MOC [Part 19]

2.1K 320 62
                                    

Perasaannya sungguh terasa mengerikan sekarang. setiap langkah yang ia ambil sungguh kini sangat terasa berat. Setiap waktu yang berjalan sekan mencekik nya tanpa ampun. Perasaan aneh ini sungguh mendorongnya ke titik dimana akhirnya mulutnya terbuka untuk mengatakan.

"P'Godt jangan pergi" ucapnya lirih

Godt menghentikan langkahnya. Tangannya terhenti di udara. Niattan untuk membuka pintu besar kediaman Suradet kini kembali ia urungkan. Hatinya seakan berhenti berdetak untuk seperkian detik hanya karena satu kalimat pendek yang terucap dengan suara lirih Bas. Matanya menatap lirih Bas yang menuduhkan kepalanya rendah.

"Maaf" ucap lirih kembali keluar dari mulut Bas "Maafkan aku Phi"  Perasaannya kini sungguh tak mampu ia tanggung lagi, terlalu beat...terlalu berat.. untuk hati dan pikiranya tanggung.

Meskipun ia sekuat tenaga menggigit bibir nya, mempertahankan akalnya agar tak seutuhnya hilang karena perasaan aneh dalam hatinya. tapi sekuat appaun ia memnahanya cairan bening yang kini bersiar terpantul sinar matahari,tak terelakan untuk keluar. Air matanya menerobos keluar tanpa bisa ia cegah.

Tangisnya pecah. Pertahanannya sungguh hancur seutuhnya kali ini. Perasaan berat membebani hatinya terus bertambah. Air matanya ini sungguh adalah salah satu ketidak berdayaanya sekarang.

Perlahan..wajahnya terangkat perlahan. Air matanya terhapus olah usapan tangan lembut. Sentuhan ini, semakin memebuatnya tak mamapu menahan semuanya.. airmatanya semakin terus keluar tanpa henti. Matanya ia lirikan kearah lain tak mampu ia menatap Godt.

Kemarahan begitu besal dalam dirinya, ia sangat membenci dirinya sendiri. menjadi seperti ini, menjadi lemah seperti ini adalah hal yang paling dirinya benci.

"Bas, P tidak akan meninggalkan mu"

Bas menutupkan matanya, cairan bening itu kembali keluar semakin banyak. Kata-kata itu dengan suara lembut Godt berhasil kembali menyentuh telak hatinya.

"Maaf.. aku tidak ingin seperti ini...... t-tapi di sini" tangannya meremas dadanya kuat Menahan perasaan berat di sana "aku tidak bisa mengontrolnya...ini sungguh menjengkelkan... aku benci ini" Bas mengambil napas dalam. Napsanya terasa sangat berat.

Isakan pilu kini benar-beanr lolos dari mulutnya berbarengan dengan kata-kata itu. Menyiratkan betapa Bas sungguh frustrasi dengan perasaannya sendiri.

Godt menatap Bas nanar. Tanganya yang sedari tadi mengusap air mata yang terus keluar dari mata indah Bas Kini beralih menarik tubuh Bas itu dalam dekapanya.

"P akan kembali... P memiliki alasan yang kuat untuk kembali" kata pelan Godt, Mengusap lembut kepala Bas yang kini tertunduk rendah di bahunya.

"Maaf" lirih Bas lagi. kepalanya ia tengeamkan di tengkuk leher Godt.

"Berhenti meminta maaf" ucap Godt. Dekapanya semakin ia eratkan.

Godt menarik napas sangat dalam terlihat seolah ia juga menahan sesuatu yang sangat berat di dalam hatinya.

"Jadi jangan khawatir, P akan tetap kembali padamu Bas.. jadi hapus air matamu" Godt melepas pelukannya, beralih mengusap kembali air mata Bas lembut.

"Bas tak ingin menghalangi karir mu P, maaf" akhirnya Bas mampu menatap mata Godt meskipun padanganya sedikit kabur karena air mata yang masih keluar dari sana.

"Berhenti meminta maaf" Kata Godt, mebelai kepqla Bas pelan "P akan tetap pergi..dan akan kembali, itu alasan P meminta Teman P mencarikan tiket pesawat secepatnya... lebih cepat P pergi lebih cepat pula P akan kembali pada mu" lanjut Godt dengan suara lembutnya.

"Kita harus masuk.. orang tua kita menunggu" jawab Bas mengalihkan.. ia sungguh masih belum sanggup untuk menjawab apa yang di katakan Godt. Entah kenapa, Bas ingin mempercayai Godt tapi di dalam dirinya selalu masih ada keraguan. Ia sungguh tak ingin jatuh terlalu sakit saat kenyataan menghianatinya lagi suatu saat nanti.

Miracle Or Curse [MOC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang