Welcome To My Life

2.8K 135 8
                                    

"Lanaaaa... Matt's outsideee" teriak Jamie sambil mengangkat bangku-bangku ke atas meja.

"Oh.. Tell him to wait, I'll be there soon" jawabku sambil mengeringkan counter top dapur.

"Berapa lama? Setahun? Dua tahun?" Tanya Jamie yang tiba-tiba masuk dan mengambil bir di kulkas khusus pegawai sambil tersenyum jahil.

"Hmm...five minuttes? Ini sudah selesai kok!"

"Are you sure? Gak mau pakai make up dulu atau apa gitu mau ketemu gebetan?

"Shut up, Mate! Berapa kali sih harus bikin pengumuman kalau Matt bukan gebetanku?!" kataku sambil memercikkan air ke muka Jamie.

"Tapi dia sering banget jemput lho.. Yakin cuma temenan?Hahaha" Louise ikut-ikutan meledekku.

"We're just friends!"

"With benefit?"

"Jaaamiiee.. Nooo"

Melihatku mulai melotot, Jamie memutuskan berhenti meledekku.

"Alright hahaha"

Louise, cewek bule berambut pirang panjang kemudian mendekat.

"Serius gak naksir Matt?"

"Enggak!" Jawabku tegas "Kenapa? Naksir?"

"Aku? Naksir Matt? Aku lebih naksir sama kamu, babe!" Jawab Louise sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Yucksss!" Teriakku sambil memasang tampang jijik.

Kami pun tertawa terbahak-bahak. Dasar bule gila!!! Aku baru saja bergabung menjadi waitress di cafe ini tiga bulan lalu, tapi syukurlah bertemu teman-teman yang asyik seperti Louise dan Jamie dua bule gila yang asli orang New Zealand atau biasa disebut Kiwi(s). Jika kamu berpikir bahwa Louise itu lesbian karna candaanya tadi, kamu salah besar, she has a very cute Australian boyfriend. Kali ini pacarnya orang Australia, bulan depan? Entahlah.. Tiga bulan kenal dengannya, dia sudah dua kali ganti cowok karena cowok sebelumnya possesif, sedangkan Louise sangat easy going, jadi pria-pria pencemburu benar-benar bukan tipenya.

Ah, sampai lupa... Kita belum kenalan ya? Namaku Lana, Alana Kusuma Sastradiwirja. Sudah tiga tahun ini aku tinggal di Wellington. Kamu tau kan Wellington? Ya, ibukota New Zealand yang terkenal dengan anginnya yang hampir selalu berhembus kencang tanpa kenal musim. Terus di sini lagi ngapain? Well, sejak awal Desember aku ikut-ikutan kerja part-time di kedai kopi ini karena aku punya visa kerja satu tahun, lumayan kan buat nambah-nambah uang jajan travelling selanjutnya hehehe. Lah, terus sebelumnya ngapain? Aku kuliah S2 di Victoria University sambil travelling hore-hore di New Zealand dan ternyata aku jatuh cinta sama Wellington walau apa-apa harganya mahal tapi di sini bahagiaku sederhana, lihat matahari cerah aja bisa bikin bahagia seharian. Kalau ada yang bilang, "Yakali deh Laaan.. Ngeliat matahari bisa bikin bahagia! Ngaco looo" Hehehe sini deh ke Welly, then you'll know what I'm talking about. Hehehe.

Sebenarnya Ayahku, Anwar Syarif Sastradiwirja,  maunya aku pulang ke Indonesia aja buat bantuin dia ngurusin manajemen rumah sakit keluarga, Sastradiwirja Hospital yang cabangnya udah ada tujuh belas di Indonesia.

"Kamu kan kuliah bisnis, kalau anak Ayah sendiri yang pegang kan lebih enak, namanya juga rumah sakit keluarga"

Iya juga sih, tapi untuk sekarang aku masih mau cari pengalaman di tempat lain aja dulu. Nanti aku pasti akan pegang manajemennya. Buat aku, aku harus belajar jadi karyawan dulu supaya tahu gimana rasanya jadi bawahan, biar nanti kalau bikin kebijakan gak nyusahin karyawan. Yoi gak tuh? Hehehe.

