Flashback : "Remember Me?"

712 57 9
                                    

Musim dingin kali ini terasa begitu luar biasa menantang bagiku. Biasanya aku bisa santai-santai saja, tapi entah kenapa tahun ini aku jadi sering demam dan menyebalkan sekali rasanya, terutama ketika kamu harus berhadapan dengan pelanggan. Kadang ada kan saat di mana kamu sedang malas berbasa-basi dengan orang lain tapi karena pekerjaan kamu terpaksa harus selalu melebarkan senyum? Dan itu terjadi hari ini.

Hari ini café ramai sekali, dan aku benar-benar merasa kepalaku berat. Dua kali aku salah membuat pesanan, untung saja customers bersedia menunggu untuk kubuatkan yang baru.

"Maaf, tapi saya pesan flatwhite, bukan espresso."

Oh.. God!!! Another mistake?? Damn!

"Ah, maaf! I guess this is just not my day really.."

"No worries.. Hey, dari tadi sebenarnya saya menunggu kamu ingat sama saya, tapi sepertinya tidak ya.. Do you remember me?"

Hah? Aku tersentak kaget setelah melihat dengan seksama wajahnya. How can I forget that beautiful smile? Like.. seriously Lana??

"Ah... you are the one in Dave wedding!!"

Stupid, Lana!!! Kenapa gak langsung sebut namanya ajaaa!!!

"Yes, that one! Saya Eoghan.."

"Iya... Saya ingat! Kantor kamu dekat sini?"

"Iya.. sebenarnya saya sering sih beli kopi di sini.. Tapi biasanya bukan kamu baristanya.. Makanya waktu di pernikahan Dave, saya ngerasa gak asing sama kamu.. Ternyata, sebenarnya saya sering lihat kamu"

Whaaaat? Lanaa.. kemana aja? Masa sih gak pernah gitu sadar ada cowok kayak dia gini jadi customer..  Oh.. makin pusing kepalaku..

Sesegera mungkin aku mengganti minuman sesuai pesanan Eoghan, untung saja dia pelanggan terakhir sepertinya. Ya, 10 menit lagi waktunya kami tutup, teman-temanku sudah mulai merapikan kursi yang sudah tak ditempati oleh para pelanggan, setelah pesanan ini, aku tinggal merapikan counter dan mencuci alat-alat dan pulang!!!

"Maaf menunggu, ini kopinya" kataku sambil menyodorkan gelas kopi ke arahnya.

"Tak masalah, terimakasih ya! See you" katanya sambil tersenyum dan berbalik menuju pintu. Aku hanya memandangi punggungnya kemudian sadar.. kenapa aku gak minta nomor telponnya? Atau sosial medianya? Atau apa gitu yang membuat aku bisa ketemu lagi sama diaaaa? Ah!!!

🍁🍁🍁🍁

Hari ini aku tidak membawa mobil, Si Aji anak curutku pinjam untuk pergi ke Palmy, katanya mau ada acara apalah gitu.. Ya sudah.. besok hari Sabtu ini, aku libur dan tidak berencana pergi kemana-mana.

Tadinya aku mau naik über saja saat kepalaku agak pusing begini, apalagi ditengah angin yang sekencang sore ini, tapi aku mau ke Friday Night Market dulu lah, cari makanan hangat baru pulang, jadi aku memutuskan untuk naik bus saja.

"Alana..." aku mendengar suara seorang pria memanggilku. Aku membalikkan badanku dan...

"Eoghan? Belum pulang?"

"Ah.. itu.. Tadi saat beli kopi, I saw you're not feeling really well, jadi saya memutuskan untuk menunggu kamu."

"Untuk?"

"Minta nomer telepon kamu.. Ah.. maksudnya.. mau untuk nanya keadaan kamu siapa tau nanti kamu butuh bantuan untuk antar kamu ke GP.. Tapi kalau keberatan ya tidak apa-apa.."

Well.. sebenarnya kalau untuk urusan antar mengantar sih aku punya Matt yang selalu siap kapan aja, dan juga mana ada Medical Centre yang jam segini masih buka, kecuali ke After Hours Clinic.. TAPI... dapat kesempatan punya nomer telepon dia.. yaa jangan disia-siakan sepertinya ya..

WellyLoveWhere stories live. Discover now