Cinta itu rumit ya?
Dia bisa datang dengan tiba-tiba dan jatuh kepada orang yang salah.
Terkadang kita harus sakit karenanya. Karena penghianatan ataupun karena harus memendam Cinta itu dalam-dalam.
Tidak. Itu semua salah besar.
Cinta yang sebena...
"Hahaha... Lucu lo san." ucap Ify sambil menertawakan sandra yang sedang berusaha membuat Ray tertawa.
"Yaudah berarti sekarang lo harus ketawa ya Ray. Lo tolol deh kalo lagi galau." ledek Sandra.
"Iya iya ini gue ketawa. Hahaha.. " balas Ray dengan nada datar.
"Rayya kuu!!" teriak Ryan dari jauh sambil melambaikan tangannya.
"Apasih?" tanyaku.
"Ikut gue yuk."
"Kemana?"
"Ke pelaminan."
"Tolol!!" kataku sembari menahan senyumanku.
"Hehe.. Becanda. Ke bioskop, nonton. Nanti sore pulang sekolah."
"Hmm.. Bolehlah. Lo bayarin ya!! "
"Iya deh iya. Habis itu gue traktir makan juga yak." tambahnya.
Ray tak bisa lagi menyembunyikan senyumanku. Sudut bibirnya mulai terangkat kembali. Karena alasan yang sama.
Dia. Hanya dia.
Sepulang sekolah dia berdandan sangat cantik hari ini. Dia memakai kaos putih santai dengan rok hitam selutut dan rambut panjangnya diurai begitu saja.
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
"Gue udah didepan." ucap Ryan dlm telpon.
"..... "
"Oke."
Sesampainya di sana...
"Gimana menurut lo? Kita nonton yang apa? Romance ato yang Horor?" tanya Ryan.
"Serah lo aja." balas Ray.
"Hmm... Yang horor aja kali ya?" "Yaudah deh horor." tambah Ryan
Padahal sebenarnya Ray tidak suka melihat film bergenre horor. Tapi karena ketidak pekaan makhluk ajaib disisinya, dia harus menonton film horor.
Ray POV
Aku menghela nafas lagi. Manusia disampingku ini sangt tidak peka. Aku menjawab terserah, harusnya dia tau kalau cewek lebih suka nonton romance dari pada horor.
Tapi tetap saja dia tidak peka. Dasar.
Saat film selesai dan kami keluar dari area bioskop, rasanya aku lega sekali. Aku tidak lagi harus menutup mataku dan sesekali melirik bangku belakangku yang kosong.