Day 006

64 2 0
                                    

2018.03.12
Eye Contact
Kontak Mata

Seorang wanita memegang tangan seorang pria sementara mereka berjalan menyusuri jembatan yang basah.

Sudah musim semi lagi. Beberapa bunga liar mekar di dekat kaki mereka yang langkahnya tidak surut, seolah ingin menyapa tapi canggung. Wanita dan pria itu sangat diam. Tidak ada yang mereka bicarakan, seperti yang seharusnya mereka lakukan.

Lupakah mereka? Mereka telah bersama selama lima tahun sekarang dan ini pertama kalinya mereka tidak saling bicara atau saling melihat satu sama lainnya.

Meski begitu, mereka masih berpegangan tangan. Siapa membawa langkah siapa, tidak ada yang tahu pasti. Jiwa mereka berkelana. Mungkin tepatnya jiwa lelaki itu. Dia telah ada entah dimana. Di seberang, di tempat lain, dimanapun... Yang jelas bukan disini lagi ---bersama wanita itu.

Wanita dan pria itu mengulang setiap langkah mereka hingga mereka tiba di depan sebuah rumah. Sang wanita menaiki satu anak tangga batu, lalu berhenti.

Dia melonggarkan pegangannya pada tangan lelaki itu. Dia tidak menatap mata si lelaki, tetapi dia berbicara dengan suara yang bergetar.

"Ayo, kita akhiri saja." katanya lirih.

Hening.

Si lelaki tidak mengangkat kepalanya atau bereaksi sama sekali.

"Ayo, kita akhiri hubungan ini." ulang wanita itu lagi.

"Kenapa?" lelaki itu balas bertanya. Dia menghindari kontak mata dengan sang wanita, mengalihkannya ke rerumputan malang yang dipijak oleh kakinya.

Wanita itu menghela nafas, mencegah airmatanya agar tidak jatuh seperti salju yang terakhir mereka lihat sebulan yang lalu. Dia memaksa bibirnya untuk terbuka dan menjawab,

"aku sudah tidak tahan lagi."

"Tapi aku mencintaimu." sela si lelaki.

"Tidak. Kau sudah berhenti mencintaiku sejak lama. Sejak setiap keheningan kita terasa seperti neraka. Sejak setiap pertengkaran kita tidak berarti apa-apa. Sejak setiap pelukan kita sudah tidak saling menghangatkan. Dan sejak pertama kali kau bertatapan dengan wanita itu... Kau tidak perlu memberitahuku. Tapi kontak mata kalian telah menyampaikan padaku segalanya."

"..."

"Kau jatuh cinta pada orang lain, maka segala sesuatu yang kita lakukan setelah hari kau menatapnya waktu itu terasa sangat sia-sia. Termasuk hari ini."

Si lelaki memandang wanita yang berbicara sambil menangis itu dan berusaha untuk meraih tangannya. Tetapi dia lupa, wanita yang sakit hati lebih tegar daripada airmata yang dijatuhkannya.

Wanita itu menaiki satu anak tangga lagi, berputar dan berbicara kepada si lelaki untuk terakhir kalinya.

"Aku menyesali segalanya, termasuk percakapan ini. Tapi aku baik-baik saja. Silakan pergi karena sekarang aku mengerti; tatapan bisa menggoyahkan dan kesunyian bisa menakutkan."

388 🍂

Meraki [ Short Story Compilation ]Where stories live. Discover now