MOC [Part. 24]

2.4K 288 38
                                    

Cahaya putih yang begitu kuat serasa langsung menyerang retina kedua matanya. membuat kedua kelopak mata yang perlahan terbuka kini kembali tertutup cepat. Bas menarik napas dalam. Hal ini terlalu mengagetkan bagi penglihatannya. Untuk beberapa saat kedua mata besarnya tertutup seolah sang pemilik, Bas, mencoba mempersiapkan matanya untuk terbuka kembali.

Perlahan...perlahan... keningnya berkerut bersamaan kedua kelopak mata yang mulai kembali terbuka. Cahaya yang tadi begitu terasa kuat kini tak terlalu ia rasakan. Meskipun masih begitu terang tapi matanya mampu mengatasi ini.

Tapi tunggu.. matanya membulat kaget. 'Pemandangan ini'. Bas bangkit dari tidurnya "T-tidak mung-kin...." Bisik nya penuh ketidak percayaan..

Apa yang ada dalam pandangannya ini sungguh pernah ia lihat sebelumnya. Ingatannya masih jelas mengenai ini.

Hamparan ruang luas langit begitu jelas di depannya. Gumpalan-gumpalan awan putih lembut menjadi alas bagi kakinya berpijak.

Seperti sebelumnya ia terasa seperti bagian dari langit yang begitu indah ini, seperti di dalam dunia fantasi. pemandangan sunset begitu jelas di depannya menambah keindahannya.

"Mimpi ini lagi" bisik nya dengan suara lebih tenang

Bas melangahkan kakinya perlahan. Ia hanya masih takjub dengan pemandangan yang sungguh indah ini. Pemandangan yang selalu membuatnya takjub setiap kali ia melihatnya lewat jendela pesawat. Tapi kini ia berjalan dengan bebas di langit itu. Menjadi bagian dari pemandangan itu. Sungguh jika dipikirkan dari sudut mana pun ini pasti mimpi.

Tapi, Bas menyadari sebelumnya ia tak sempat memikirkan semua ini karena ia sibuk dengan perasaan aneh nya sendiri saat itu.

Kaki telanjang nya masih melangkah perlahan. Sekarang perasaan sungguh lebih tenang, damai, Bas merasa sangat damai. Hirupan napas panjang kembali Bas ambil. Udara begitu segar masuk kedalam tubuhnya

"Tentu saja kau juga ada di sini" ucapnya dengan suara lembut "Seperti sebelumnya... P'Godt" lanjutnya dengan kebahagiaan mengalir dari setiap kalimatnya dan senyuman manis yang terukir di wajahnya.

Kakinya terus melangkah kerah sosok yang kini cukup jauh berdiri darinya. Hanya bagian belakang tubuh Godt yang Bas lihat seperti sebelumnya. Tapi tak seperti sebelumnya Bas kini sangat mengenal sosok itu. Sosok itu adalah takdirnya Godt Itthipat Thanit. Apa yang dulu ia pikir memang benar sosok dalam mimpinya itu adalah takdirnya. Mungkin mimpi ini bukan mimpi biasa, mimpi ini adalah bagian dari takdirnya juga.

Tampa menunggu lama, Bas merubah langkah santainya menjadi langkah cepat. Bas berlari ke arah sosok itu. perasaan rindu sungguh sudah meluap dalam hatinya. Tapi.... langkah cepatnya terhenti. Napas pendek yang memburu keluar dari mulutnya.

"Kenapa?" Suaranya tercekat

Ia sudah berlari cepat hinga membuat napasnya tersengal dan pelipisnya mengeluarkan keringat. Bas berlari cukup lama hinga membuatnya merasa lelah. Tapi...Tapi kenapa ia tak kunjung sampai. Matanya menatap tajam sosok Godt yang masih tak bergerak, tetap berdiri di tempatnya. Jaraknya tak terlalu jauh. Bas yakin itu. tapi kenapa. Bas kembali menarik napas dalam. Ia mencoba kembali. Bas kembali berlari meskipun perasaan cemas merambat dalam hatinya. Tapi Bas mencoba mengabaikannya. Aku tidak akan berhenti, P'Godt tunggu aku.

Sudah ratusan langkah cepat yang ia ambil. Napasnya semakin cepat dan pendek. Dan Keringatnya sudah keluar begitu banyak pula. Tapi Godt masih terasa jauh. Sungguh membuatnya frustrasi.

Apa yang terjadi di sini? Bangun kan aku dari mimpi ini!

"P'Godt!" Bas berteriak

Bukan suara jawaban dari Godt yang Bas dapat tapi suara pantulan dari suaranya sendiri lah yang masuk dalam pendengarannya.

Miracle Or Curse [MOC] Where stories live. Discover now