Love In Silent-14

301 17 0
                                    

Author POV

3 years later...

Seorang gadis berpenampilan rapi dengan pakaian sopannya duduk tenang di mobil bersama keluarga kecilnya.

"Bunda, mana ya topi toga Ray? Kayaknya ketinggalan deh"

"Ini Ray, sudah bunda siapkan."

"Makasi bunda. Sayang deh hehe.. "

"Huh dasar belum tua kok sudah pikun."

Ray hanya menampilkan deretan cengiran tak berdosanya. Sedangkan Athaya yang duduk disamping kemudi tertawa melihat adiknya yang sangat repot.

Setelah sampai di depan fakultas ekonomi dan bisnis wajah gugup tetapi berseri terlihat di raut wajahnya.

Athaya yang mengerti sikap adiknya mulai membuat Ray semakin gugup. Dia berkata bahwa nantinya Ray akan mati membeku di depan saat menerima hasil wisudanya. Bahkan saat Ray akan mengutarakan pendapat nya pasti semua akan menertawai pidato konyolnya itu.

Ray menghela nafas berat saat mendengar untaian cacian dari mulut kakaknya yang tampan itu. Tapi dia tertawa puas saat bundanya dengan tegas menjewer telinga Athaya di depan banyak orang.

Bahkan tubuh tegapnya terlihat sangat malu saat menatap sekitarnya.

"Morning Ray,Ny.Gafa,and..?"

"Ini kakak saya Sir. Namanya Athaya." Balas Ray pada pembimbingnya Sir Hendrick.

"Ya, saya tau. Siapa yang mungkin tidak tau pebisnis muda sepertinya. Hanya saja saya tidak menyangka jika Pengusaha muda yang tampan ini adalah kakak kandungmu Ray."

"Terima kasih Sir. Tapi jujur anda sangat berlebihan." Sahut Athaya.

"Huh gara-gara kau, kakakku jadi besar kepala sir."

"Ray, ucapkan kata yang sopan pada Dosenmu." balas Atha.

"Iya. Maaf Sir.Hendrick."

"Sudah-sudah jangan dipermasalahkan. Ayo, semua temanmu sudah menanti Ray."

Ray berjalan dengan anggun ke arah tempat duduk yang sudah disediakan. Dia duduk diantara bunda dan kakaknya.

Semua pasang mata mengarah ke arah Athaya. Terutama para wanita. Mereka seperti melihat pemandangan indah nan sejuk saat menatap Athaya yang sangat tampan dan bertubuh altetis.

Ray memutar malas bola matanya. Karena dia sudah menduga ini semua pasti akan terjadi. Maklum saja, kakaknya memang tampan dan kaya raya. Tapi entah kenapa hatinya itu sekeras batu. Dia tidak pernah memikirkan untuk menjalin hubungan dengan wanita.

Atau jangan-jangan kakaknya tidak suka wanita? Eh tidak mungkin pria setampan Athaya tidak suka wanita. Mungkin ada sesuatu yang mengganjal di hatinya tentang wanita.

Ray POV

Aku duduk di dalam mobil dengan macetnya kota besar ini. Seusai wisuda dan acara foto, Rexy mengajakku ke RE-CAFE miliknya. Aku tentu sangat senang karena bisa bertemu dengannya.

Tapi aku juga sedih karena dua sahabatku, Rexy dan Adit tidak bisa datang ke acara penting itu. Tapi apa boleh buat. Mereka sangat sibuk dengan urusan masing-masing.

Rexy mengurus bisnis perusahaan nya dan juga RE-CAFE nya. Karena itu, Adit ditugaskan memimpin RE-CAFE untuk mengontrolnya.

Aku senang mereka sama suksesnya. Adit yang dulunya cupu, sekarang menjadi idaman banyak gadis di tempat itu. Rexy yang seenaknya dan kasar seperti berandal,sekarang lebih berwibawa dari biasanya. Yah, walau sikap usilnya masih melekat di dirinya.

Bunda dan kakak ku beralih ke kantor cabang milik kakak yang akan ku urus nantinya. Yap, aku memutuskan untuk membantu bisnis keluarga kami yang di pimpin oleh kakak ku yang tampan itu.

Usia kakak yang kini genap 28 tahun membuatnya semakin berjaya dan sukses. Tapi entah kenapa dia belum berhubungan dengan siapapun. Aku selalu sedih mengingat kerasnya pendirian kakak tentang masalah itu.

Kakak bilang dia tidak akan mau memiliki hubungan baru jika aku dan bunda belum bahagia. Padahal menurut ku ini sudah lebih dari cukup untuk kami.

Aku terbangun dari pikiran ku saat mobil berhenti tepat di depan ramainya RE-CAFE.

"SELAMAT SIANG TUAN MUDA" teriak ku saat mendekati Rexy yang sibuk bercakap dengan Adit.

"Oh Ray-ku. Apa kabar sayang? Long time no see yes? "

"Ya aku baik-baik saja. Kau sangat sibuk Rex,sampai kau tak ada waktu untuk-ku. Bahkan saat wisuda tadi kau tidak datang untukku. Aku membenci mu,T-rex."

"Oh ayolah sayangku. Jangan marah seperti itu. Kau taukan aku seperti ini karena bisnisku semakin maju. Apa kau tidak senang melihatku heh?"

"Ya, aku senang. Tapi kau juga membuatku sedih Rex."

"Maafkan aku Ray. Aku janji akan meluangkan waktu untukmu. Janji."

"Sudah-sudah kalian sedang apa disini? Ayo masuk. Hidanganku sudah siap Rex." lerai adit.

Aku hanya mengangguk pasrah dan mengekori adit yang sangat antusias menyambut kedatanganku dan Rexy. Beberapa tahun yang lalu Rexy pergi ke Madrid,Spanyol untuk meneruskan bisnisnya yang bercabang itu.

Diusianya yang kini menginjak 25 tahun,dia sudah bisa sesukses itu. Bangga memang, tetapi tetap saja aku kesal dengannya.

Aku memakan dessert terakhir yang sangat ku sukai. Ya, aku memang memakan beberapa mini dessert dan beberapa cupcake coklat buatan kafe ini. Ditambah choco drink kesukaanku.

"Ray, kau ini. Selalu makan belepotan. Kapan kau bisa dewasa heh?" Rexy menasihati ku sambil menyapu sisa makanan di sudut bibirku.

Manik mata kami sempat bertemu beberapa saat tapi kemudian kami saling membuang muka. T-rex itu memang ajaib. Terkadang dia bisa membuat aku tersipu malu dan marah sekaligus.

Tapi sejauh ini dia belum bisa membuatku melupakan Ryan. Jujur, rasa itu masih ada dan sangat kental dalam hatiku. Saat itu hatiku sangat hancur mendengar kabar bahwa Ryan dan Natalie berpacaran dan hubungan mereka serius.

Tapi apa boleh buat? Aku yang salah satu pengagum rahasia nya hanya bisa menatapnya dari jauh dan menggunakan bahasa hati. Kadang aku bingung untuk apa Ryan selalu perhatian padaku kalau akhirnya dia juga bertunangan dengan Natalie.

*****

Jika kau adalah bumi,
Aku ibarat hujan dan dia ibarat pelangi yang indah.
Aku rela terjatuh berkali-kali demi membasahimu,
dan nyatanya kau hanya suka menatap pelangi
yang datang saat kau bahagia saja.

-Natasha Ray

Love In Silent(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang