Teuing, Ah!!

429 72 11
                                    

"Oooh... Ternyata calonnya Lana.. Alhamdulillah..." kata Mas Adi.

"Siapa Mas?" Tiba-tiba Aji dan beberapa yang lain muncul.

"Ini lho, Ji.. Ternyata Lana udah punya calon.." jelas Mas Adi yang sudah termakan oleh kata-kata Rian.

"Waaaah... Pantesaaan Kak Lan gak mau dicomblangin sama yang lain, ternyata nungguin Abang!!" Kata Aji yang suaranya mengalahkan speaker masjid sambil menepuk-nepuk pundak Rian.

"Waaahhh.. Lanaaa...Ternyataaa diam-diam udah ada calon yaaa" kata Mbak Ning yang mendengar suara toa si Aji.

"Ah.. ngaku-ngaku aja si Rian. Kepikiran juga enggak nyari calon suami."ketusku sambil melotot ke arah Rian.

"Namanya jodoh mah gak ada yang tau Kak Lan.. Biar kata sudah terpisah lama, bahkan terpisah karena KUA, kalo jodoh mah balik lagi." Kata Aji. Ini anak mulutnya yaa!!

"Jadi kapan rencana meresmikannya?" Tanya Mas Adi.

"Gak ada rencana, Mas!! Itu sih Rian aja asal njeplak!!" Kataku.

Sabar Lanaaa... Puasaaa.. Puasaaa... Aku mengulang kata-kata itu dalam hati seolah merupakan mantra yang harus aku rapal agak memiliki kesabaran yang hakiki.

"Iya, Mas. Lana sih belum ada rencana, baru saya aja yang rencanain. Belum dalam waktu dekat sih Mas, saya juga masih ada urusan yang harus saya selesaikan dulu."

"Yaa.. Banyak berdo'a aja. Minta waktu yang terbaik. Jika memang cepat adalah waktu yang terbaik, jangan ditunda. Menikah itu kan ibadah. Penyempurna agama." Kata Kang Acit yang kebetulan ada di situ juga.

"Saya minta do'anya." Kata Rian.

"Saya juga. Do'ain supaya laki ini gak kebanyakan halusinasi." Kataku kesal.

"Eeh.. Lana.. Siapa tahu memang jodoh, kita gak ada yang tau. Mbak Ning aja dulu gitu sama Kang Acit, benci-benci kesel, taunya rindu." Kata Mbak Ning.

"Jangan rindu, Mbak. Kata Dilan berat!" Celetuk Aji.

"Ah, kamu Ji. Belum pernah ngerasain nikmatnya rindu sih.."

"Apaan? Gak ada nikmatnya Mbak.. " bantah Aji.

"Karena gak kamu bawa dalam do'a. Berdo'a pas lagi rindu itu khusuk, Ji. Nikmat. Serasa makin dekat."

"Ih.. jadi kemana-mana kan.. Udah yuk duduk, sebentar lagi buka lho! Lana dipisahin dulu ya, nanti abis buka boleh barengan lagi sama Rian."

"Kang Acit apa-apaan sih!! Mau diculik juga gak apa-apa.. Sana bawa yang jauh.."

"Nanti kamu pulang sama siapa kalau aku diculik?" Ledek Rian yang gak ada pekanya sama sekali kalau aku kesel.

"Ada über ih!!"

"Oooh.. Jadi udah mau barengan nih sekarang.. Cieee!!!"

"Ajiiii!!!!"omelku.

🍁🍁🍁🍁

"Kenapa sih harus ngaku-ngaku calon suami aku segala? Emangnya aku pernah bilang mau jadi istri Kakak semenjak Kakak ke sini? Enggak kan?" Kataku emosi saat di perjalanan pulang.

"Kan calon istri AKU, jadi AKU yang mau!"

"Ya terus kalau akunya gak mau? Kok nekat banget ngaku-ngaku? Kalau cuma karena MAU, aku juga bisa aja ngaku-ngaku calon istrinya Iqbaal!"

"Iqbaal siapa?"

Sapiii... Malah nanya Iqbaal siapa.. Fokusnya bukan di situ Om Minyaaak!!!

"Itu yang jadi Dilan" tapi akhirnya aku jawab juga.

WellyLoveWhere stories live. Discover now