Kulirik jam tanganku, waduh beneran udah lima belas menit si Matt nunggu, aku buru-buru mengambil tas ransel dan memakai jaketku. Bulan Maret ini sudah masuk autumn, makanya angin akan semakin ganas, itulah mengapa kita di sini harus selalu bawa jaket kalau gak mau langganan minum tolak angin. Aku lihat Matt dan Jamie sedang asyik mengobrol sambil nge-vape, langsung saja aku berjalan cepat ke arah mereka.

"See??? Five minuttes, huh? Pokoknya gak ada istilah lima menit kalau cewek mau pergi" si Jamie langsung aja ngoceh begitu melihatku yang kubalas dengan pelototan mataku yang tidak terlalu besar ini.

"Hey, Matt. Sorry to keep you waiting hehehe"

"It's alright. Aku juga lagi seru kok ngobrol sama Jamie."

"Ngobrolin apa sih?"

"Boys' secrets.." jawab Jamie sambil mengedipkan matanya dan tersenyum jahil.

"Bohong, pasti ngomongin aku kan?"

"Excuse meee??? Gak mungkin lah!! What's so special about youuu?? Aw..aw..aaawww.. Sakit, Lana.. Ampun.. Maaf..Maaf.." Jamie mengaduh kesakitan karena kucubit perutnya yang mulai membuncit karena dia sudah beberapa bulan ini berhenti ke gym.

"Matt.. kok tahan sih punya teman kayak dia.. galak begini.. Aw... Aaaww" Jamie semakin menjadi-jadi meledekku.

"Gimana dong, dia jago masak sih. Siapa sih yang bisa nolak makanan gratis? Enak lagi.."

"Oh.. jadi kamu temenan sama aku demi makanan gratis?"

"Yaaa begitulah"

"Oke.. No more spicy rendang for you!!" Ancamku.

Matt ini bule KW super, tampangnya sih bule banget, tapi kalau ditanya pilih nasi rendang atau steak, dia pasti tanpa pikir panjang akan pilih rendang.

"Noooo... Aku temenan sama kamu karena kamu gadis tercantik sejagad raya ini.." rayu Matt.

"Hahaha..  alright, katanya kalian mau ke night market? Cepat sana pergi jauh-jauh.. I've also got a date with Rachelle tonight. Finally, hehehe. Makasih lho, Lan. Karena saran kamu kita udah resmi pacaran. Hehehe" Jamie mengusir aku dan Matt.

"Waah.. I'm so happy for you. Oke deh, kita pergi yaaa"

"See ya, bro!" Kata Matt.

"See ya!"

Aku memang sengaja tidak membawa mobilku karena hari ini janjian mau ke night market sama Matt. Lumayan lah jadi dapat supir gratis hehehe, bule lagi. Kapan lagi ya kan bisa nyuruh-nyuruh bule? 😜

🍁🍁🍁🍁

Halo semua! Ini cerita baruku. Semoga lebih bisa rajin update (do'ain si kecil gak rusuh waktu lihat Ibunya pegang HP hehehe). Oh, iya. Di cerita ini, aku mau ngenalin beberapa tempat di Wellington, kota tempat aku tinggal sekarang. Ya.. mudah-mudahan kalian yang baca jadi terasa lagi ada di sini. Semoga suka dengan ceritanya. Ditunggu saran dan kritiknya ya..

Oh iya, dialog dalam ceritanya aku akan banyak pakai "aku dan kamu" kalau Alana lagi ngobrol sama para Akang dan Eceu bule, karena jujur aja aku bingung masa mau pakai "gue dan elo" soalnya dikepala aku dialognya pake English 😅 kan kalau mereka ngomong ke siapa aja ya cuma ada "I dan You" jadi bingung deh.. hehehe.

WellyLoveWhere stories live. Discover now