Segala Cara

1.4K 122 8
                                    

Berjuang keras dan menghalalkan segala cara itu beda tipis.

Cowok berseragam putih abu-abu dengan bagian kemeja yang keluar dari tatanan itu masuk ke dalam kelas. Baru saja kakinya melangkah dari pintu, dia sudah dikejutkan dengan kehadiran cewek berambut pendek yang menghalangi langkahnya.

"Gue mau ngomong sama lo," kata Yunda.

Yohan bergeser lalu berjalan ke tempat duduknya di bagian belakang. Dia meletakkan tas berwarna navy lalu mengambil ponselnya.

"Han. Gue mau ngomong sama lo."

Arah pandang Yohan lalu tertuju ke cewek yang duduk miring di depannya itu. "Ya udah sih tinggal ngomong," jawabnya sambil bermain ponsel.

Yunda mendengus karena tak diperhatikan oleh Yohan. Tapi kali ini cewek itu tak mempermasalahkan. Dengan cepat dia merogoh ponselnya dan menghadapkan ke Yohan.

"Lo lihat ini."

Yohan melirik sekilas tampak tak tertarik. Namun, saat melihat foto seorang gadis tengah berpelukan, Yohan langsung merebut ponsel Yunda.

"Auryn," gumam cowok itu.

Di depannya Yunda tersenyum penuh arti. Dia yakin kalau Yohan belum tahu informasi ini. "Jadi Auryn sama Redo itu pacaran."

"Oh."

Respons Yohan sangat singkat, sangat tak sesuai dengan harapan Yunda. Yohan lalu mengembalikan ponsel Yunda lalu fokus ke ponselnya sendiri.

"Kok lo biasa aja, sih?" tanya Yunda sebal.

Yohan tersenyum miring. Dia ingat kejadian waktu itu saat latihan basket dengan Redo.

"Han. Gue tadi habis ngobrol dikit sama Auryn."

Saat itu Yohan sedang men-dribble bola, dan dikejutkan dengan ucapan Redo. Kapten tim basket itu langsung menoleh penasaran.

"Ngobrol?"

Redo mengangguk lalu duduk di pinggiran lapangan basket yang terasa hangat karena seharian terpapar dengan sinar matahari. Tapi cowok itu tak beranjak, justru semakin menghadapkan ke arah matahari yang hampir tenggelam itu.

"Ya curhat gitulah," jawabnya kemudian.

Yohan menghentikan kegiatannya lalu duduk di samping Redo. "Curhat? Lo nggak ngapa-ngapain cewek gue, kan?"

Kepala Redo bergerak ke kiri dan ke kanan. "Nggak. Cuma tanya pendapat dia doang."

"Soal?"

"Cewek."

Senyum Yohan mengembang. Dia merasa kalau Redo tengah jatuh cinta dan minta pendapat Auryn.

"Siapa yang lo suka? Temennya Auryn? Padahal sahabat Auryn cuma Wiska," jawab Yohan yang langsung mendapat senggolan kencang dari Redo.

"Enak aja lo! Ya pokok cewek lah," jawab Redo berbohong. "Kalau ada yang adu domba, lo jangan percaya. Tadi gue lihat cewek yang ngejar-ngejar lo diem-diem foto gue sama Auryn."

"Lo lagi ngapain?" Yohan langsung menatap penuh selidik.

"Cuma meluk sekilas. Mungkin karena wajah gue terlalu kasihan sampai Auryn nyemangatin gue."

Ada sebagian hati Yohan yang terusik. Namun, dia ingin percaya ke pacarnya. "Beneran kan cuma meluk? Nggak lama, kan?"

"Lo bisa tanya sendiri ke Auryn."

Yohan manggut-manggut, akan menanyakan ini ke Auryn.

"Redo udah cerita ke gue," kata Yohan ke Yunda.

Puppy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang