TarLing

464 74 5
                                    

Matt mengantarku pulang dengan selamat sentausa, emosi kami berdua pun sudah reda. Sepertinya memang kami butuh tempat untuk bisa berbagi apa yang kami rasakan, gak seperti kemarin, terpendam. Jadi sekali ada pemicunya langsung meledak tak terduga.

Sebelum aku turun dari mobil, Matt mendapat telepon dari Mitchy, sepertinya dia melihat kami berdua saat jalan menuju parkiran mobil.

"What?? Enggak sama Alana, Mitch.. Lagian katanya kamu meeting, gak mungkin lihat aku di sana kan? Kan aku bilang, aku keluar cari makanan buat lunch. I don't feel like eating pasta.... I knooow.. Tapi emang gak ke daerah situ, justru aku yang curiga, sejak kapan kantormu pindah ke dekat Cafe-nya Lana? Udah ah.. Aku gak mau ribut di telepon!! Aku mau pulang. Habis jogging di Botanical Garden, Mitch... Udah deh..Aku tutup!!"

Matt menutup teleponnya dengan dengusan napas keras. Dia terlihat sangat kesal lalu menatap ponselnya sekilas.

"Mitchy?" Tebakku. Padahal aku sudah tahu itu pasti dia.

Matt mengangguk lemas dan memasukan ponselnya ke saku jaketnya.

"Kenapa? Dia gak mau kamu ketemu aku?"

"Dia lihat kita tadi jalan ke parkiran."

"Terus kenapa kamu bohong?"

"Karena dia juga bohong. Dia bilang mau ke kantor karena ada meeting penting dan kantornya itu tidak di sekitar Cafe. Berarti dia sempat keluar, tapi dia bilang dia gak kemana-mana sampai jam empat tadi masih di kantor, padahal kita di parkiran itu jam tiga. Dia bohong."

"Ya terus kamu juga bohongin dia?"

"Kalau dia bisa bohong, kenapa aku harus jujur? Aku juga gak yakin dia meeting sama client. It's fucking Saturday. Who wants to work on weekend? I mean, kami kan gak bergerak di bidang jasa kayak restaurant sejenisnya. Aneh aja sih, hampir tiap weekend begini, kadang keluar kota, tapi gak jelas ketemu siapa."

"Hubungan kalian gak sehat begitu.."

"I know.. Kami kayak bom waktu ya? Gak tau lagi deh.."

"Kalau kamu mau pertahanin hubungan kalian, perbaiki komunikasi kalian. Belum terlambat."

"Aku pikirin nanti."

"Kalau memang kamu pikir masih bisa bertahan, pertahankan. Tapi kalau tidak bisa, jangan paksakan. Seharusnya hubungan kalian itu membuat kalian bahagia bukan menderita."

"You're right. I don't think I am as happy as I used to be. Kayaknya aku harus pindah flat deh, mungkin dengan terpisah kayak dulu, kami bisa berkomunikasi lebih baik."

"Bisa dicoba. Ya sudah, beneran gak mau masuk nih?"

"No. Aku langsung pulang aja. Kamu nanti malam ngumpul sama komunitas Indonesia kan?"

"Iya. Buka bersama.

"Sama Rian?"

"Matt..."

"Okay.. Okay... Pokoknya aku gak mau ya denger kalau kamu sampai disakitin dia lagi! Aku kirim dia ke emergency room kalau berani begitu" ancam Matt.

"Kok makin hari makin nyeremin sih kamu. Tapi gak apa-apa, body guard emang harus gitu."

"Damn! Aku cuma dianggap body guard? Oke...aku kirim invoice ke e-mail-mu ya! Empat puluh dolar per jam."

"Itu sih mau bikin aku jatuh miskin namanya!! Berapa sih gaji barista sampai mampu hire orang segitu mahalnya?"

"Halah, tabunganmu sama aku aja masih banyakan kamu berkali lipat, Lan!"

WellyLoveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon