Flashback

501 62 4
                                    

"You've got to eat, Matt.."

"I don't feel like to, Lan!"

"Tapi ini kamu belum makan apa pun dari kemarin.. Aku tau kamu sedih, tapi jangan siksa diri kamu begini.."

"No, Lana..You don't understand!! I just lost my mom.. MY MOM, LANA!!! MY MOOOOM!!!"

"I didn't  say that I understand, I said that I KNOW!!! Lagian kalau kamu gak makan, memangnya mama kamu akan kembali?"

Matthew menatap Lana dengan gusar, dalam hatinya dia tau kalau bersedih seperti ini tidak akan mengembalikan Ibunya yang pergi dengan sangat mendadak. Tapi dia memang benar-benar kehilangan selera makannya. Tak ada hasrat untuk mengunyah apapun.

"I'm sorry,  Lana.. Aku benar-benar gak stabil saat ini, semua ini terlalu cepat buatku.. Aku belum siap.. Aku belum siap kehilangan Mama secepat ini.. Masih banyak yang mau kami lakukan bersama."

"Gak akan ada yang pernah siap kehilangan orangtuanya Matt.. Gak akan.. Setua apa pun kita ketika kehilangan, tetap saja tak akan pernah siap. Tapi kalau hanya meratapi kehilangan, justru kamu yang akan kehilangan dirimu sendiri."

"Separuh hidupku sudah hilang, Lan. I have no one in my life, now."

"You have your Dad."

"Dad lebih memilih mengabdi pada gereja dibanding mengurus kami. Seluruh hidupnya untuk gereja, Mama yang berjuang sendiri mengurus kami. Jadi, anggap saja aku juga sudah kehilangan dia."

"Then you have me.."

Matt terdiam, kembali larut dalam lamunannya. Sementara Alana masih setia duduk di sisi Matt, dia tak mau memaksa Matt untuk melawan semua rasa sedihnya karena dia tau kehilangan itu berat.

Tok..Tok..Tok..

Bunyi ketukan pintu membuyarkan keheningan dalam kamar itu.

"Matt.. Someone's looking for you.."

"Siapa, Rach?"

"Teman kantormu katanya.. Mau temuin di luar atau aku suruh dia masuk ke sini aja?"

"Suruh ke sini aja, Rach.. Aku malas keluar kamar.. Thanks."

"No worries, Mate!"

Satu menit kemudian sesosok laki-laki berbadan tinggi dengan wajah khas Eropa masuk ke dalam kamar Matt. Alana mengamati postur lelaki itu, dia pasti menghabiskan banyak waktu di gym untuk mendapatkan dada sebidang itu.

"Hai, Matthew.."

"Ah, so it's you!"

"Yeah.. Aku lagi.. bosan ya, hahaha"

"Kamu sebenarnya gak perlu sampai datang, kan kamu sudah tau keadaanku lewat telepon."

"Aku kurang yakin kalau kamu baik-baik saja."

"Ehem.." Alana mencoba menunjukkan eksistensinya di sana.

"Ah, Lan.. Sorry.. Kenalin.. Ini Mitchell, teman kantorku."

"Oh, Hi..Mike.."

"Halo.. Tapi please jangan panggil Mike. Karena aku bukan Michael. It's Mitchell."

"Iya, karena dia keturunan Prancis, Lan." Tambah Matt.

"Oh.. Maaf.. Aku gak tau.."

"Gak apa-apa. Aku cuma kurang suka aja kalau dipanggil Mike. That's all."

"Okay.. Eh, aku beli makanan dulu deh ya, Matt.. makan ya?"

"Iya deh.. aku mau fish and chips aja. Kamu mau makan juga Chell?"

WellyLoveWhere stories live. Discover now