Perhatian

3K 220 9
                                    

| YOHAN GHASAN PERMADHI |Born 1 Januari 2001

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

| YOHAN GHASAN PERMADHI |
Born 1 Januari 2001

Bagaimana aku bisa lupa tentangmu. Sedangkan kamu saja selalu menyita perhatianku

"Jadi sistem penapasan hewan amfibi tergambar sebagai berikut."

Gadis berambut panjang digerai tampak melebarkan matanya. Saat matanya dipaksa terbuka sempurna, kelopak mata itu seketika turun. Auryn kembali membuka mata dan mencoba memfokuskan diri menghadap ke slide yang berwarna biru laut itu.

Namun yang dirasakan pandangan Auryn mulai terasa kabur. Dia melihat slide itu berwarna abu-abu, tak lama slide itu menggelap. Mata Auryn terpejam. Dia tak bisa lagi memaksa matanya untuk terjaga.

Tak lama dia membuka matanya lalu menoleh ke sekeliling, melihat teman sekelasnya yang juga tampak bosan. Arah pandang Auryn lalu tertuju ke depan. Melihat wanita munggil berkaca mata yang berdiri menerangkan.

"Hoam!" Auryn menutup mulutnya saat menguap.

Auryn lalu memposisikan diri menempel dengan ujung meja. Satu tangannya mulai menyangga dagu. Dia mulai menunduk dan mulai memejamkan mata.

Di samping Auryn, Wiska memperhatikan. Cowok berambut lebat itu terkekeh melihat wajah Auryn yang mengantuk itu. Wiska menggeser tubuhnya lalu menyenggol lengan Auryn hingga gadis itu membuka mata.

Rasanya Auryn ingin marah ke cowok yang mengganggu tidurnya itu. Gadis berkantung mata itu menatap Wiska berusaha melotot, tapi tak berhasil. Membuat Wiska terkekeh.

"Lo semalem nggak tidur?" tanya Wiska dengan suara pelan.

Auryn kembali memposisikan tangannya untuk menyangga dagu. Dia mengangguk pelan sambil memejamkan mata. "Hmm."

Wiska semakin penasaran dengan alasan Auryn sampai tidak tidur. Selama mengenal Auryn, gadis itu selalu ceria setiap datang ke sekolah. Wiska menundukkan wajahnya, menatap mata Auryn yang terpejam.

"Emang ngapain sampai nggak tidur?" bisik Wiska.

Kali ini Auryn tak mendengar bisikan itu. Gadis itu telah terlelap. Sedangkan Wiska masih menatap Auryn menunggu gadis itu menjawab. Namun, sampai cowok itu bosan dia tak kunjung mendapat jawaban.

Wiska lalu menegakkan tubuhnya. Dia menatap Bu Armin yang menjelaskan sistem pernapasan. "Duh, males banget gue. Ngapain sih hewan napas pakai dibahas detail," gerutunya pelan.

Duk!

"Aduh!"

Auryn sontak terjaga saat tangannya tak menyangga dagu. Beruntung dagunya tak sampai mengenai meja. Karena tindakan itu kantuknya sedikit hilang. Gadis itu menegakkan tubuh lalu menatap ke depan.

Mata hitamnya tertuju ke slide yang penuh dengan istilah latin. Auryn geleng-geleng, kepalanya semakin terasa berat setelah melihat istilah latin itu.

Puppy LoveWhere stories live. Discover now