Seminar Ala Ala

490 75 9
                                    

"...Tuh dia orangnya, lagi mangap"

Mataku terbelalak lebar mendengar kata-kata Rian. Apaaa?? Jadi selama ini dia juga masih sayang sama aku? Aku gak tau harus senang, sedih atau marah saat ini. Senang karena ternyata aku masih ada di hatinya, sedih karena kita saat ini gak mungkin sama-sama, marah karena dia seolah kembali menyiram pupuk ke hatiku yang mulai layu.

"Bagus gak, Ji acting gue?"

"Anjiiiiirrr.. Acting itu? Asli keren banget! Pernah ambil eskul theater, Bang? Hahaha lihat tuh Kak Lan sampai baper tampangnya!" Jawab Aji dengan tampang meledekku habis-habisan.

Sial...ternyata dia siram pupuk kandang!! Subur sih, organik pula, tapi bau!!!

"Apaan sih! Siapa lagi yang baper, eh.. gue tadi batalin lunch di sini!"kataku.

"Yaah...ngambek Kak Lan? Terus kita kelaperan gitu?" Fira memasang tampang lemasnya.

"Bukan ngambek, ngapain ngambek sama Om Om Minyak kayak dia" aku memandang Rian dengan tatapan judesku "Tapi pas gue lihat menunya, banyak yang pake babi, mau emang?"

"Ya enggak lah!"

"Makanyaaa... Udah kita makan siang di tempat lain aja."

"Tapi dibayarin kan?" tanya Cici.

"Iya Ci, gue bayarin 15 dolar seorang" ledekku.

"Kalo gitu kita cari resto kebab aja. Biar gak nombok"

"Hahaha. Bercanda, Ci.. Bebas mau makan apa... Asal jangan makan temen aja.."kataku.

"Kan gue yang ulang tahun.. gimana kalau makan steak?" Kata Aji.

"Steak kan enaknya malem tau, Ji.."protes Fira.

"Iya juga ya.. Aduh apa dong ya..."

"Ya udah kita jalan aja dulu, kalau ada restauran kayaknya enak, makan di situ..gimana?" Rian memberi saran yang langsung diterima oleh anak-anak curut tanpa perlawanan.

🍁🍁🍁🍁

Setelah beberapa lama menyetir, akhirnya kami memutuskan makan seafood. Aku membebaskan anak-anak curut untuk memilih apa saja yang mereka mau. Bukan Aji namanya kalau gak Aji mumpung hehehe, dia memesan banyak sekali makanan yang menurutnya gak akan terjangkau kantongnya kalau gak puasa seminggu. Dasaaar!

"Aduuuh.. Ini kalau gak karena jalan sama Kak Lan, gak bakalan nih gue bisa makan lobster segede gini.."kata Aji yang mulutnya belepotan saus.

"Ini juga, kerangnya enak banget.." Cici ikut menimpali

"Kalo gue sih, calamari-nya juaraa!! Gak kayak karet, empuk banget. Aduh.. nikmat banget ini, crispy banget lagi tepungnya." Kata Fira sambil menggigit entah potongan keberapa calamari gorengnya.

"Kalo gue, semua enak! Ini bahagia banget gue makan udang sampe seember kecil begini. Sausnya juga enak, konsistensinya pas, rasanya gak overpowering udangnya, udangnya gendut, masih manis, matangnya pas,  gue pernah makan tuh, sausnya ada rasa pahitnya, kayaknya dari jahe deh!"Kevin berkomentar seperti juri Master Chef.

Kalau ke restaurant seafood, kamu memang akan diberi sebuah ember kecil untuk sampah kulit udangnya. Karena memang porsinya jumbo, maka sampahnya bisa sampai tiga per empat ember kecil.

"Kalau gue sih, yang bikin enak ya pemandangannya. Makan di depan cewek cakep itu, ibaratnya makanan gak enak juga rasanya kayak masakan buatan chef terkenal." Rian kembali menatapku yang duduk di depannya dengan tatapan jahil.

WellyLoveWhere stories live. Discover now