Ketulusan

1K 104 28
                                    

Satu yang membedakan dari masing-masing individu, ketulusan. Dan sekarang jarang orang memiliki itu

"Gue butuh lo, Ryn."

Auryn tersentak dan hampir kehilangan keseimbangan kala Redo memeluknya begitu kencang. Auryn menoleh ke Virgo meminta bantuan tapi cowok itu hanya mengangkat bahu pelan.

Virgo tak tahu apa yang terjadi dengan Redo. Namun, dia yakin kalau Redo tengah ada dalam masalah besar. Mata cowok itu memerah dan tampak penuh dengan kekecewaan.

"Do," panggil Auryn sambil menepuk punggung cowok di pelukannya itu.

Redo bergeming dan matanya terpejam erat. Kilasan kejadian tadi pagi saat mamanya ke Singapura menyeruak. Demi Tuhan Redo bahkan masih rindu dengan mamanya, tapi sang mama justru menambah pundi-pundi uang. Redo capek begini terus. Katakan dia lemah, toh memang nyatanya dia seperti itu.

Perlahan mata Redo terbuka. Dia merasakan tubuh kaku dalam pelukannya itu. Redo melepas pelukan itu lalu mundur beberapa langkah.

"Sorry bikin lo kaget," katanya ke Auryn.

Auryn mengangguk pelan. Sampai sekarangpun dia masih kaget dengan pelukan ini. Pelukan pertama setelah mereka putus.

"Perlu bantuan?" Virgo membuka suara.

Redo menoleh ke cowok yang sekarang dekat dengan Auryn itu. Redo menggeleng pelan, lalu menyampirkan tasnya yang tadi tergeletak di lantai dan memakainya di pundak sebelah kiri.

"Gue duluan," pamitnya lalu berjalan dengan cepat.

Auryn dan Virgo berpandangan. Mereka sama-sama kaget dengan mantan wakil tim basket sekolah itu.

"Mantan lo kenapa tuh?" tanya Virgo sambil menatap ke arah kepergian Redo.

"Gue nggak tahu," jawab Auryn apa adanya. "Tapi dari gue pacaran sama dia, dia kayak mendem masalah sendiri gitu."

"Soal?"

Auryn terdiam, mencoba mengingat momen saat bersama Redo. Gadis itu ingat saat Redo paling enggan membahas orangtua. Selain itu raut dan tatapan Redo seketika berubah sendu. Auryn lalu menjentikkan jarinya.

"Kayaknya dia ada masalah sama orangtuanya."

Virgo mengernyit, lalu terdiam. Jika, urusan keluarga dia tak mau ikut campur. Virgo lalu berjalan kembali ke parkiran.

"Go! Gimana kalau kita ngikutin dia?"

Langkah Virgo seketika terhenti. Dia menoleh dan melihat Auryn yang masih berdiri di posisinya, bahkan sama sekali tak memutar tubuhnya.

"Nggak usah ikut campur."

Sontak Auryn memutar tubuhnya. Dia berlari ke arah Virgo dan menggenggam tangan cowok itu. "Ayolah. Gue khawatir sama dia."

Virgo mengernyit. Dia dapat melihat raut kekhawatiran Auryn. "Lo masih suka?"

"Sama Redo? Enggaklah."

"Kenapa lo jadi khawatir gini?"

Auryn gelagapan, tak tahu mencari alasan apa. Mungkin dia begitu peduli ke Redo. Bagaimanapun juga mereka sempat berbagi kebahagiaan.

"Ayo!!" Auryn lalu menyeret Virgo.

Mau tak mau Virgo mengikuti. Dia membuang napas panjang. Gagal sudah dia pulang cepat karena ajakan Auryn.

"Gue peduli sama tuh cowok. Emang nggak boleh peduli sesama?" ujar Auryn setelah sampai di motor Virgo.

Gadis itu lalu naik, bahkan dia tak begitu sadar dengan helm yang sejak tadi berada di kepalanya. Sungguh dia terlalu kaget saat melihat Redo tadi.

Puppy LoveWhere stories live. Discover now