[ dieci ]

20.1K 5.5K 228
                                    

"sedang apa kalian disini?" tanya salah satu dari tiga polisi yang menghampiri mereka.

eunbin dan jinyoung seketika panik, mereka tidak mengira para polisi tersebut akan kembali secepat ini. tangan kanan yang jinyoung gunakan untuk memegang kertas pun ia sembunyikan di belakang. sorot matanya melirik eunbin, meminta gadis itu bicara pada para polisi.

eunbin balas melotot. masalahnya, ia juga tidak tahu ingin beralasan apa.

nancy yang tidak terlihat juga tidak kalah panik. hantu itu berputar di sekeliling lima orang ini sambil memikirkan alasan.

ia kemudian menghampiri jinyoung, membisikkan sesuatu di telinganya.

"bilang kalau lo mau minjem kunci inggris aja, alasan mobil kakak lo rusak."

"tapi kan gue kesini jalan kaki!" seru jinyoung sepelan mungkin.

"ya udah mobilnya eunbin."

"oke oke."

"anu pak, tadi kita kesini mau minjem kunci inggris. soalnya mobil eunbin rusak, ya 'kan bin?" jawab jinyoung sambil menyenggol lengan eunbin.

"hah? kagak ah. kita 'kan kesini mau nyari petunjuk siapa yang bu—

hadeh. nggak ada yang bener. bolot semua. batin nancy.

untung gue demen. batin jinyoung.

jinyoung menginjak kaki eunbin, itu juga karena terpaksa.

eunbin seketika sadar. "eh? iya pak. gapapa kan?"

polisi itu melirik mereka curiga, namun akhirnya mengangguk juga.

"udah dapet kunci inggrisnya?"

"udah pak, duluan ya, hehe." balas mereka sambil lari-lari.

:::

"woi, masuk ke dalem ruangannya gimana nih? masa nyelonong gitu aja, kan nggak sopan. ntar gue dikira maling lagi!?" seru jinyoung pada nancy saat mereka sudah berada di dalam rumah.

suasana disini cukup ramai, banyak orang yang bertanya-tanya tentang kelanjutkan kasus pembunuhan keluarga nancy, begitu juga tentang kronologisnya pada polisi.

"gapapa, pas orang-orang lagi nggak fokus, lo sama eunbin naik ke atas."

jinyoung nurut-nurut aja, tapi dia takut kejadian kayak pas di garasi lagi; ketangkep basah. maka dari itu, jinyoung bisikin rencana yang dia buat dulu ke eunbin.

"gue yang masuk ke kamarnya nih?" tanya eunbin setelah mendengar rencana jinyoung.

"iya, ntar gue yang jagain. oke?"

"oke deh."

"lo tunggu disini bentar ya, bin."

eunbin ngangguk, sementara jinyoung melangkah kecil menghampiri irene yang tengah duduk bersama seseorang.

"mbak," panggil jinyoung. "toilet dimana? aku kebelet."

"aduh kamu gimana sih?" protes irene. "cari aja di sekitar sini pasti ada kok."

"penuh, mbak."

"di lantai dua ada. pake aja gapapa." sela orang yang duduk di sebelah irene.

"yang bener nih?"

"iya gapapa." balasnya.

"makasih—om?" jawab jinyoung sedikit ragu—abis dia bingung mau manggil orang di sebelah irene ini dengan sebutan apa.

tapi sebelum kena malu, jinyoung udah ngibrit duluan sambil narik eunbin ke lantai dua. di lantai dua, nancy langsung nunjukin kamar ayahnya yang terletak paling ujung.

"cepet masuk, bin." suruh jinyoung. "jangan lama-lama ya."

"iyaa. nancy ikut nggak?" tanya eunbin pada jinyoung, soalnya nancy lagi nggak nampakin diri di hadapan eunbin.

jinyoung melirik nancy, seolah meminta jawaban hantu itu.

nancy lalu menggeleng. "gue sama lo aja young disini. brankasnya pas banget ada di depan kasur."

"oh yaudah." balas jinyoung untuk nancy. "lo sendiri bin, katanya brankasnya ada di depan kasur."

eunbin mengangguk lalu memutar kenop pintu. "dikunci!"

dan bertepatan dengan itu, suara derap langkah kaki terdengar dari bawah. mereka seketika panik, begitu juga dengan nancy. dengan cepat, jinyoung mengeluarkan kunci nancy dari dalam saku bajunya kemudian memberikan kunci tersebut pada eunbin.

"cepet masuk!"

eunbin membuka pintu itu. dan untungnya, ia masuk bertepatan dengan mark yang datang menghampiri mereka.

"jinyoung? lo ngapain disini?"

mampus.

:::

happy new year guys!🎉🙌

perché : [1] unseen things ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang