Weekend Marathon

1.3K 118 2
                                    

Ketika kita berbohong, maka akan ada kebohongan-kebohongan lainnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Ketika kita berbohong, maka akan ada kebohongan-kebohongan lainnya. Hingga kita sendiri jatuh oleh lubang kebohongan yang kita buat sendiri.

"Biar gue yang bayarin, Ryn."

"Gak usah!!"

"Tapi gue kan pacar lo!"

Auryn menoleh dengan pandangan lelah. Redo seketika bungkam. Cowok itu menghela napas panjang lalu menjawab.

"Ryn. Nggak ada salahnya gue bayarin lo. Itung-itung tanda permintamaafan gue."

"Terima kasih," Auryn menerima uluran belanjannya. Dia balik badan meninggalkan Redo yang masih berdiri di depan kasir.

"Ryn!" panggil Redo.

Cowok dengan t-shirt dengan gradasi abu-abu, orange dan navy keluaran Mango itu berjalan cepat menyejajarkan Auryn. Redo lalu menarik pergelangan cewek itu tapi dengan cepat Auryn menepis.

"Gue masih kesel ke lo!" jawab Auryn tanpa menoleh.

"Ya udah gimana kalau gue traktir sebagai permintaan maaf?"

"Maaf gue nggak bisa lo balas dengan traktiran."

Setelah mengucapkan itu Auryn naik eskalator. Dia kesal dengan pacar keduanya itu yang tiba-tiba muncul di rumah itu. Sejak semalam Redo mengajak Auryn untuk pergi bersama, tapi gadis itu menolak. Karena tak terima dengan penolakan Auryn, Redo sengaja ke rumah Auryn tanpa meminta persetujuan. Membuat gadis dengan rambut dicepol itu marah.

"Ryn! Maaf dong. Janji deh lain kali nggak bakal gitu aja ke rumah lo," kata Redo mengejar Auryn yang telah turun dari eskalator.

Auryn menghentikan langkah lalu menoleh menatap Redo saksama. "Bisa lo pegang omongan lo?"

Redo mengangguk mantap. Jika tahu akibatnya seperti ini, dia tak akan mengulangi ke rumah Auryn tanpa persetujuan. Sungguh, membuat marah Auryn adalah rencana paling akhir dalam hidupnya.

"Janji, Sayang."

"Gak usah gombal," jawab Auryn lalu melanjutkan langkah.

Di belakang Auryn, Redo geleng-geleng. Cowok itu kadang aneh dengan dirinya sendiri yang menyayangi Auryn si gadis cuek itu. Bahkan Redo rela menjadi yang kedua. Namun, Redo tahu pasti, hatinyalah yang menginginkan Auryn.

"Beli ice cream mau, Ryn?" tawar Redo saat mereka melewati kedai ice cream.

Auryn menoleh, melihat kedai dengan banyak pembeli yang mengantre itu. Senyumnya seketika mengembang. Dia ingin mengerjai Redo.

"Ya udah beliin. Tapi lo yang antre. Gue tunggu di food court," setelah mengucapkan itu Auryn melangkah menuju food court.

Demi gadis itu tak ngambek, Redo menurut. Cowok itu mendekat ke kedai dan ikut mengantre. Seumur-umur, baru kali ini dia mengante. Jika dia menginginkan sesuatu pembantunya yang dia suruh menganre. Dia tinggal terima jadi.

Puppy LoveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant