Day 027

30 6 2
                                    

2018.04.02
Closed Door
Pintu Tertutup

Sayang,
Setelah ini berakhir,
Jangan berjalan di belakangku,
Sebab bukan punggungku yang membuatmu jatuh cinta,
Dan jangan pula berjalan lebih dulu di depanku,
Sebab bukan punggungmu yang ingin kuingat,

Berjalanlah bersisian denganku,
Seperti ketika kedua tangan kita bertaut,
Ketika hari paling indah —tentang senyumku atau bayanganmu yang menutupiku dari sinar matahari,

Berjalanlah di sampingku,
Seolah perjalanan ini tidak pernah kita lalui,
Seolah ini hanyalah bagian kecil dari mimpimu
yang harus segera kau lupakan,

Walaupun nantinya aku dan kau akan berjalan seperti dua orang asing,
Setidaknya kita tidak saling membenci,
Sebab kita adalah dua orang yang tahu kapan harus berhenti
sebelum saling menyakiti.
Sebab kita adalah dua orang yang tahu,
bahwa penghujung kalimat ini adalah sebuah titik,
yang tidak perlu mengubahnya menjadi koma.

Sebab aku dan kau adalah dua orang yang tahu,
Tuhan menutup pintu hati kita agar terus berjalan ke depan,
Menutup kisah buruk yang tidak perlu kita kenang,

Jadi jangan berjalan di belakangku,
Sebab aku khawatir nantinya tidak akan menemukanmu,
Dan jangan pula berjalan lebih dulu di depanku,
Sebab aku khawatir nantinya kau tidak akan melihatku,

Berjalanlah bersisian denganku,
Meskipun kau berada di seberang jalan yang lain,
Sebab hanya dengan begitu,
Kita bisa menjadi orang asing lagi yang saling jatuh cinta,
Bisa saja kita bertemu di toko buku,
Atau kedai kopi,
Atau kafe,
Atau festival...

Dan kita bisa memulainya dari awal lagi.

228 🍁

Special note.

Apa yang akan kalian lakukan jika kalian terlanjur jatuh cinta dengan seseorang yang ternyata masih mengingat masa lalunya? Sekuat apapun kalian berusaha untuk membuatnya berpaling, dia tetap hanya melihat ke satu arah, ke masa lalunya. Dan ketika kalian pikir dia hampir memperhatikan kalian, dia malah ingin menikah —dengan seseorang dari masa lalunya itu?

Aku rasa, begitulah yang namanya pintu tertutup. Dia menutupnya untukku dengan satu alasan. Masa lalu. Masa lalu yang akan menjadi masa depannya sementara aku hanya menjadi selingan di masa kininya.

Sedih? Tentu saja. Kalau gak sedih, bisa jadi aku sudah gila.

Meraki [ Short Story Compilation ]Where stories live. Discover now