Satu Alasan

3.2K 251 5
                                    

| REDO PURNAMA |Born 30 Januari 2001

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| REDO PURNAMA |
Born 30 Januari 2001

Setiap tindakan selalu disertai alasan. Cintapun kadang juga butuh alasan

Kamera kecil itu mulai me-record, gadis berbandana pink itu seketika memulai vlog-nya.

"Hai, guys. Pulang sekolah bete. Akhirnya mampir dulu ke Paradigma kafe," ucap Auryn.

Dia lalu menggerakkan kamera ke arah gedung di belakangnya. Setelahnya kamera itu mengarah ke wajahnya lagi.

"Udah pada tahu Paradigma kafe?" tanyanya. "Deket Gedung Golkar. Ini tempatnya bagus banget. Dipenuhi tanaman merambat. Cocok buat hangout bareng pacar, sahabat bahkan keluarga. Pengen tahu keseruan gue di sini? check dis out," lanjutnya setelah itu menutup lensa dengan tangannya.

Auryn lalu menyimpan kameranya ke dalam tas. Dia menoleh saat mendengar suara kikikan.

"Apa?" tanyanya tak suka.

Redo terkekeh, lucu saja melihat gadis itu membuat vlog. Auryn terlihat lues dan tanpa canggung berhadapan dengan kamera.

"Enggak. Lo pinter banget."

"Muji atau enggak?" tanya Auryn tak yakin. "Kita di sini doang nih?"

"Ya udah yuk masuk."

Seperti janji Redo sebelumnya, dia mengajak Auryn ke tempat yang cukup tenang. Pilihan Redo jatuh ke Paradigma Kafe, tempatnya sering nongkrong. Paradigma kafe menyuguhkan design yang begitu aeshetic dan memanjakan mata. Selain itu tempat ini juga tenang, dan seolah sedang merasa di sekitaran rumah sendiri.

"Wait. Wait!"

Saat melihat Bar Coffee di samping kiri, Auryn langsung mengambil kameranya lagi. Dia mulai merekam, kali ini tanpa berbicara. Redo pun kali ini tak mengganggu. Dia hanya berjalan di samping Auryn dan terus melangkah.

Auryn terus menggerakkan kamera ke kafe yang didominasi warna abu-abu dan disekat dengan kaca. Kursinya pun juga warna abu-abu, tapi tak keseluruhan karena masih mempertahankan warna kayu sebagai bahan utama dari kursi itu.

Redo menyenggol lengan gadis di sampingnya, membuat gadis yang sibuk dengan kameranya itu menoleh. Redo menunduk lalu berbisik pelan.

"Mau pesan apa" tanyanya.

"Kopi aja."

Setelah mengucapkan itu Auryn berjalan ke spot yang menarik perhatiannya. Di kembali keluar dan berdiri di antara jendela kayu yang memiliki dua sisi yang berbeda. Yaitu hitam dan putih. Entahlah setiap melihat jendela kayu dengan dua pintu itu Auryn selalu suka. Kesannya tradisional tapi tetap terlihat artistik.

"Kalau kalian ke Paradigma kafe, sempetin foto di spot gini guys," kata Auryn sambil men­-shoot jendela berbeda warna itu. "Top deh pokoknya."

Puppy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang