MOC [Part.25]

2.3K 285 28
                                    

Cahaya dari luar kini telah menerobos dari balik tirai putih yang menutupi jendela kamar yang terbilang sangat luat ini. Meskipun cahaya itu tak mampu memberi cahayanya bagi seluruh sudut ruangan, tapi setidaknya cahaya itu mampu mencapai kedua sosok yang tertidur pulas di atas tempat tidur besar di sana. Godt dan Bas tertidur sangat pulas di sana.

Godt mengerakkan kedua kelopak matanya tak nyaman, cahaya itu sepertinya telah mengganggu tidur pulasnya. Perlahan matanya terbuka. Untuk sesaat ia hanya mencoba mengumpulkan kembali kesadarannya tanpa mengerakkan sedikitpun tubuhnya.

Senyuman bahagia nya terukir saat Godt mendapati sosok yang kini tertidur di sampingnya. Godt sangat menyesal karena sekarang ia tak bisa memeluk Bas yang sudah ia rindukan selama ini dengan bebas. Tangan kanannya yang kini terlipat di tas dada masih dalam balutan gips. Membatasi semua gerakannya. Perasaannya sungguh tercermin jelas di wajahnya sekarang.

Tapi...Tangan kiri yang menjadi batal bagi Bas kini bergerak pelan, membawa tubuh Bas semakin dekat padanya. Kantung mata yang kini terlihat jelas di bawah mata Bas membuatnya semakin bersalah. Mengingat bagaimana Bas kemarin menangis hingga tertidur dalam pelukannya sungguh membuatnya semakin menyalakan diri sendiri.

Godt tidak menyangka jika Bas akan bereaksi se emosional ini setelah melihat tangan patah nya. Bas terlihat sangat khawatir, sedih, rapuh, perasaan yang tank mampu ia tanggung saat melihat pasangan mereka terluka. Hal itu yang Godt lihat dari Bas kemarin. Hari pertama mereka bertemu setelah sekian lama.

Tapi, pada awalanya Godt berpikir hal ini bukan hal yang besar, patah tangannya sungguh tak serius. Ia terjatuh dari tangga saat mencoba membantu dalam dekorasi pameran dari perusahaannya, dan dokter yang menanganinya pun mengatakan patah tangannya tak patal, ia bisa menggerakan tangannya lagi seperti biasa secepatnya.

Karena itu lah Godt tak memberi tahu Bas mengenai ini sebelumnya. Mengetahui kepribadian keras Bas, Godt hanya berpikir dirinya akan di marahi atau mendapat umpatan karena tak hati-hati sehinga tangannya cedera seperti ini setelah mengatakan alasannya. Tapi melihat Bas yang seemosianal ini... Godt tak menyangka nya, ia sangat terkejut... Yeah Bas memang memarahinya, ia marah.. Bas memukulnya meskipun pukulan pelan tapi semua itu dengan air mata yang tak hentinya keluar. Hatinya terasa sakit saat ia mengingat bagai mana Bas kemarin. Dirinyalah alasan Bas seperti itu. Perasaan Aneh dari takdir mereka sungguh membuat perasaan mereka pun tumbuh semakin kuat untuk satu sama lain.

Tapi ada hal lain dari semua itu, kekhawatirannya pada Bas yang tak mampu ia tahan lagi. mengetahui rasa sakit itu datang kembali Membuat Godt memajukan tanggal kepulangannya, ia takkan tenang jika belum memastikan Bas baik-baik saja dengan matanya sendiri.

Raut Wajah Godt kini berbuah, matanya terlihat sayu menatap nanar sosok di sampingnya. Kecemasan tiba-tiba merambat memasuki hatinya saat ia mengingat kata-kata yang Bas katakan kemarin padanya.

"Apa yang terjadi.. apa rasa sakit itu datang padaku karena ini.. karena kau terluka Phi?"

Kata-kata itu seakan menempel dalam kepalanya. Godt mengambil napas dalam meskipun terasa sangat sulit. Kalimat itu terus mengganggu pikirannya. Apa benar.. karena dirinya terluka Bas ikut merasakan rasa sakitnya?. Entah Bas mengatakan hal itu dalam keadaan sadar atau hanya keluar begitu saja karena Bas yang terlalu emosional saat itu. Tapi kata-kata itu sungguh mengganggunya.

Jika benar. Iatu pasti Variabel lain dalam takdirnya ini telah muncul. Jika benar bagai mana ia menangani Variabel ini.. Apa yang harus ia lakukan... jika Variabel ini membuat mereka menyakiti satu sama lain dan membagi rasa sakit mereka.. hal ini sungguh mengerikan.. bagaimana bisa mereka hidup dengan ini.

Miracle Or Curse [MOC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang