bodohnya masih bertengger di wajah manisnya.. Tapi senyum bodoh itu sungguh terlihat bersinar dengan mata yang melengkung membentuk senyuman.

Hari masih pagi, dan ia sungguh berharap waktu berjalan lambat hanya untuk hari ini saja. biarkan dirinya memiliki waktu lebih banyak dengan takdirnya.

Bas sungguh bahagia sekarang, ia tak ingin kehilangan kebahagiaan ini. Kata-kata yang akhirnya Godt katakan padanya. Kata Cinta yang akhirnya terucap hanya untuknya. Perasaan dicintai akhirnya ia rasakan. Sungguh kebahagiaan ini membuat hatinya berbunga-bunga. Membuat perasaan ragu yang tumbuh membesar akhir-akhir ini, kini telah menyusut dan hilang. sungguh ajaib bukan begitu mudahnya hal yang mengganggunya dan membuatnya meneteskan air mata selama tiga hari ini seolah pergi tanpa bekas. Ia bahkan kini ragu apa yang ia rasakan tiga hari ke belakang ini. Hatinya di penuhi hanya dengan kebahagiaan sekarang.

Tapi.

Rasa malu juga tak kalah besarnya Bas rasakan. tangan yang mengepal di atas pangkuannya kini beralih menangkup wajahnya rapat menyembunyikan rasa malunya. Menahan semua rasa malu itu. Ingatan yang kembali membawa pernyataan Cinta Godt padanya. Bersama itu pula semua ingatan kejadian tadi malam telah kembali padanya.

Sangat memalukan, itulah pikir Bas. Entah dirinya bisa bertemu dengan teman-temanya setelah kejadian di club..Arghh aku tak ingin membayangkanya.. ringisnya dalam hati. Ah..dan terutama kejadian di taman. Dengan kenyataan diirnyalah yang pertama mengakui perasaanya dan apa yang ia lakukan bersama Godt di taman...BLUSH..Bas kembali merasakan wajahnya semakin panas. Kejadian itu sungguh membuatnya malu. Itu sebabnya ia ragu apa ia bisa menatap Godt sekarang.

"Bas keluarlah, kau tak berencana terus bersembunyi di dalam kan?" suara teriakan Godt terdengar dari luar bersama dengan tawa yang mengirinya. Aah itu membuat Bas semakin malu.

Bas menolehkan kepalanya ke pintu. Mau tidak mau dirinya harus keluar. Rasa malu mungkin begitu besar ia rasakan tapi rasa ingin untuk menatap wajah kekasihnya lagi lebih besar dari itu. Bas turun dari tempat tidurnya dan berjalan kerah pintu.

"Akhirnya keluar" Suara Godt menyambut Bas. Godt kini bersandar di samping pintu kamar yang Bas Buka.

Bas terlonjak kaget tapi itu tak memakan waktu lama, hanya per sekian detik tangannya kini tertarik oleh Godt.

Miracle Or Curse [MOC] Where stories live. Discover now