[ venti ]

18.6K 5.3K 950
                                    

sudah dua hari jinyoung gunakan untuk mengingat-ingat kalung itu. tapi otaknya seakan buntu, dia lupa. dan sekarang sudah hari senin. jujur, jinyoung paling males setiap hari senin. pertama; upacara. kedua; abis upacara langsung fisika dan matematika peminatan. bayangin dah tuh.

disaat jinyoung berbingung-bingung ria mikirin kalung. nancy malah enak-enakkan main bareng temen barunya, siapalagi kalau bukan woojin dan jihoon? cewek itu seakan udah nggak peduli lagi soal pelaku.

"ngumpet aja yuk, nggak usah upacara. males tau. panas!" haechan mengutarakan idenya.

"ngumpet dimana bego?!" sahut jaemin. "pasti tiap sudut ruangan dicekin sama si agusdi."

"di ruang audio visual lah! yang diujung deket lab fisika. si boncel agusdi nggak bakal ngecek." balas haechan lalu menoyor kepala jaemin.

"eh boljug tuh boljug," sahut sanha yang daritadi cuma kipas-kipas doang pake topi.

"kuylah. pada ikut ngga?" ajak haechan.

jeno, jinyoung, dan renjun alias tiga anak alim menggeleng. mereka anti banget cari masalah sama pak agusdi. beuh, sekali lo kena masalah sama doi, tujuh turunan disinisin terus. bahkan sampe dibuat lagu—maklum, doi guru musik (merangkap jadi keamanan) yang nggak kesampean jadi komposer. tapi anehnya, ciwi-ciwi pada tergila-gila sama doi. katanya :

"pak agusdi tuh swag."

"iyaaa doi keren bingitssss."

"mirip suga bts. yang nyanyi a to the g to the u to the std."

yah, bodo amatlah.

"cemen lo ah, nggak asik." ledek sanha pada ketiga temannya itu. kemudian melengos begitu saja.

"jangan lupa kalo masuk audio visual sepatu dibuka, terus lo tenteng aja bawa ke dalem. kalo ditaro diluar ntar ketahuan." jeno memberitahu. sungguh contoh teman yang baik.

"semoga deh ya tiga curut denger omomgan lo, no." ujar renjun—cowok itu diam karena berkutat dengan tugas fisikanya.

"young, tolong taruh ini di tas eunbin dong." pinta renjun. cowok itu menyerahkan buku tulis eunbin. iya, renjun abis nyontek. "masukin ke buku paketnya, ya."

jinyoung ngangguk. lumayan ngebantu renjun kan dapet pahala, hehehe. cowok itu lalu bangkit dan menuju bangku eunbin, namun saat ia membuka buku paket fisika milik cewek itu, jinyoung menemukan sesuatu.

robekan kertas. kertas dengan bahan dan motif yang sama persis dengan jurnal milik pak mcdonie.


:::





sepertinya, peringatan jeno untuk membawa sepatu masuk ke dalam tidak diindahkan oleh haechan, jaemin, dan sanha. buktinya, mereka lagi digiring sama pak agusdi untuk naik ke podium saat upacara berakhir.

terlalu bodoh. emang nggak profesional.

"mampus mampus mampus. hahaha pengen gue ketawain sampe gumoh." ujar renjun.

kalau posisi jinyoung lagi nggak banyak pikiran, mungkin cowok itu bakal asik ledekein temen-temennya kayak renjun sekarang—bahkan lebih parah. tapi, perkara pelaku nancy dan robekan kertas itu membuat otak jinyoung teralih.

cowok itu diam-diam melangkah ke belakang tanpa sepengetahuan renjun dan jaemin. lalu membuka robekan kertas yang telah dilipat menjadi beberapa bagian.

third suspect

nama : mr. kwon
pekerjaan : polisi
anak : kwon eunbin (satu sekolah sama kamu, nancy)

alasan : mr. kwon telah melakukan suap dan papa berniat untuk melaporkannya. siapatahu dia ngeh sama rencana papa dan melakukan hal gila ini?

jinyoung meremas kertas itu. dia nggak percaya kalo eunbin berbohong. gimana bisa?!

lalu tanpa diduga-duga, jinyoung berjalan ke depan, menghampiri eunbin lalu menarik tangan gadis itu.

"lo pulang sama gue hari ini. titik. nggak ada penolakan." bisiknya membuat eunbin merinding.


:::





kumerasa cerita ini makin gajelas :")

perché : [1] unseen things ✔️Where stories live. Discover now