"10 peserta terbaik yang menjalani latihan selama ini!"
"Yang disebut namanya, maju kedepan!"
"Annie, Mikasa, Berthold, Eren, Reiner, Shasa, Connie, Armin, Marco, Jean."
"Selamat untuk kalian."
Betapa sedihku, namaku tidak disebut disitu, padahal aku sudah melakukan yang terbaik untukku. Mungkin bukan saatnya
"Setelah ini, kalian bisa memilih. Apakah kalian ditugaskan di pintu gerbang, diluar dinding, atau di dinding terdalam!"
Upacara penyelesaian latihan telah selesai untuk prajurit angkatan 104
Diruang makan>>>
" (y/n), apa yang kau pilih?" Armin
"Aku? Aku mengikuti kalian saja."
"Eren?" Armin
"Aku tentu saja diluar dinding!" Eren
"Eren! Itu berbahaya! Sebaiknya kita masuk didinding terdalam!" Mikasa
"Kenapa?!!! Kenapa kau selalu melarangku? Baiklah, aku tidak akan keluar dinding." Eren
"Masuklah didinding terdalam saja!" Mikasa
"Tidak, aku akan menjaga dipintu gerbang saja!" Eren
"Eren!" Mikasa
"MIKASA! AKU BUKAN ADIKMU! JANGAN ATUR AKU! KALAU KAU MAU KESANA, KESANALAH! AKU TIDAK AKAN MELARANGMU!" Eren
"Setidaknya... dipintu gerbang saja kalau kau tidak mau kedalam dinding." Mikasa
Saat ini keadaan sangat memalukan, karena Eren berteriak ke Mikasa membuat semua orang melihat meja kami
Plok plok plok!
"Ya, teruslah seperti itu Eren." Jean
Kali ini semua orang menatap Jean karena membuka suara sambil menepuk tangannya
"Kalau dilihat, Mikasa yang selalu mengaturmu, sepertinya kau keras kepala sekali!" Jean
"Hoi!" Eren
Draakk!
Eren berdiri dan bisa kurasakan aura-aura ungu kehitaman
"A-apa yang KAU LAKUKAN DASAR KERAS KEPALA!!!" Jean
Situasi saat ini sangat menegangkan karena Eren mengangkat kerah leher milik Jean
"Apa pedulimu, hah!" Eren
"A-aku hanya kasihan melihat Mikasa karena selalu diacuhkan denganmu." Jean
"Cih! Dasar lelaki tukang cari perhatian!" Eren
"A-APA?!!" Jean
"AKU TAHU KAU MENYUKAI MIKASA! JADI KAU INGIN TERLIHAT KEREN DIDEPANNYA!!" Eren
Eren menghantam Jean tepat dipelipisnya, dan Jean juga menyerang balik, hingga Eren mengunci pergerakan Jean dengan cara ingin mematahkan tulangnya
"Baiklah, sudah cukup! Sebenarnya aku ingin melihat kelanjutannya, tapi... sepertinya salah satu dari kalian akan mati." Mikasa
Mikasa langsung saja menggendong Eren, tetaoi Eren masih berusaha untuk melepasnya. Tetapi bila kupikir, mau seberapa keras Eren bebas tetap saja akan ditangkap lagi Mikasa
"Mikasa! Turunkan aku!" Eren
"Tidak Eren, kau hampir saja melukai Jean!" Mikasa
"Hahahaha..." Jean
Tiba-tiba saja Jean tertawa. Tapi, kenapa dia tertawa seperti itu?
"DASAR KAU EREN! YANG MENJADI TUKANG PERHATIAN DISINI ADALAH KAU! TETAPKAN KERAS KEPALA ITU DI OTAKMU, MAKA MIKASA AKAN LEBIH MEMANJAKANMU!" Jean
"Dasar kau! TUNGGU SAJA KAU!" Eren
Aku dan Armin langsung menyusul Mikasa dan Eren
Bugh!
"Ke-kenapa? Kau melemparku Mikasa??!!" Eren
"Perbaiki sifatmu itu! Kau sama saja dengan Jean. Kalian berdua keras kepala dan pencari perhatian! Berhentilah bersikap kekanakan!" Mikasa
"Cih!" Eren
Kemudian Mikasa pergi meninggalkan Eren begitu saja, lantas aku dan Armin langsung menghampiri Eren yang telah terluka itu
"Eren. Kau baik-baik saja?" Armin
"Cih! Jangan memandangku rendah!" Eren
Tiba-tiba Eren berdiri dan meninggalkan kami berdua
Lantas aku memandang Armin dan pada saat itu juga Armin memandangku
"Hah..."
Kami berdua menghela nafas karena tidak mengerti akan jalan cintaan mereka berdua
"Kalau begitu, kita jiga segera kekamar." Armin
"Eum..."
Kami sekarang berada di kamar, tentunya aku sekamar dengan Mikasa dan Eren bersama Armin
Kamarnya dipisahkan. (Y/n) dan Mikasa berada dikamar wanita, sedangkan Eren dan Armin berada dikamar Lelaki
Aku yang dari tadi hanya menatap langit-langit kamarku tiba-tiba membuka suara
"Mikasa?"
"Hmm?" Mikasa
"Kau belum tidur?"
"Ya." Mikasa
"Kau memilih dimana?"
"Aku? Aku akan bersama Eren, karena jika aku tidak ada didekatnya, maka Eren akan cepat mati." Mikasa
Astaga! Mikasa tidak ingin betul berpisah dari Eren
"Lantas Eren memilih apa?"
"Aku akan memaksa Eren untuk menjaga pintu gerbang saja." Mikasa
"Kalau begitu aku sama denganmu."
"Eum..." Mikasa
Waktu terus berlalu hingga akhirnya misi pertama kami dimulai
Kami berempat memilih, penjaga gerbang dari pada di dinding terdalam
"Teman-teman." Shasha
"Hah?!!! Kenapa anak potato itu membawa daging? Padahal daging itu sangat mahal. Dari mana dia mengambilnya?" Batinku
"Sha-sha... dari mana kau dapat itu?" Armin
Terlihat Armin yang sudah ketakutan apabila daging tersebut ditemukan oleh seniornya. Aku sama juga takutnya dengan Armin
"Tidak apa-apa. Aku mencurinya. Tapi nanti kita bisa memasaknya." Shasha
"A-anu... bolehkah aku meminta sedikit?" Berthold
"Sepertinya lezat." Connie
"Aku juga." Reiner
"A-apa yang ada dipikirannya? Dan kenapa mereka juga menerima tawarannya?" Gumamku
"Shasha, kembalikan itu!" Eren
Semua mata melihat ke Eren
"Tenang saja. Nanti kita membaginya. Aku akan menaruhnya disini." Shasha
Shasha menaruh daging tersebut dikotak
"Tidak sabar deh mau makan." Connie
"Iya kan?" Shasha
"A-ano... sebaiknya kita jangan berkumpul seperti ini, nanti kita ketahuan." Reiner
"Kembalilah ketempat kalian semua!" Armin
Tak Tak Tak Tak!
"Ti-titan!" Cetusku
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling [Levi X Readers] (END)
Romance(Y/N) Ackerman hanyalah anak dari keluarga Ackerman yang dimana keberadaan keluarga tersebut diincar oleh kerajaan. (Y/n) dan Mikasa menumpang hidup dirumah Eren hingga titan menerobos dinding Maria. Ia tidak pernah tahu bagaimana perasaannya seirin...