Love In Silent-22

181 5 1
                                    

Author POV

Ray mengarahkan pandangan nya ke cermin yang ada di depan nya. Gadis itu menatap bayangannya di pantulan cermin. Terlihat sangat berbeda. Gadis itu menggunakan
Pakaian biasa saja malam ini. Yang cenderung seperti pakaian rumahan.

 Yang cenderung seperti pakaian rumahan

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Berbeda dengan dulu. Saat Ryan mengajaknya pergi,pasti dia akan tampil secantik mungkin. Tapi saat ini dia sangat jauh berbeda dari biasanya.

Bel rumahnya berbunyi. Pertanda ada seseorang yang menunggu untuk dibukakan pintu. Gadis itu berlari ke bawah dengan tas selempang nya.

Tapi ternyata bi Ijah sudah lebih dulu membukakan pintu untuk orang itu. Siapa lagi kalau bukan Ryan orangnya. Ryan menatap tampilan Ray yang biasa saja. Tapi dia tetap tersenyum menatapnya.

Padahal saat ini Ryan masih lengkap dengan pakaian formalnya sehabis dari kantor. Lelaki itu berjalan mendekati Ray yang menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Sudah siap Ray? Dimana kakak dan bunda mu?"

"Kakak kerja. Bunda tidur."

"Oh. Baiklah ayo? Kau sudah siap kan?"

"Hmm." Jawab Ray singkat.

Ray berjalan lebih dulu didepan Ryan. Ryan hanya tersenyum dan menghela nafas lagi-lagi. Ryan menatap sepasang cincin pertunangan yang sangat indah di matanya. Lalu dia kembali menyembunyikan sepasang cincin itu dibalik jas nya.

Dia tersenyum kemudian membukakan mobil untuk Ray.

Ray duduk tenang dalam mobil Ryan dan menatap lurus ke depan jalanan kompleks perumahan elit yang sangat sepi.

Gadis itu mengambil nafas panjang lalu kemudian memulai pembicaraan diantara mereka.

"Kau akan mengajak ku kemana Ryan? Aku sudah lelah bekerja seharian. Jadi tolong nyalakan mesin dan jalankan mobilnya. Jika tidak aku akan turun." Ucapnya.

"Sabarlah Ray. Aku.. aku ingin meminta maaf padamu."

"Untuk?"

"Untuk kesalahan ku tadi pagi. Aku sudah sangat menyakitimu."

"Itu bukan salahmu Yan. Aku juga emosi saja waktu itu. Aku juga minta maaf karena belakangan ini aku sering memarahimu tanpa alasan jelas. Dan emosi ku belum sepenuhnya stabil. Kau tau kan karena kejadian Rexy waktu itu-,"

"Ssttt... cukup Ray. Jangan bahas masalah itu. Anggap saja itu semua karena kesalahan kita berdua. Karena kita telah mengabaikan sahabat kita. Jadi itu semua terjadi."

"Itu hikss hikss.. itu semua salah ku Yan. Andai waktu itu aku tidak egois dan melupakan Rexy secepat itu. Andai aku tidak selabil itu. Pasti dia masih-,"

"Tidak Ray. Cukup. Anggap saja itu semua kesalahan masa lalu kita. Dan kita harus belajar memperbaiki nya. Lupakan semua itu Ray. Aku yakin Rexy juga akan sedih jika kau seperti ini. Anggap saja ini tidak pernah terjadi dan tak akan terjadi."

Love In Silent(END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora