[ diciotto ]

19.3K 5.2K 656
                                    

hari ini adalah hari jumat. itu artinya, pager sekolah digembok sama si taeil—satpam sekolah yang sok galak biar cowok-cowok pada solat jumat di masjid sekolah. tapi peraturan itu nggak berlaku bagi anak-anak 12 mia 1 modelan haechan, sanha, jeno, jaemin, dan jinyoung yang udah gendong tas siap-siap kabur. kalau renjun sih, bisa pulang kapan aja soalnya dia nggak solat—ngerti 'kan?

untungnya, mereka nggak markirin motor di parkiran sekolah. udah jadi rutinitas setiap jumat pasti mereka nitip motor di warung bu sunmi. biar kaburnya enak katanya.

"heh bego, haechan, tolol, kesini anjing. mau ngapain lo kok belok?" seru jaemin memanggil haechan yang malah ngintip-ngintip ke kelas 11 iis 2, kelasnya somi. emang haechan bucin abis.

"astagfirullah jaemin, kata-katanya." peringat jinyoung sambil mengelus dada.

"eh iya astagfirullah."

haechan noleh, "bentar bentar mau ijin sama ayang."

jeno mendecih mendengar itu. "anying gua doain cepet putus dah tu. bukannya cepet-cepet. ntar kalo ketauan taeil kan berabe."

"aamiin." sahut mereka semua bersamaan.

haechan yang udah selesai cipika-cipiki sama somi balik sambil cengengesan, majang wajah tanpa dosa yang minta banget untuk ditonjok sampe biru.

"cepet anjing." seru sanha nggak sabaran.

mereka semua—termasuk renjun yang diem aja daritadi karena bingung sendiri—berlari menuju bagian belakang sekolah dimana terdapat sebuah lubang yang menembus ke pinggir jalan, pas banget disamping warung bu sunmi. nggak ada yang tahu mengenai lubang itu selain mereka karena tertutup dengan pepohonan besar.

"lega gua, huft." ujar jinyoung sambil mengelap keringat di dahinya.

"jadwal solat dimana nih sekarang?" tanya sanha selagi mereka berjalan kecil menuju warung bu sunmi.

"masjid deket rumah jinyoung." jawab jeno cepat.

jinyoung mengangguk sebagai tanda setuju, ia kemudian menoleh ke renjun. "lo gimana? mau nunggu di masjid apa tidur di rumah gue?"

renjun cengengesan mendengar itu. "yaelah pake ditanya lagi, hehe. ya tidur dong, young."

jinyoung kemudian memberi kunci rumah pada renjun. "nih kuncinya, masuk aja nggak ada orang di rumah."

"lah? kakak lo pada ngga ada?" sela jaemin.

"teh irene dinas keluar kota, mbak suzy gatau kemana intinya dia pergi, kak binnie kuliah." jawab jinyoung.

serempak mereka semua kecuali jinyoung dan renjun menghembuskan nafas pasrah.

"yah, padahal gue ke rumah lo pengen liat mbak irene. lumayan cuci mata." ujar haechan terlalu jujur.

"heh lo udah punya somi! gue aja yang cuci mata." jaemin menoyor kepala haechan.

"lo juga otw sama heejin ogeb." sungut haechan.

"gausa ngarep lo berdua, masih bocah udah belagak." sahut jinyoung, beneran nusuk dah sumpah.

mendengar itu, mereka diem. takut sama jinyoung kalau udah ngomong pedes. setelahnya mereka langsung cus ke masjid—kecuali renjun yang mau numpang bobo di kamar jinyoung.

dan jinyoung baru sadar kalau di kamarnya masih ada nancy dan woojin.

"semoga renjun nggak diapa-apain, aamiin."

:::


"buset dah lama bener ceramahnya." keluh sanha.

"lo kalo ngoceh juga lama, san. sampe merah telinga gua." sahut jeno.

"lo ngocehnya gosip, san. nggak faedah lagi. kalo ini berfaedah." balas jaemin yang lagi tobat. "btw gue laper pengen susu stroberi."

"lo mah laper minum susu. itu haus, bego." ceplos haechan.

jinyoung duduk di paling ujung berusaha nggak memedulikan keributan yang dibuat teman-temannya. jangan mikir kalau jinyoung dengerin ceramah, itu salah besar, jinyoung juga bosen. cowok itu malah mengedarkan pandangan ke sekeliling dan cukup terkejut ketika melihat taehyung berada dua shaf di belakangnya bersama taeyong dan satu orang lain.

taehyung yang melihat jinyoung melambaikan tangan sambil tersenyum, jinyoung balas tersenyum lalu kembali menghadap depan.

setelah selesai, cowok itu buru-buru ngajak temen-temennya buat balik. biar nggak ketemu taehyung dan nggak diocehin panjang kali lebar.

"santai kali young. ada apa sih?" ujar jeno.

jinyoung menggeleng. "gapapa kok. ayok cepet kasian renjun nungguin."

sebenarnya jinyoung juga takut renjun dijailin sama syaiton-syaiton di rumahnya.

"adiknya mbak irene!!" suara teriakan itu membuat jinyoung menoleh, siapa lagi kalau bukan taehyung?

"eh halo kak," sapa jinyoung manis. "ada apa ya?"

"masa lo lupa sih. katanya minta tulisan tangan om donghae. nih udah gue mintain hehehe." taehyung nyerahin secarik kertas pada jinyoung.

jinyoung ragu buat ngambil itu. soalnya taehyung ngomong itu di samping taeyong. mau tenggelam aja rasanya jinyoung ini.

"oh jadi ini yang minta tulisan bokap gue. buat apa emang?" tanya taeyong dengan tatapan menyelidik.

"eh? buat anu, kak, buat tugas. disuruh ngumpulin tulisan tangan orang tua hehehe."

"wah keren juga tugas kamu." komentar taehyung. "jadi pengen."

"aneh lo tae. udah yuk balik." ajak taeyong.

"oke. byeee adeknya mbak irene."

jinyoung senyum. "salah gua minta tolong ke dia."

"young itu siapa?" tanya jaemin.

"tetangga gue, jaem. yuk ke rumah."

:::




hai gais how r u hehee

perché : [1] unseen things ✔️Where stories live. Discover now