MOC [Part 7]

2.6K 322 43
                                    

Matanya tertuju ke arah depan kelas, dengan kacamata yang bertengger di wajahnya, Bas benar-benar hanyut dalam perkuliahan yang diberikan dosennya. Ia biasanya sesekali menulis sesuatu di bukunya. Bas adalah salah satu mahasiswa terbaik di fakultasnya, tentu saja penerus dari keluarga yang memiliki usaha besar sendiri, Bas sudah di tuntut untuk mempelajari semua hal dengan baik dari kecil. Tidak ada satu orangmu yang bisa mengambil alih konsentrasinya jika ia sedang ada dalam kelas mengikuti perkuliahanya.

Tapi tidak untuk hari ini, meskipun matanya tertuju ke depan tapi dalam kepalanya ia memikirkan hal lain. Bas mengerutkan keningnya, ia benar-benar kesal pada diri sendiri karena dirinya tidak mamapu untuk berkonsentrasi unruk beberapa hari ini,  ada hal yang mengambil alih pikirannya setelah ia mendapatkan mimpi sosok pria misterius itu. Begitu banyak pikiran-pikiran yang masuk ke dalam kepalanya, hal itu tak hilang meskipun sudah beberapa hari berlalu.

"Bas kau baik-baik saja?" bisik sesorang di samingnya

"Iya aku baik-baik saja Fai" Jawab Bas cepat, tapi Fai terlihat ragu melihat keadaan Bas sekarang, ia terlihat sangat gelisah.

Dua jam perkuliahan telah selesai, dan di sana Bas makin merengut, kepalanya serasa ingin meledak, selama perkuliahan ia benar-benar tak bisa berkonsentrasi

"Bas katakan ada apa?" kali ini Fai kembali bertanya

"Aku tidak tahu.." jawab Bas, ia menunukan kepalanya hinga menyentuh meja di depannya.

Fai hanya menatap Bas cemas, fai adalah sahabat Bas, mereka mengenal dari TK dan menjadi teman dari sejak itu, untuk sebeb itu fai bisa melihat sesuatu yang tak beres dari temanya yang tak dapat dilihat orang lain.

"Apa ini soal P'Kim?" tanya nya hati-Hati, Bas mengangkat kepalanya cepat dan beralih menatap Fai.

Fai menatap Bas semakin bingung, apa ia telah salah bicara karena kini Bas menatap dirinya dengan ekspresi tercengang, seperti orang yang menyadari sesuatu yang seharusnya ia sadari dari awal, ekspresi yang menunjukan seolah Bas menyadari sesuatu yang mengejutkan lewat perkataan Fai. Fai menelan air liurnya, ia kini mulai mengkhawatiran sahabatnya itu.

"Bas ayo aku antar ke rumah sakit" Fai tiba-tiba berkata, ia meraih tangan Bas da mengajaknya berdiri. Bas terlihat sangat linglung.

"Tidak" Bas menarik tangannya "Aku tidak sakit, aku hanya tersadar akan sesuatu" kata Bas dan ekpresinya mulai menenang kembali.

"Yah kau sehat, tapi sepertinya tidak dengan mental mu" kata Fai menunjuk tepat di wajahnya, Bas mengejapkan matanya menatap telunjuk Fai yang satu inci di depan wajahnya.

"YAH!!!" Bas mendengus, memukul tangan Fai kesal, suara tawa keras kini terdengar dari Fai

"Bas kau terlihat lingkung, kau harus bercermin lihat dirimu sendiri sekarang" Kata Fai, suaranya kini berubah menyjadi nada mengejek.

Bas memutar bola matanya malas, ia mengacuhkan sahabatnya itu beralih membereskan buku-bukunya.

"Ke mana Cop?" Bas bertanya, mengalihkan pembicaraan mereka

"Entah lah, tadi pagi dia menelepon ku dan bilang dia sakit perut, tapi entah dia ada dimana sekarang" Fai mengedikkan bahunya, dan meraih tasnya juga, melangkah mengikuti Bas yang sudah berjalan ke arah pintu.

"Tapi Bas apa yang kau katakan tadi? Apa yang kau sadari?" tanya Fai penasaran dan merangkul bahu Bas

"Tidak ada, lupakan" Jawab acuh Bas, ia melepas kacamata di wajahnya dan memasukanya ke dalam tas.

"Ei, ayo lah ceritakan"

"Aku masih ragu, nanti akan kuceritakan saat aku lebih yakin" kata Bas melirikan matanya ke arah fai. Sementara Fai mengangkat sebelah alisnya

Miracle Or Curse [MOC] Where stories live. Discover now