Butuh Perhatian

1.7K 147 4
                                    

Mengapa melihatnya tersenyum sendu membuat hatiku meragu?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mengapa melihatnya tersenyum sendu membuat hatiku meragu?

"Beneran lo nggak bareng gue aja?"

Gadis yang berdiri di samping mobil itu menggeleng tegas. Dia melirik ke dalam mobil di mana ada kakak sepupu Yohan. Auryn tak enak kalau ikut bersama dua cowok itu.

"Enggak. Gue naik taksi aja," tolak Auryn.

Yohan membuang napas pelan. Dia mana tega membiarkan Auryn sendirian sedangkan sekolah telah sepi.

"Bareng gue aja ya," ajak Yohan lagi.

Kepala Auryn bergerak ke kiri dan ke kanan. "Gue bisa naik taksi. Jangan khawatirin gue. Harusnya lo khawatirin diri lo sendiri," ucapnya sambil memperhatikan wajah Yohan yang mulai bengap itu.

"Sampai rumah langsung lo kompres ya muka lo," lanjut Auryn sambil menyentuh pipi Yohan dengan punggung tangannya.

Sudut bibir Yohan tertarik ke atas, senang diberi perhatian seperti itu oleh Auryn. Cowok itu lalu mengacak rambut Auryn gemas.

"Ya udah gue balik ya," pamit cowok itu lalu masuk mobil.

Auryn memundurkan tubuhnya. Dia melihat mobil itu bergerak, tak lama disusul oleh pria bertubuh kurus yang mengendarai motor Yohan—supir cowok itu. Auryn melongok hingga melihat mobil Yohan sampai di pintu gerbang utama.

Setelah merasa Yohan benar-benar pergi, Auryn segera balik badan. Dia masih ada satu tanggungan, tentu saja dengan pacar satunya itu. Auryn lalu berlari, ingat waktu telah beranjak semakin sore.

Dap!

Dap!

Derap kaki terdengar kencang di koridor belakang sekolah. Seorang siswa mendengar derap langkah itu. Dia sama sekali tak bergerak hanya berdiri dengan satu kaki yang sedikit pincang. Dia lalu menyandarkan punggungnya di tembok sambil mendengar derap langkah itu yang semakin mendekat.

"Huh!"

Embusan napas yang terdengar kencang membuat Redo mengangkat wajah. Tatapannya bertemu pandang dengan mata bundar Auryn. Redo menatap Auryn intens. Tanpa diminta ingatan cowok itu berputar saat Auryn bermesraan dengan Yohan.

"Gue kira lo lupa sama pacar kedua lo," kata Redo sebagai kalimat pembuka.

Auryn memilih tak langsung menjawab. Dia masih berusaha menormalkan napasnya yang memburu itu.

"Gue bela-belain lo ke sini malah lo ngomong gitu!!" balasnya setelah napasnya kembali normal.

Redo berjalan menjauh sambil menyeret kakinya. Tendangan Yohan cukup membuat pergerakan lutut Redo terganggu. Cowok itu lalu memilih duduk di lantai, sambil menyelonjorkan kaki. Dia menarik rumput liar di depannya lalu melemparnya ke depan.

"Selalu Yohan jadi prioritas!!" kata Redo mengungkapkan kekecewaannya.

Mendengar perkataan itu Auryn tak habis pikir. Dia buru-buru mendekat dan duduk di samping Redo. "Lo yang nawarin jadi yang kedua," ingat Auryn. "Tentu lo udah tahu kan konsekuensi jadi yang nomor dua. Gue juga sering ngomong gitu."

Puppy LoveWhere stories live. Discover now